12.

1.2K 206 15
                                    

Jangan lupa vote..


















Senyuman manis milik Irene belum pudar sedari tadi. Apa lagi saat ini di sebelahnya Kaesa menyetir mobil miliknya untuk mengantarkan Irene berkerja ke rumah sakit. Dia juga tersenyum senang saat Alea juga ikut dengan mereka karena penasaran dengan tempat kerja Irene.

Ucapan cinta Kaesa kemarin membuat hati Irene berbunga-bunga dan bingung. Apakah Kaesa masih menyimpan rasa kepadanya? Kalau iya, terus apa maksudnya kalau hatinya sudah berpindah dan dia sudah memiliki pasangan?

Bahkan setelah mengucapkan kata cinta satu sama lain, mereka belum meresmikan hubungan mereka. Mereka terbangun di pagi hari dengan keadaan yang biasa seperti tidak terjadi apapun.

"Jaa.. Sudah sampai" Ujar Kaesa sambil tersenyum ke arah Irene.

Irene ikut tersenyum, "Alea sayang, turun yuk?" Alea mengangguk semangat.

Irene keluar dengan menggendong Alea di depan. Sedangkan Kaesa hanya bisa menggeleng dan tersenyum tipis. Dibawakannya tas sling bag milik Irene dan jas dokternya.

"Irene.." Panggil Kaesa lembut saat dirinya berada di belakang Irene.

Irene menatap Kaesa tidak enak, "Maaf ngerepotin"

Kaesa terkekeh. Diusapnya kepala Irene lembut, "It's okay.."

"Mommy! Aku mau jadi doktel" Seru Alea senang.

Kaesa tersenyum tipis, "Mama kamu juga doktel loh"

Senyum Irene luntur seketika, "Iyakah? Mama Alea juga dokter?" Tanya Irene berusaha ceria.

Alea mengangguk, "Iya! Alea pelnah lihat foto mama pake jas doktel sama seperti tante Ailin"

Irene mengangguk, "Kalan-kapan tante Irene pingin ketemu mama Alea. Boleh ya?"

"Boleh! Tapi mama belum bangun.." Ujar Alea lirih.

"Alea.." Panggil Kaesa.

Alea mendongak menatap Kaesa, "Sini sama mommy. Tante Irene ingin berkerja" Ujar Kaesa.

Dia berusaha mengalihkan perhatian Alea supaya tidak kembali membahas Aletha. Dia tidak mau melihat Alea sedih saat ini.

Alea mengangguk panuh, "Tante Ailin kelja baik-baik ya? Nanti Alea jemput baleng mommy"

Irene mengangguk, "Hati-hati ya sayang.. Kamu juga hati-hati Sa.." Peringat Irene.

Kaesa mengangguk. Dikecupnya pipi Irene singkat membuat pipi Irene kembali merona malu.

"Nanti makan siang aku mampir. Bye.." Ujar Kaesa sambil memberi wink kepada Irene.

Meninggalkan Irene yang mematung di dalam ruangan miliknya. Meninggalkan Irene dengan pipinya yang kembali merona merah. Kaesa memang pintar memporak-arikkan isi hatinya.

"Kaesa.."

****

"Lo yakin cara ini berhasil?" Tanya Kaisar.

Sekarang mereka empat sekawan berada di cafe milik Lisa yang dia bangun sendiri. Duduk di depan kaca yang menunjukkan pemandangan bunga lily.

Kaesa menghela napasnya. Ditatapnya cangkir hot americanonya. "I dunno.."

Lisa menghela napas lelahnya, "Lo tau? Karena rencana ini gue jadi maki-maki Irene dari kemarin. Apa lagi liat doi nangis kemarin. Gara-gara itu gue dimarahin Rose tau?! Jadi ngga enak gue sama dia"

Lintang Rasa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang