Sinar mentari pagi menyinari Michaela hangat saat ia melakukan banyak gerakan yoga. Tubuhnya tinggi berisi, terlihat bugar dan sangat indah.Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, saatnya ia bersiap berangkat ke kantor. Nissan Skyline berwarna biru tua yang ia kendarai sudah terparkir didepan perusahaannya.
Ia bergegas turun lalu bergegas masuk menuju kantornya. Namun, hal yang tidak biasa terjadi saat itu ia lihat.
Baru saja melewati pintu utama berbahan dasar kaca, Michaela nendapati seluruh karyawan cemas dan kebingungan menghadapi keadaan.
"Aduh, bagaimana ini?"
"Layar monitor sama sekali tidak mau bergerak. Ini pasti sudah diretas."
"Bagaimana mengembalikannya? Aku takut perusahaan kita akan jatuh!"
"Aku yakin ini pasti upaya balas dendam."
"Mereka pasti akan menjatuhkan kita"
"Bagaimana nasib kita?"
Mendengar perkataan karyawan yang terlihat kebingungan, Michaela ikut kebingungan dan mencari komputer di sekitarnya.
Ya, semua kursor tak bisa digerakkan, CPU dan layar monitor ia coba matikan berkali-kali namun tak membuahkan hasil.
Beranjak ke sebelah kanan kantor anak buahnya namun sama, tak ada yang bergerak ketika ia mencoba mengetik keyboard.
Reva yang menyadari akan kehadiran Michaela segera menghampiri dan memberi tahu segala yang terjadi di perusahaan mereka.
"Matikan seluruh aliran listrik" ucap Michaela sedikit memerintah.
Perusahaan yang biasanya tenang kini berubah menjadi sangat kacau. Kemudian Michaela berbicara pada karyawan diatas balkon.
"Rekan rekan. Rekan rekan disini diminta tenang. Jangan panik!"
Sudah beberapa kali Michaela berteriak akhirnya didengar. Karyawan yang sudah agak tenang itu mendengar perkataan Michaela.
Namun, kemudian hal tak terduga terjadi.
Pyarrrr
Sontak membuat semua orang terkejut dan terjongkok, terkecuali Michaela.
Pintu utama yang berbahan kaca dipecah, disambung dengan kedatangan orang-orang berseragam hitam yang masuk secara brutal dan membawa senapan disetiap orang.
Wajah mereka tertutup rapat, setelan hitam dengan rompi antipeluru, dan topeng kain hitam.
Mereka menembaki tempat itu, mengacak acak tempat dan mengacau balaukan perusahaan itu. Reva yang menyadari hal itu langsung membawa Michaela ke tempat aman.
Karyawan yang ketakutan hanya bisa bersembunyi dibawah meja, dan banyak pula yang berjongkok menutup mata serta telinga mereka.
Tak lama beberapa orang terlihat membawa Renaldo. Dengan sedikit perlawanan, Renaldo tak bisa menghindar karena jumlah mereka terlalu banyak, bahkan hampir 20 orang.
Michaela yang melihat hal itu berniat menyelamatkan Renaldo, tapi Reva menghalaunya.
Bagaimana tidak. Bagi Reva, Michaela dahulu yang paling penting dan harus diselamatkan.
🍂🍂🍂
Sudah hampir tiga hari setelah perusahaan mereka diacak-acak penyusup. Perusahaan Michaela juga beroperasi seadanya.
Reva disibukkan dengan laporan kepada polisi, namun belum ada kabar dan penanganan intens.
Kasus ini menyebabkan profit perusahaan turun drastis, dan terjadi kebocoran identitas klien ke publik, yang tentu menimbulkan banyak sekali kerugian bagi klien tersebut.
Sudah beratus-ratus kali Michaela menghubungi ponsel Renaldo. Aktif, namun selalu tak ada jawaban.
Michaela yang masih kebingungan dengan apa yang akan ia lakukan kemudian menuju ke ruang IT, yang biasa Renaldo gunakan.
Tak jauh dari pintu masuk, ia menemukan sebuah kertas yang sedikit robek.
Tiger. 187cm. 65kg. Apartemen Center, 2411.
...
to be continue~
5K guys! Akankah kita sampai pada 6k readers?🤐
KAMU SEDANG MEMBACA
HACK an HACKER
Teen Fiction[18+] Matamu bereaksi dahulu sebelum hatimu. ~ Michaela Highestrank: #1 Michaela #1 lizasoberano #1 friendtolover #3 stranger #4 adult #5 tiger #8 klasik #17 laga Made From 29/01/21