Sudah terhitung lima hari sejak peristiwa penyerangan oleh bangsa vampire terhadap para pemburu. terhitung juga sejak vampire bernama mark itu membuat jaemin tak sadarkan diri karena mencoba mempertemukannya dengan sosok vampire bermata merah itu. Dan selama lima hari itu pula ia harus bolak-balik keluar mansionnya untuk melihat keadaan bocah itu. Sungguh kegiatan yang melelahkan namun sangat menarik.
.
Dan disinilah mark, melesat melewati pepohonan serta bebatuan di tengah hutan. Menuju sebuah mansion tua yang jauh dari kehidupan makhluk hidup lain diluar hutan. Ditengah ia melesat, sebuah ingatan tiba tiba muncul dikepalanya dan membuatnya harus berhenti. Ia tersenyum tipis, ia teringat kejadian dimana ia berdiri disamping bocah pemburu itu.
‘bocah itu benar-benar memabukkan. Ck.. menghirup aroma darahnya dari sedekat itu benar-benar akan membuatku hilang kendali..
..bagaimana bisa aku tidak menyadarinya selama ini..
..apa aku bisa mencicipinya walau sekali?’
Mark yang sadar dengan apa yang dipikirnya langsung menggeleng cepat. ‘bodoh.. sadar mark, tujuanmu bukan untuk itu’ ia kembali teringat, saat ia tengah mengintai bocah itu. Ia sempat melihat pemuda lain tengah berada dikamarnya. Namun sayang, ia hanya melihat bagian dada ke bawah tubuh pemuda itu saja. Ia tak bisa melihat wajahnya. ‘apa dia teman bocah itu? kurasa pemuda itu juga pemburu vampire’
***
Disebuah mansion tua
Disana, tepat didepan sebuah jendela besar. Sosok pria tengah duduk dikursinya, manik merahnya memandang kosong ke luar. Hawa dingin menyeruak, mendominasi disetiap sudut ruangan itu.
Suasana yang semula hening kini berubah pecah akibat sebuah suara yang ditimbulkan oleh langkah sepatu yang memasuki ruangannya.
Tap tap tap
Krieett~ terdengar bunyi pintu yang tengah dibuka
“Apa bocah itu sudah sadar mark?” tanya sosok itu tanpa menoleh.
Yang ditanya merotasi bola matanya malas, seakan jengah dengan apa yang ditanyakan.
“Apa tidak ada pertanyaan lain dari bibirmu itu? Setiap aku datang kau selalu bertanya dengan pertanyaan yang sama, apa kau tidak mau menanyakan kabarku dulu? Entah aku terluka atau tidak? Apa kau tidak peduli padaku?!”
Salah satu tangan sosok itu terulur untuk meraih gelas berisi cairan merah pekat, diminumnya cairan tersebut. sosok itu menaruh kembali gelasnya lalu menghela nafas kecil.
“sudahlah mark. Melihatmu berada disini sekarang bukankah itu sudah menjadi bukti bahwa kau baik-baik saja. Jangan terlalu mendramatis.”
“k-kau..” mark melotot mendengar jawaban yang dilontarkan sosok didepannya. Ia berteriak dalam hati ‘dasar vampire labil..’
“kau mengataiku mark?” mark yang merasakan atmosfernya tiba-tiba berubah langsung mengerti dan mencoba mengganti topik pembahasan.
“Uhm bocah itu sudah sadar, dan kudengar ia akan pergi ke kota hari ini untuk bertemu para pemburu” jelas mark. ia menatap lekat sosok didepannya untuk menunggu sebuah jawaban, ketika tak kunjung ada jawaban ia mencoba bersuara kembali. Namun belum sempat melontarkan kalimatnya sosok didepannya bersuara
“bersiaplah kita akan menuju ke kota” mark yang mendengarnya langsung mengangguk. Ia kemudian berjalan keluar meninggalkan ruangan itu untuk bersiap.
Sebuah seringaian tercetak jelas dibibir sosok ber iris merah itu
‘kita akan bertemu lagi, dan..
..kurasa aku tidak akan menahannya lagi kali ini..
..bersiaplah Na Jaemin..’
***
Akhirnya bisa lanjut nulis juga. Hehe 😂
Ada yang kangen nggak?
Kangen sama author/ceritanya gitu, kangen nggak? 😳
Kurasa nggak ada. awokwok 🤣Gapapa deh kalau nggak ada yang kangen. Intinya Aku mau ngucapin terima kasih buat yang udah vote, komen, atau follow akunku.
Kalian memberiku semangatttt..!!! oke itu aja.. bye bye 😜
***
27 Nov 2019
Terima kasih udah luangin waktu buat baca ceritaku. Jangan lupa tinggalin vote, komen, dan follow akunku buat info update selanjutnya. See you! ˶⚈Ɛ⚈˵
-MozaChim-
KAMU SEDANG MEMBACA
VAMPIRE HUNTER
Vampire"The taste of your blood is like opium to me, Na Jaemin" - Lee Jeno "We are destined to kill each other" - Na jaemin ⚠️WARNING!!⚠️ BOYS LOVE STORY RATE - M DON'T LIKE IT, DON'T READ IT