[13] SOUL

1.2K 139 6
                                    

“Semoga dia baik-baik saja”

***

Seseorang tengah melesat begitu cepatnya menerobos kegelapan hutan yang begitu pekat, kedua kaki nya ia pijakkan begitu cepat pada pepohonan serta bebatuan yang disana. Gerakan nya melambat ketika tempat yang ia tuju sudah berada didepan matanya, pijakan terakhir pada sebuah batu besar di tepi danau. Begitu sunyi dan tenang, sosok itu duduk dengan kedua tangan ia arahkan kebelakang untuk menyangga beban tubuhnya. Mata yang terpejam dan helaan napas mengiringi sosok bermanik emas itu, tersenyum tipis lantas mengingat kejadian beberapa jam yang lalu sebelum dirinya menemui pemuda bernama Huang renjun.

- Flasback -

‘Sial, bahkan sudah 3 hari tapi luka nya belum menutup’ umpatan keluar dari sosok yang sedang berdiri memandang jauh keluar jendela.

Sosok itu tengah memegang lehernya yang terdapat luka menganga akibat gigitan. Ia meringis pelan ketika luka nya bergesekan dengan baju nya. Ketika terlalu fokus meraba luka yang berada dilehernya. Ia dikagetkan dengan sosok lain yang tiba-tiba seenaknya masuk kedalam kamarnya.

‘Hyung..’ ucap sosok itu dingin dengan raut muka terkesan datar.

‘Bisakah kau mengetuk pintu dulu, sialan!’ Umpat sosok bermanik emas pada sosok di hadapannya. Ia lekas merapikan krah baju nya dan bersiap untuk keluar, ia mendengus kesal dan tak memperdulikan tatapan sosok dihadapannya. Ia mulai melangkah pergi, namun suara dari sosok yang sedang ia lalui menghentikan langkahnya.

‘maaf, hyung..’ sosok itu menatap telak pada manik emas sosok yang lebih tua darinya.

Mark tau ini bukan sepenuhnya salah pemuda dihadapannya saat ini, hanya saja entah kenapa ia merasa kecewa.

‘aku selalu memaafkanmu jeno, tapi tidak untuk shadow soul yang ada di tubuhmu. kau harus segera mengeluarkan parasit itu dalam tubuhmu.’ Ucap mark yang mulai melangkahkan kaki nya pergi.

‘Shadow soul bukan parasit mark, kau menyebut jiwa ayahku sebagai parasit?!’ teriak jeno tak terima

‘jika bukan parasait lalu aku harus menyebutnya apa jen? Lihat dirimu.. kau akan kehilangan dirimu sendiri jika tetap membiarkan jiwa ayahmu hidup didalam tubuhmu.’ Lirih mark menatap dalam pada sepasang iris merah jeno. Ia menghela napas pelan kemudian berjalan keluar kamarnya.

‘Kau tak mengerti apa-apa mark’ ucap lirih jeno namun masih bisa terdengar jelas oleh sosok yang lebih tua. Mark yang mendengar itu pun hanya bisa tersenyum tipis dan menghentikan langkahnya kembali.

‘Seorang ayah tak seharusnya melakukan perbuatan seperti itu jen. melakukan penyegelan darah kepada putranya sendiri? Itu sama saja seperti seorang ayah yang menginginkan anaknya mati, ah.. atau lebih tepatnya membunuh putranya sendiri?..’ mark menolehkan kepalanya kebelakang, dapat ia lihat jelas jika jeno, pemuda itu seolah mengerti jelas apa yang disampaikannya. Mark tertawa miris ‘Ya, aku memang tidak mengerti apa-apa, kau benar. Memang siapa aku? Tapi satu hal yang harus kau tau, aku melakukan ini semua demi dirimu, demi kebaikanmu dan demi tujuan awal yang sudah kita rencanakan. Aku harap kau ingat itu.’

Jeno tertegun, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Semua yang dikatakan mark memang tidak sepenuhnya salah. Entah kenapa ia bahkan lupa dengan tujuan awal yang sudah mereka rencanakan sedari awal. Bahkan ia berani melukai bocah hunter itu, hal yang tak seharusnya terjadi malah terjadi karena ulahnya. melukai jaemin bukanlah bagian dari rencana yang sudah mereka buat. Ia benar-benar dikendalikan oleh nafsu shadow soul dalam dirinya.

Jeno mengusap wajahnya kasar, Mark yang melihat itu hanya tersenyum simpul kemudian melesat pergi begitu saja

-Flasback Off-

“Apa yang harus kulakukan padamu Jeno?” ucap mark lirih.

Srakk srakk

Tiba-tiba terdengar suara gemerisik dari arah semak-semak yang tak jauh dari sebelahnya. Mark yang mendengar itu langsung memasang alarm waspada, bisa saja itu adalah strigoi atau vampire lain yang berniat jahat kepadanya. mengingat jika tempat yang ia singgahi saat ini merupakan wilayah yang dekat dengan perbatasan 3 jenis clan, sekaligus tempat munculnya para strigoi untuk pertama kalinya.

Ia tak takut. Hanya saja.. kenapa ia tidak bisa merasakan apapun? Kalau yang berada dibalik semak-semak itu adalah strigoi ataupun vampire lain, tentu ia dapat merasakan aura nya bukan. Tapi kenapa ia sama sekali tak merasakan apapun. Ini mencurigakan..

“Apa cuma hewan? Ah.. tentu saja jika itu hewan sekalipun, seharusnya aku masih bisa merasakannya bukan” mark bergumam

Srakk srakk

Suara gemerisik itu lagi-lagi terdengar. Mark yang merasa tengah dipermainkan itu pun menggeram marah. Ia mengepalkan tangannya yang mulai berubah menjadi sedikit menghitam dengan kuku-kuku hitam yang mulai memanjang.

“Aku tau ada orang disana! Cepat keluar!” mark berteriak lantang mencoba mendekati semak-semak itu. ia berjalan semakin dekat namun tetap saja tidak ada pertanda bahwa seseorang dibalik semak itu akan keluar menampakkan diri “Strigoi, Vampire, Atau makhluk lain sekalipun itu, cepat keluar sialan!”

Hening.

“Baiklah, karena kau tak mau keluar. Aku akan-”



Srett..



Brukk..
















“Aakkhh... ”


***

Oke, segini dulu ya guys😂
Semoga bisa mengobati kerinduan kalian walaupun part kali ini lebih sedikit.

Maaf juga karena ga jadi double up.. Soalnya part yang sudah aku buat sebelumnya aku rombak. Dan baru segini yang aku tulis lagi..

Baiklah, see u in the next chapter everyone .. 👋🏻

Fyi, kayak nya aku udah mulai hafal sama readers setiaku, entah itu ada beberapa yang selalu vote dari awal. Intinya aku seneng.. jangan lupa komen juga ya, biar aku nya makin semangat😊

Aku nunggu chapter ini dapet 50 Vote dulu baru up next chap.. jadi tunggu aja ya☺️

***

05 Januari 2021

-Mozachim-

VAMPIRE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang