[4] Pure Vampire

2.4K 262 4
                                    

Disebuah mansion disudut kota
Disinilah jaemin dan haechan tengah berdiri, didepan pintu sebuah mansion.

Haechan mengetuk pintu mansion itu dan tak lama pintu terbuka diiringi dengan sosok pria paruh baya yang keluar. "kalian sudah datang? Masuklah" ucap pria itu pada jaemin dan haechan didepan pintu.

Sebelum masuk, haechan membisikkan sesuatu kepada jaemin. kemudian pergi dengan cepat. Sosok paruh baya yang tak sengaja mendengar bisikan itu tersenyum tipis disertai gelengan. "masuklah jaemin"

Jaemin pun masuk kedalam tanpa haechan. sahabatnya itu bilang jika ia akan pergi untuk membeli sesuatu dan ia janji tak akan lama.

"apa kau baik-baik saja jaemin, wajahmu terlihat sangat pucat. Kau tidak sadarkan diri 5 hari lamanya. Kau membuatku khawatir" ucap pria paruh baya kepada jaemin yang berjalan dibelakangnya.

"aku baik-baik saja paman yuta" jaemin menampilkan senyuman andalannya untuk mengurangi ke khawatiran pria paruh baya bernama yuta itu. Yuta yang melihat itu ikut tersenyum. "duduklah akan kubuatkan teh" yuta pergi ke sisi ruangan untuk membuat teh.

"bagaimana kabar pemburu vampire lainnya paman?"

"banyak dari mereka yang terbunuh. Tapi banyak pula dari mereka yang selamat. Para pemburu yang selamat sudah ku tugaskan untuk menyebar diberbagai kota tadi pagi. Kau tau, sekarang banyak sekali penyerangan oleh vampire yang terjadi." Jaemin mengangguk paham.

"Paman, sebenarnya ada yang ingin kutanyakan. ini soal penyerangan malam itu. Kau tau memang wajar jika vampire membunuh para pemburu, dan aku sudah tak heran akan hal itu. Tapi, mengapa malam itu mereka menculik para anak-anak. Dan sebagian besar dari mereka adalah anak dari keluarga pemburu?"

Yuta yang mendengar pertanyaan jaemin itu langsung membeku. Ia menoleh sebentar ke arah jaemin. Kemudian melanjutkan membuat teh. Helaan napas yuta bisa di dengar oleh jaemin. ‘apa seberat itu untuk mengatakannya?’

"uhm kurasa kau harus tau tentang ini jaemin, tapi sebelum itu aku akan bertanya kepadamu. Apa penyebab kau pingsan malam itu?" tanya yuta dengar tangan terulur menyerahkan secangkir teh kepada pemuda dihadapannya. Ia menatap dalam manik biru jaemin.

Jaemin terkejut, apa pria dihadapannya juga melihat sosok itu. Apa ia tau, Sosok yang membuat dirinya pingsan. "kurasa aku tau penyebab kau pingsan malam itu jaemin" sambung yuta

"A-apa paman melihat sosok itu juga?"

"aku tidak melihatnya. Tapi aku bisa merasakan aura nya. Dengan aura sebesar itu siapapun pasti tau siapa dia" jelas yuta yang membuat pemuda dihadapannya bertanya-tanya

"lantas siapa sosok itu paman?" dada jaemin bergemuruh. Dapat ia rasakan perasaan yang bergejolak dalam hatinya. Ia begitu penasaran tentang sosok dengan aura sekuat itu. Ditatapnya lamat-lamat pria paruh baya dihadapannya. Ia menunggu jawaban yang keluar dari bibir pria itu

"Pure vampire" jaemin yang mendengar itu terhenyak. ‘tidak mungkin’

"kau pasti bertanya-tanya bukan, bagaimana bisa ia masih hidup. Bukankah seluruh pure vampire sudah dibantai 15 tahun yang lalu. apalagi yang membantai mereka adalah kedua orang tua mu. Seorang pure hunter."

"tidak mungkin paman" jaemin meremas rambutnya kasar. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"memang tidak mungkin, Tapi kenyataannya ada salah satu dari mereka yang masih hidup jaemin. dan kau harus berhati-hati. Kau satu-satunya keturunan pure hunter yang masih ada. Darahmu sangat berharga bagi bangsa vampire di luar sana. Apalagi bagi seorang pure vampire"


Cklekk~

Pintu tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok pria dengan penutup wajah tengah membawa sesuatu di kedua tangannya. Ia berjalan masuk tanpa menghiraukan tatapan dari kedua sosok yang tengah menatapnya. Pria itu langsung mengambil tempat duduk tepat disebelah jaemin dan membuka maskernya. Ia kemudian menatap kedua pria itu bergantian. Seolah bertanya ‘kenapa? Ada apa’

Yuta yang ditatap langsung berdehem untuk memecah keheningan "ehem, paman akan buatkan teh untukmu haechan"

haechan pun mengangguk seraya tersenyum manis "terima kasih paman" ia kemudian menatap jaemin yang berada di sampingnya. Terlihat wajah pemuda itu yang semakin pucat. "hei, kau baik-baik saja? kau terlihat semakin pucat jaemin."

"aku tidak apa haechan" ucap jaemin dengan tersenyum. "aku tak percaya kau masih memakai masker itu haechan." Terdengar kekehan dari bibir jaemin

"Wae?! Aku memakai ini untuk penyamaran. Ahh kau ini benar-benar"

Yuta yang selesai membuat teh itu langsung menyodorkannya kepada haechan "minumlah, dengan bawaan sebanyak itu kau pasti lelah" senyum hangat terpantri di wajah pria paruh baya itu.

"terima kasih paman yuta" ucap haechan yang langsung dibalas anggukan oleh yuta

Yuta kembali melihat jaemin yang tengah berpikir ditempatnya. Dapat ia rasakan beban berat pada pemuda itu ‘maafkan aku jaemin

"aku tau kau tengah memikirkan perkataanku tadi jaemin. jika kau masih bingung dan penasaran dengan apa yang terjadi. Pergilah ke tengah hutan disebelah barat kota ini. Disana terdapat mansion tua yang ditinggali pemuda bernama Huang Renjun. Dia akan menjelaskan semua nya padamu."

"huang renjun? Siapa dia?" tanya haechan menginterupsi









"kalian akan tau jika sudah bertemu dengannya"








***

30 Nov 2019

Terima kasih udah luangin waktu buat baca ceritaku. Jangan lupa tinggalin vote, komen, dan follow akunku buat info update selanjutnya. See you! ˶⚈Ɛ⚈˵

-MozaChim-

-MozaChim-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VAMPIRE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang