20. Epilog

2.2K 222 7
                                    

Jangan lupa vote..























"Kamu bisa jemput aku sekarang kan? Kepala aku pusing banget"

Wanita yang ditelpon hanya bisa menghela nalas, "Aku kan sudah bilang Rene.. Jangan praktek dulu. Ngeyel sih!"

Terdengar suara dengusan, "Bisa ngga sih jangan ngomel-ngomel terus? Istri lagi hamil tua juga! Marah-marah terus!"

"Iya-iya aku jemput. Tapi aku jemput Alea dulu ya?" Ujar wanita tadi sambil membungkuk sipan kearah pegawainya.

"Iya. Hati-hati sayang. Bye"

"Bye.." Ujar wanita itu dan mematikan panggilan.

Kaesa Laurena Naratama. Presiden Direktur besar pemilik perusahaan sabun cuci baju, restoran, dan cafe. Wanita dewasa yang sudah berumur 30 tahun ada bulan agustus kemarin. Sekarang bulan september.

Kaesa sudah menikah dengan Irene tepat diumurnya yang ke 28. Alea anaknya sudah tumbuh dengan baik, bahkan sekarang umurnya akan menginjak 9 tahun. Dia sekarang sudah duduk dibangku SD kelas 4.

Dia masih saja melanjutkan kerjanya di Korea dan Amerika. Dia masih sering bolak-balik untuk melihat perkembangan perusahaan kecil-kecilan milik keluarga Kaisar, Lisa, dan Chandra yang sudah menjadi kewajibannya sebagai Direktur yang memiliki kekuasaan yang sangat besar.

"Mommy!!" Seru Alea saat melihat Kaesa berdiri menyender di mobilnya.

Alea berlari kearah Kaesa yang sudah merentangkan tangannya, "Gimana sekolahnya? Menyenangkan tidak?" Tanya Kaesa sambil membukakan Alea pintu mobil.

"Good mom! Tadi ada soal matematika, tapi semua temen Alea tidak bisa jawab. Cuma Alea saja yang bisa jawab" Ujar Alea semangat.

Kaesa tersenyum tipis dan mengelus puncak kepala Alea, "Ditingkatkan terus ya?" Ujar Kaesa yang dibalas anggukkan antusias.

"Kita jemput mama dulu mau? Mama lagi sakit" Ujar Kaesa sambil membelokkan mobilnya.

Setelah di PHK 4 tahun yang lalu, Irene berinisiatif membuka praktek sendiri dibantu dengan Lisa dan tentu saja dirinya juga. Ada praktek dokter anak, psikiater, psikologi, dokter umum, dan penyakit dalam. Bahkan dokternya cantik dan ganteng, seperti Rose, Dio, Friska, Jisoo, dan tentu saja istri tercinta.

"Really?! Padahal Alea sudah suruh dirumah aja. Nanti dedek bayinya ikut sakit gimana?!" Ujar Alea kesal.

Kaesa terkekeh, "Kamu kalo berani marahin sana. Mommy ngga mau ikut-ikutan"

Alea mendengus, "Katanya pak guru olah raga Alea. Kalo momny takut sama marahnha mama, itu artinya mommy takut sama istri!"

Kaesa tertawa receh, "Ngga ah. Kamu jangan ngada-ngada. Dah sana turun jemput mama kamu" Suruh Kaesa.

Tanpa babibu lagi Alea turun terlebih dahulu meninggalkan Kaesa yang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan saat melihat tingkah anak sulungnya yang begitu menyebalkan menurutnya.

"Selamat siang bu Direktur.." Sapa wanita yang berdiri di resepsionis.

Kaesa menunduk sedikit, "Selamat siang.. Kalian semua jangan lupa makan ya"

3 orang wanita yang berdiri dibalik meja resepsionis itu mengangguk semangat, "Tentu bu. Terima kasih telah mengingatkan.."

Kaesa mengangguk dan tersenyim tipis, "Saya pamit ya? Saya mau cari Irene dulu.."

"Oh dokter Irene ada di ruangannya bu. Wajahnya sedikit pucat tadi, makanya dokter Rore dan dokter Friska menyuruhnya pulang" Ujar salah satu wanita itu.

Lintang Rasa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang