[6] Will Meet

1.9K 262 10
                                    

Jaemin melangkahkan kakinya dengan cepat menuju gedung tua yang sudah dapat dilihat oleh manik biru nya. Dan disini lah jaemin berada sekarang. Di depan sebuah mansion tua yang berada di belakang kota. ia dapat merasakan aura mark yang semakin terasa dari dalam mansion itu. amarahnya semakin memuncak, Ia benar-benar tak akan segan untuk membunuhnya kali ini. Bagaimana tidak, vampire itu sudah membuatnya tak sadarkan 5 hari lamanya. Dan tentang pembantaian malam itu, ia benar benar akan membalasnya.

Jaemin menarik nafas, ia kemudian mendobrak pintu bangunan itu dengan sangat keras yang mana membuat pintu itu langsung rusak dan jatuh ke lantai yang berdebu. Bersamaan dengan terbukanya pintu itu, angin serta debu dari dalam rumah itu menerpa tubuhnya. Hawa dingin langsung menyeruak menghantam kulit putih jaemin.

'sial, aku akan membunuhmu Mark, tunggu saja'

***

Di dalam sebuah ruangan terlihat sosok ber iris merah tengah duduk di sebuah sofa. Ia menatap lekat seorang anak kecil yang tidak sadarkan diri dipangkuannya. Jari jari pucat dan dinginnya mengusap pipi anak itu, usapan nya perlahan mulai bergerak ke bawah menelusuri area rahang hingga sampai berada tepat di nadi leher anak kecil itu. dapat ia lihat dengan jelas bagaiamana nadi anak itu berdetak dengan darah yang mengalir didalamnya. Seringaian pun muncul di bibir merahnya.

'aku sebenarnya tidak suka membunuh anak-anak, tapi karena nantinya kalian akan jadi sebuah ancaman bagi jaeminku. Maka aku tidak akan segan-segan membunuh kalian' ia tersenyum tipis

sosok itu menggores sedikit kulit leher anak itu dengan kukunya. Yang mana membuat sedikit darah merembes keluar akibat goresan tersebut. terdengar rintihan kecil anak laki-laki itu. ia mengusap darah itu dengan ibu jarinya kemudian mengendus nya sedikit 'darah strigoi, ehm.. kau benar-benar ingin bermain denganku rupanya, paman'

"Bocah itu sudah datang"

Sebuah suara tiba-tiba mengintrupsinya, sosok ber iris merah itu lantas mendongakkan kepalanya untuk melihat seseorang yang sudah berdiri di hadapannya kini. Sosok itu tersenyum kemudian bersandar, ia tak menghiraukan rintihan serta darah yang masih merembes keluar dari leher anak itu. atensi nya sekarang teralihkan pada seseorang dihadapannya.

'bagus, aku sudah tidak sabar bertemu dengannya lagi'

"Ingat ini, aku tak ingin kau gegabah seperti malam itu. kau tak ingin bocah itu terbunuh bukan, maka coba kendalikan aura serta hasratmu itu. aura mu terlalu kuat untuk seorang pure hunter yang belum menginjak masa pendewasaannya. Dan ingat tujuan awal kita mendekati bocah itu"

'akan kucoba'

"baiklah, aku percaya padamu. Aku akan menunggu diluar, kurasa bocah itu tidak akan datang sendirian kali ini."

'maksudmu dia bersama temannya?'

"mungkin, karena ketika aku mengintainya, ada seorang pemuda yang menjaga bocah itu dikamarnya. aku belum sempat melihat wajahnya, jadi aku belum memastikan dengan benar siapa pemuda itu." Jelasnya yang membuat sosok dihadapannya mengernyit tidak suka. "baiklah, aku akan keluar sekarang" namun sebelum benar-benar keluar. Sosok yang tengah duduk disofa itu memanggilnya.

'mark'

Mark menghentikan langkahnya dan menoleh kepada sosok yang memanggilnya. ia berdehem singkat untuk menjawab panggilan itu. sosok itu tidak menatapnya, iris merah sosok itu menatap jauh ke luar jendela. Helaan nafas terdengar oleh telinga mark.

'jika aku hilang kendali lagi..

Sosok itu menjeda kalimatnya, kemudian menatap mark dengan tatapan yang susah diartikan. Mark yang melihat itu seakan tau tentang kalimat yang akan sosok itu lontarkan selanjutnya.

VAMPIRE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang