[7] Meet

1.9K 232 0
                                    

***

Selepas mendobrak pintu mansion dengan sangat kerasnya, Jaemin langsung melangkahkan kaki nya memasuki mansion tua itu. kaki nya ia gerakkan dengan cepat untuk menelusuri setiap lorong dan ruangan yang berada di dalamnya. ia merasa sedikit aneh sejak memasuki mansion tua itu, entah kenapa ia merasa aura mark seolah menghilang begitu saja.

Apa vampire sialan itu pergi ketika mendengar suara dobrakan pintu ku tadi? Bisa saja kan, mengingat mereka adalah vampire.. hahh. mark, kau ingin bermain-main denganku rupanya’ ia mendengus kesal

jaemin terus menelusuri lorong demi lorong mansion itu, setelah berkeliling cukup lama. Sekarang Tersisa satu lorong yang belum ia lihat. Lorong itu sedikit berbeda dari lorong-lorong sebelumnya. Jika di lorong sebelumnya terlihat bercabang dan mengarah ke beberapa ruangan, lain halnya dengan lorong didepannya saat ini. Di lorong ini terlihat hanya mengarah pada satu ruangan yang tertutup rapat dengan pintu kayu yang terlihat rapuh serta cat yang sudah pudar dan mengelupas. Dapat ia rasakan sedikit aura mark disana. namun tak hanya aura mark saja, Ia merasakan ada aura lain yang jauh lebih besar. Dapat ia simpulkan, bahwa kali ini mark tidak sendiri.

jaemin perlahan mulai mendekati pintu itu, Ia menatapnya dalam sebelum membuka nya. Ketika ingin mendobrak pintunya, ia merasakan dadanya yang tiba-tiba terasa sesak dan sakit. deru nafasnya memburu, ia terduduk lemas sebelum sempat membuka pintu di depannya. Ia meremat kuat dadanya ‘ahhh.. sial, ini menyakitkan’ entah kenapa sejak kejadian malam itu, jaemin merasa bahwa tubuhnya benar-benar melemah. Sungguh ia dibuat penasaran dengan sosok pure vampire itu.


Hiks…hiks..

jaemin mengernyitkan dahinya. 'Suara tangisan?' ia melihat sekeliling namun tak ada siapa-siapa. ‘haechan? Ahh gara-gara tersulut emosi aku melupakan dia’

“aku harap dia tidak menyusulku kemari, akan sangat berbahaya baginya jika ia sampai bertemu dengan mark” lirih jaemin.

ia menajamkan indera pendengarannya lagi untuk memastikan bahwa ia memang mendengar suara tangisan dan memang ia tidak salah dengar. namun betapa terkejutnya, yang ia dengar kali ini bukan suara tangisan lagi melainkan suara teriakan.


Aackkh..


Jaemin terlonjak ketika mendengar sebuah teriakan dari dalam ruangan itu, pupilnya membola. Teriakan itu seperti teriakan anak kecil. ‘apa vampire sialan itu benar-benar menculik anak kecil lagi.’ Ia mengacak rambutnya kasar. tak menghiraukan dadanya yang masih terasa sakit. ia mencoba bangkit dan segera mendobrak pintu itu dengan kakinya. Ia merasa benar-benar marah sekaligus bersalah, ia merasa sudah terlambat untuk menyelamatkan anak itu.

“sialan kau mark!!”

Brraakkkk..

jaemin menendang keras pintu itu hingga hancur. Napas nya terengah-engah, iris biru nya bergerak liar menatap sekeliling ruangan itu. ia tak mendapati sosok mark berada di ruangan itu, namun netranya menangkap sosok lain yang tengah duduk disofa dengan anak kecil yang berada di dekapannya, anak kecil itu terlihat sudah terkulai lemas. Dapat ia pastikan bahwa anak itu sudah tak bernyawa. Jaemin mengeraskan rahangnya, tangannya sudah terkepal sempurna. ia benar-benar marah karena sosok itu masih tak bergeming ditempatnya, terlihat bahwa sosok itu masih menghisap darah anak itu dengan rakusnya. ‘brengsek’

“KAU!!” teriak jaemin lantang

Setelah berteriak lantang, Terlihat sosok itu mulai menghentikan kegiatannya, ia berdiri dan menjatuhkan mayat anak laki-laki itu begitu saja. Ia menoleh sedikit, kemudian tersenyum.

VAMPIRE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang