“Kau bisa tenang? Aku bertemu denganmu tidak untuk ini. Kemari dan mari kita bicarakan dengan baik. jaemin”
“brengsek, sialan. Apa kau pikir aku ingin berbicara dengan vampire sepertimu. Kemari dan lawan aku. Oh, apa kau takut melawan bocah pemburu sepertiku ini. Apa kau takut akan mati seperti para pure vampire lainnya seperti kejadian 15 tahun yang lalu.”
jaemin memberikan senyuman mengejek kepada sosok itu. dan dapat dilihat jika sosok vampire di hadapannya sudah mulai tersulut emosi. Terbukti dengan gurat-gurat hitam yang mulai bermunculan di tubuhnya. Jaemin terpaku. Jujur ini pertama kalinya ia melihat dan akan melawan seorang pure vampire. Apalagi melawan mereka seorang diri. Mereka benar-benar berbeda dengan kebanyakan ras vampire lainnya. Bisa dibilang seorang pure vampire adalah raja para vampire.
“kau tidak tau yang sebenarnya terjadi jaemin, jadi jaga ucapanmu dari sekarang atau aku akan mulai bersikap kasar padamu.” sosok vampire itu mencoba bersikap tenang, mencoba menahan gejolak lain yang akan muncul. “aku tidak menyangka pertemuan kita harus terkesan tidak baik seperti ini, kau tau.. aku sudah lama ingin bertemu denganmu.” Lanjutnya dengan sebuah senyuman tipis. Ia menatap jaemin lekat dengan tatapan yang sulit diartikan.
Jaemin masih tidak bergeming, ia masih setia menatap guratan-guratan lain yang menjalar pada wajah vampire itu dan juga tangan yang mulai menghitam dengan kuku-kuku panjangnya. Jangan lupakan Mata yang semakin berwarna darah. Sungguh jaemin dibuat terpaku. ‘apa ini sosok aslinya?’
“aku sudah mencoba untuk menahannya sedari tadi..”
Sosok itu mulai berjalan mendekat ke arah jaemin berada, jaemin yang melihat itu mulai mundur ke belakang. “..tapi kurasa aku sudah tidak bisa menahannya lagi sekarang..” sosok itu menyeringai, jaemin menatap ke sekeliling ruangan mencoba mencari sesuatu yang bisa dijadikannya senjata. Jika saja tubuhnya dalam keadaan pulih, mungkin saja ia tidak akan susah payah memakai untuk senjata.
“aku ingin darahmu”
***
“apa kau bilang?!” haechan memekik keras, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang didengarnya sekarang. Ia memijat pelipisnya pusing. Terlalu banyak hal yang harus ia pahami mengenai apa yang terjadi, dan sekarang ia mendengar sebuah fakta yang mencengangkan.“aku tau ini sulit dimengerti, tapi kumohon percayalah.” Mark mencoba menenangkan pemuda didepannya. Haechan yang mendengar perkataan mark mencoba untuk tenang walau didalam lubuk hatinya ia sangat cemas
“aku butuh waktu untuk membuktikan semua perkataanmu” haechan menatap tajam mark lalu menghela nafas kasar. “jadi maksudmu sekarang jaemin sedang bertemu dengan Pure Vampire itu? lanjutnya. Mark mengangguk
“kau bisa membuatnya mati, sialan! Dia bahkan belum melalui masa pendewasaannya, bagaimana bisa kau membuatnya berhadapan dengan pure vampire itu!” haechan mengacak rambutnya frustasi, ia berdiri dari duduknya. Ia menatap lantai atas mansion dimana jaemin berada. Pikirannya sangat kacau. Ia sangat khawatir, bagaimana jika pure vampire itu sampai hilang kendali.
“kau tidak perlu khawatir. jika pure vampire itu sampai hilang kendali, aku adalah orang pertama yang akan mencegahnya. Kau bisa mempercayaiku” ucap mark seakan mengetahui pikiran haechan.
“bagaimana kau akan mencegahnya? Seorang Pure vampire yang hilang kendali itu sangat berbahaya, ia bisa menjadi buas.. bahkan ia tidak akan peduli bahwa kau temannya, kau bisa saja ikut mati terbunuh. apa kau tau itu?” haechan melayangkan protes pada sosok mark yang tengah duduk.
“apa kau tidak melihat warna mataku? Menurutmu bagaimana bisa warna mataku seperti ini?” ucap mark dengan suara rendah
Haechan terdiam dengan perkataan mark, ia seakan lupa bahwa vampire biasa tidak mempunyai warna mata Emas pada umumnya, kecuali jika.. “M-maksdumu k-kau..” haechan menatapnya tak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
VAMPIRE HUNTER
Vampire"The taste of your blood is like opium to me, Na Jaemin" - Lee Jeno "We are destined to kill each other" - Na jaemin ⚠️WARNING!!⚠️ BOYS LOVE STORY RATE - M DON'T LIKE IT, DON'T READ IT