"Michaela Annastasia, welcome!" sambut Liu Hang."Wah. Ngga bisa dipercaya, kakak kesini sama orang ini!" kata Renaldo menyentak.
"Welcome! Gue yakin lo kesini mau minta maaf sama gue. Oh, im wrong. Lo pasti mau ngemis minta gabung sama kita." kata Fellicia dengan menyeringai.
Michaela masih tetap terdiam menatap mereka. Bahkan tatapan kasih sayang kepada seorang adik telah hilang ketika menatap Renaldo.
"Jangan panggil gue kak. Lo bukan adik gue." sahutnya tiba tiba saat melihat Renaldo.
"Liu Hang. Lama kita ngga ketemu. Apa kabar?" sambungnya saat menoleh pada Liu Hang sambil tersenyum menyeringai, namun diabaikan.
"Tiger. Apa kabar?"
"Kenapa cuma diem? Kamu ngga mau nyapa saya? Lupa kamu pernah saya bayar." kata Liu Hang sambil menepuk pundak Tiger, sontak membuat Michaela terkejut lalu melihat Tiger.
"Dia pernah kerja sama saya. Ketika orangtua kamu masih menikmati pikniknya di pesawat. Saya yang nyuruh dia mematikan komunikasi antara pilot dan pihak bandara, makanya pesawat kehabisan bahan bakar dan terjatuh." sambungnya sambil menatap Michaela yang tercengang.
"Emmm, sekarang bawa tas itu kesini, coba kita liat apa aja yang dia bawa buat kita."
Masih menatap Tiger tercengang, Michaela tak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun dari mulutnya.
Yang ada dipikirkannya hanyalah bagaimana mungkin? Matanya tak berkedip saat menatap Tiger, kemudian memalingkan pandangannya pada sosok Liu Hang yang sudah membawa tas mereka, sambil mengeluarkannya.
"Kenapa cuma 1 laptop yang kamu bawa, apa maksimal untuk meretas kudeta kami?" kata Liu Hang dihadapan Tiger.
Pria itu yang membuka laptop kemudian dengan sengaja menjatuhkan laptop ke bawah yang otomatis membuatnya terbelah menjadi 2 bagian, dan membuat Tiger marah namun ia tak bisa apa-apa karena ditahan oleh 2 orang di belakangnya.
"Ini apa? Chip? Buat apa? Apa pentingnya kalau hanya satu?" kemudian mematahkannya juga.
Tak terhenti disitu, semua barang bawaan mereka dihancurkan disitu juga tak bersisa.
"Sialan! Cukup!" sahut Tiger berusaha melawan mereka namun dibuat tak sadarkan diri ketika Liu Hang dan orang orangnya mengeroyok Tiger.
Tak sampai disitu, Michaela dan Tiger dibawa diruang tahanan gedung itu.
Michaela yang masih tercengang dengan fakta tersebut hanya mampu diam menuruti mereka.
Masih bersama Tiger yang tak sadarkan diri duduk disebelahnya disalah satu sisi ruangan, tiba tiba Renaldo mendatanginya.
"Renald"
"Kak. Ayo kak gabung sama kita. Ini kesempatan besar kita dapetin uang yang sangat banyak. Kita bisa jadi perusahaan nomor 1 di Indo kak. Dan target kita perusahaan nomor 1 di Indonesia." ajak Renaldo pada Michaela.
"Kenapa kamu jadi gini? Semua yang terjadi diperusahaan ulah kamu? Kamu ngga sadar seberapa besar pengorbanan kakak buat kamu."
"Kak. Aku ngelakuin ini demi kakak, demi perusahaan Kakak, biar semua berjaya lagi kaya dulu." jawab Renaldo.
"Nggak!"
"Jangan panggil gue kakak! Lo yang udah gue anggap adek gue sendiri, lo yang udah gue urus dari kecil, dan lo juga yang udah ngejatohin perusahaan gue."
"Lo nginjek-injek harga diri gue. Dan lo berani main api sama gue. Sekarang, gue bukan orang yang bisa lo panggil kakak lagi! Gue gapunya keluarga sebajingan lo." ucap Michaela dengan nada tinggi.
"Memang gue bukan adik lo!
Gue suka sama lo kak!
Lo sadar ga sih gue itu cinta sama lo!
Tapi malah lo asik sama Tiger.""Sekarang. Gue kasih lo kesempatan terakhir! Masuk jadi anggota, atau lo gaakan bebas dari sini!" sahut Renaldo cepat setelah Michaela menyelesaikan ucapannya.
Setelah menyelesaikan ucapannya, Renaldo beranjak pergi meninggalkan mereka. Michaela masih terkejut dengan apa yang dikatakan Renaldo padanya.
Namun bukan rasa suka atau rasa ingin melindungi adiknya lagi, sekarang hanya terdapat sesak dan dendam di hatinya.
Dikhianati Tiger teman sepekerjaan, dan Renaldo adik kesayangan. Sungguh menyedihkan hidup Michaela saat ini.
Rautnya semakin serius, seakan menyusun rencana ingin membunuh semua komplotan disana, namun tiba-tiba hilang ketika Tiger mulai menggerakkan tubuhnya.
"Tiger. Lo udah sadar? Lo masih sakit?" tanya Michaela khawatir.
"Gapapa. Gue gapapa." jawab Tiger masih lemas. "La, lo pasti kecewa sama gue?"
"Bukan cuma kecewa, gue hampir benci dan jadi dendam sama lo. Tapi selagi kita disini dengan tujuan yang sama gue masih berusaha percaya sama lo."
"Kenapa lo ga pernah bilang ke gue?" tanya Michaela tak memandang wajah Tiger.
"Gue gatau kalau didalem pesawat itu ada orangtua lo. Dan mereka juga ga bilang siapa targetnya, semua orang didalem pesawat itu kena imbasnya. Makannya gue gamau gabung sama mereka lagi sebagai pembunuh."
"Gabungan dari mereka mampu menghilangkan jejak yang udah gue tinggal ke pihak bandara. Rencana gue batalin jatohnya pesawat itu gagal karena kudeta mereka."
"Gue yakin mereka sekarang ngerencanain hal gila lagi, dan nahan lo disini karena lo terlalu berbahaya buat mereka." jelas Tiger membuat Michaela terdiam agak lama.
"Bukan gue yang berbahaya, tapi kita.
Gue yakin, pasti mereka tau dan berfikir kalo kita bakal bongkar siapa dalang dari semua ini.""Makanya, Renaldo mancing kita buat dateng kesini dan nangkep kita. Tapi tunggu, tadi apa lo bilang? Lo selalu ninggal jejak?"
"Iya. Sebenernya gue sengaja ninggal jejak. Gue ninggalin jejak karena ga gampang percaya sama orang, dan ninggalin jejak supaya polisi keamanan bisa liat tanpa gue lapor."
"Jejak itu berupa bug, yang isinya rekaman suara mereka yang berhasil gue retas, dan cuma gue yang bisa buka."
"Jadi... selama ini? Selama ini lo bisa bener bener hilangin jejak?" tanya Michaela dijawab anggukan Tiger. "sia-sia dong gue ngajarin lo segala hal."
"No. Gue cuma ngira lo seorang publik figur doang. Gue juga beberapa kali ketemu dan liat lo, walaupun lo gatau gue."
"Banyak perubahan gue rasain setelah kenal lo. Lo ga inget pas pertama lo temuin gue, gue pernah ninggal jejak ke PC gue, itu karena gue ga percaya sama lo."
"Tapi seiring cepatnya waktu berlalu, bikin gue semakin percaya sama lo. Walau baru 6 bulan gue udah ngerasain hal beda dari lo."
"Gue juga belajar banyak dari CEO semacam lo yang berani turun langsung ke lapangan, ceroboh, dan ga takut masuk ke kandang lawan." kata Tiger disambut seringai dibibir Michaela.
"Ehmm. Matamu beraksi dahulu sebelum hatimu." kata Michaela membuat Tiger bingung.
"Ha?"
"Iya, begitulah. Tapi, kenapa mereka juga ngejar lo?" tanya Michaela lagi.
"Gue... Sebenernya... Lo ngga pernah baca berita apa gimana sih. Lo ngga kenal gue?"
...
to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
HACK an HACKER
Teen Fiction[18+] Matamu bereaksi dahulu sebelum hatimu. ~ Michaela Highestrank: #1 Michaela #1 lizasoberano #1 friendtolover #3 stranger #4 adult #5 tiger #8 klasik #17 laga Made From 29/01/21