Setelah perbincangan yang cukup lama. Jaemin dan haechan memutuskan untuk pulang. Mereka bergegas kembali ke mansion untuk menyiapkan keperluan mereka untuk bertemu pria bernama huang renjun itu. ditambah dengan kondisi jaemin yang terlihat memburuk, Membuat haechan merasa khawatir. Wajah pemuda itu benar-benar seperti mayat hidup.
Selama diperjalanan haechan sesekali menatap kearah pemuda disampingnya. Ia khawatir kalau sahabatnya itu tiba-tiba tak sadarkan diri lagi. Namun lain halnya dengan jaemin. pemuda yang sedang ditatap itu merasa risih.
“berhenti menatapku seperti itu haechan, dan tak bisa kah kau melepas masker mu itu? aku risih melihatnya” jaemin bersuara pelan dengan tatapan tajam. Haechan yang menyadari tatapan itu mulai memalingkan wajahnya ke arah depan. Menatap lurus ke arah jalan.
“aku hanya khawatir. Dan aku akan membuka maskernya ketika sudah berada dimansion. oke” jaemin merotasikan bola matanya. Setelah perbincangan singkat itu, mereka terdiam cukup lama. Haechan yang tidak suka akan keheningan itu mulai kembali bersuara
“Uhmm apa kau berencana menemui pria bernama huang renjun itu dengan keadaanmu yang seperti ini jaemin?”
“tentu saja. Aku harus segera menemuinya”
“Setidaknya pulihkan dirimu terlebih dahulu bocah!” haechan geram dengan sahabat satunya ini. Dia ini bodoh atau memang tidak peduli dengan dirinya sendiri. “aku tau kau seorang pure hunter jaemin, tapi jangan memaksakan diri yang mana bisa membuat dirimu dalam bahaya” haechan berhenti tepat didepan jaemin. menatap pemuda itu seakan akan memohon agar menurutinya kali ini.
“Tidak ada waktu haechan. Aku harus tau tentang apa yang terjadi” jaemin menghela nafas dan berlalu meninggalkan haechan. ‘bocah keras kepala’ haechan menatap punggung jaemin yang mulai berjalan di depannya.
***
Mereka berjalan melewati jalan ditepi kota. Keadaan yang semula tenang tiba-tiba menjadi riuh beberapa warga terlihat tengah berkerumun. Jaemin dan Haechan yang melihat itu lantas menghampiri kerumunan itu.
“ada apa ini?” ucap haechan bertanya kepada para warga yang berkerumun. Para warga yang mengetahui kedatangan 2 pemburu vampire itu langsung menjelaskan tentang apa yang terjadi
“begini tuan. Tadi kami tidak sengaja melihat sosok vampire melesat dengan membawa seorang anak laki-laki ke arah sana. Tepat di belakang gedung tua itu. tapi saya tidak bisa memastikan dengan benar karena Sosok itu sangat cepat” jelas salah satu warga menunjuk ke arah gedung tua
“dimana pemburu vampire yang bertugas?” kali ini jaemin yang bersuara
“sejak kejadian penyerangan itu. banyak pemburu yang gugur. Memang ada pemburu yang bertugas, tapi tentu saja mereka akan bergiliran untuk melakukan penjagaan” jelas salah satu warga
Haechan menghela napas panjang. “baiklah, kalian pulanglah ke rumah masing-masing. Aku akan melihat kesana”
Kerumunan warga itu mengangguk dan mulai bergegas kembali ke rumah masing-masing. Haechan menatap jaemin yang terdiam di sampingnya.
“dan kau jaemin, pulanglah dulu ke mansion. Biar aku yang pergi kesana”
Jaemin tidak menghiraukan perkataan haechan. Ia terdiam karena merasakan aura yang tak asing baginya. Aura yang membuat amarahnya selalu memuncak. Dan sekarang aura itu benar-benar berada dikota ini lagi. ‘aura ini..’ haechan yang melihat tidak ada respon dari jaemin langsung menepuk bahunya
“hei, kau mendengarku”
“Mark” gumam jaemin
“Mark? Siapa mark?” tanya haechan kepada jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAMPIRE HUNTER
Vampiro"The taste of your blood is like opium to me, Na Jaemin" - Lee Jeno "We are destined to kill each other" - Na jaemin ⚠️WARNING!!⚠️ BOYS LOVE STORY RATE - M DON'T LIKE IT, DON'T READ IT