HaH16

864 58 5
                                    



~udah Vote belum. Yuk, di Vote dulu~




"Gue... Sebenernya... Lo ngga pernah baca berita apa gimana sih. Lo ngga kenal gue?"

"Lo... siapa? Ga ngerti gue" kata Michaela berfikir. "Udah tinggal jelasin kenapa sih ah! Nyebelin banget!"

"Gue...
Gue, Brian Triswardana. Brian Triswardana.
Gue anak CEO perusahaan nomor 1 itu."

"Bokap lo temen deket papa gue. Adanya gue disini pasti dianggap harta karun buat mereka, terus minta uang tebusan ke perusahaan papa gue." ucap Tiger perlahan, namun masih membuat Michaela kebingungan mengingat nama itu.

"Wait. Brian Triswardana.
Jadi, lo anak temen bokap gue? Dan nama lo yang sering disebut sebut bokap gue? Dan lo orang yang hampir diajak kerjasama sama bokap gue, sebelum kecelakaan itu?" tanya Michaela tercengang.

"Iya. Gue orang itu.
Hari itu, masih 12 jam sebelum orang tua lo kecelakaan, bokap lo nelfon gue seneng banget mau ketemu anak satu satunya. Gue gatau ternyata anaknya itu lo.

Katanya, bokap lo mau ngajakin keluarga gue makan bareng, tapi keluarga gue lagi keluar kota jadi cuman gue yang bisa, itupun dia gamasalah. Dia bahagia banget mau ketemu lo, dan suruh gue jemput dia sama istrinya kalo udah sampe."

"Tiba-tiba ada yang nelfon ngasih job ke gue jadi hacker dia. Username gue Tiger, dan gue pikir gaada yang tau kalo gue Brian Triswardana. Tapi ternyata ngga berlaku bagi mereka, ya, mereka yang ngurung kita disini."

"Mereka maksa gue buat putusin komunikasi antara pilot pesawat dan pihak bandara. Gue berhasil retas, dan udah gue lakuin semua yang mereka minta, tapi masih belom sadar kalo orangtua lo yang didalem pesawat itu."

"Sampe akhirnya gue baca berita dan kaget orangtua lo ada didaftar orang meninggal. Gue buru-buru cek bug yang gue tinggal, tapi lenyap entah kemana, gue yakin itu mereka." jelas Tiger panjang.

"It's oke. Gue yakin gue disini bukan tanpa alasan. Dan gue juga yakin lo disini pasti ngerasain hal yang sama." kata Michaela melepaskan nafas panjang setelah terdiam cukup lama.

"Alasan gue disini, ya, lo." kata Tiger singkat.

"Gue yakin bokap lo seneng gue bisa ngelindungin lo sejauh ini."

"La, lo mau main detektif detektifan?" kata Tiger sambil mengeluarkan perekam suara yang masih aktif dari saku rompinya yang sama sekali tak terlihat, membuat Michaela terkejut lalu tersenyum.

Kontak mata mereka lakukan beberapa detik lamanya, dan terhenti saat Renaldo membuka pintu ruang itu.

Michaela yang menyadari dengan cepat langsung menggenggam tangan kanan Tiger guna menyembunyikan alat perekam itu ke bawah, dan tangan kirinya meraih wajah Tiger kemudian mengecup bibir Tiger dengan mata tertutup.

Tiger mendadak diam terpaku sambil melebarkan matanya karena terkejut, sedangkan Renaldo matanya melotot tak jadi masuk karena sakit hati akan apa yang dilihatnya sambil menutup pintu keras.

"Im... sorry." kata Michaela setelah melepas kecupnya.

"Aa, aha, it's okeee.
Gue tau alesan lo ngelakuin itu didepan Renaldo." gelagat Tiger setelah salah tingkah.

"Aa? Apa? Lo tau? Lo denger tadi?!" tanya Michaela dengan pipi memerah.

"Iya. Gue sadar dari tadi, cuma badan gue aja yang gabisa gerak. Lo... juga suka sama Renaldo?"

"Are you kidding me! Gue gapernah ada apa-apa sama tu anak. Dia cuman gue anggep adik, gak pernah lebih." jelas Michaela membuat lega Tiger.

"Ohh, La. Coba sini mendekat. Itu ada apa di wajah lo" kata Tiger menatap Michaela refleks membuat Michaela kebingungan dan mendekatkan wajahnya dan bertanya "ada apaan?"

Tiger mencium bibir Michaela manja. Michaela terkejut namun hatinya benar-benar sumringah.

Michaela merasakan hal yang aneh lagi dalam dirinya, jantungnya berdegup kencang, sampai ia bisa mendengarnya. Perlahan ia menutup matanya dan membalas cium Tiger.

Tangan Tiger berada di tengkuk Michaela, sedangkan kedua tangan Michaela hanya berada dibahu Tiger.

Hati mereka lega ketika melepaskan ciumannya satu sama lain.

"Sejak kapan lo bisa ciuman, kayanya lo gapernah pacaran" tanya Michaela dengan senyum tipis.

"Sejak... tadi. Lo yang ngajarin gue." jawab Tiger menatap dalam Michaela yang tersenyum manis. "Next. What's gonna we do?"











...
to be continue

HACK an HACKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang