HaH17

896 52 0
                                    



Alat perekam suara yang dibawa Tiger telah dirakit berbentuk seperti bolpoin lengkap dengan GPS, dan sudah terhubung ke perusahaannya serta perusahaan Michaela.

Hanya menekan satu tombol disisi atasnya bisa membuat dua perusahaan mendatangi dan menyelamatkan mereka.

Tiger menyimpannya didalam rompi dan sama sekali tak terlihat karena jaket yang ia pakai menutupinya.

Masih berada ditempat yang sama membuat Tiger dan Michaela matang menyusun rencana keluar dari sana dengan membuahkan hasil.

"Lo yakin kita berhasil?" tanya Michaela.

"Yakin. 100% yakin, gue janji."

Belum sempat melancarkan rencana, Fellicia masuk dan mendatangi mereka. Ia datang dengan kacamata hitam dan heels tinggi, serta memamerkan kunci ruangan itu pada mereka.

"Halo saingan kesayangan. Gimana? Asik kan tinggal disini?" ejek Fellicia, namun Michaela hanya diam.

"Jangan takut gue gaakan nyakitin kalian kok, santai dong. Kalian disini aja biar aman, gue mau pergi dulu. Bye ganteng" sambungnya, kemudian mengambil kunci dari saku celana dan memamerkannya.

Kesempatan bagus. Kunci yang dibawa Fellicia seakan menjadi sebuah awal kecil mengejar keberuntungan mereka.

"Ceroboh" gerutu Michaela dengan seringai.

Michaela yang sedari tadi duduk mengacuhkannya mendadak mengunci matanya yang tertuju pada kunci itu. Segera ia berdiri lalu mengejar Fellicia dengan langkah kecil dan mendekatinya.

"Hei" kata Michaela menyentuh bahu kanan Fellicia dari belakang.

Fellicia tak jauh dari pintu saat Michaela memanggilnya. Ia hanya berjarak setengah meter.

Rautnya masih arogan ketika Michaela menyentuhnya, namun mendadak hilang ketika Michaela mengeluarkan tinju ke kepalanya.

Akh!
pekik Fellicia kemudian jatuh dan pingsan.

Tak suka berlama-lama Michaela langsung meraih kunci itu dari tangan Fellicia, sedangkan Tiger masih menujukan mulut yang menganga masih tak percaya.

"Wow" kata Tiger mengakhiri kagumnya saat itu.

"Let's go." kata Michaela sambil mematahkan kepalanya kekiri sekali. "Lo masih bisa jalan kan?"

Setelah mengunci Felicia didalam ruang tahanan, mereka kembali melancarkan rencananya.

Mengendap-endap, memantau, memperhatikan kiri kanan berulang kali membuat mereka was-was melewati berbagai ruangan disana.

Tak ada pergerakan dari musuh. Tempat itu benar benar sepi, seakan tak ada manusia disitu.

Hal ini membuat Tiger berfikir mereka akan dijebak. Sebenarnya apa yang terjadi? Pikirnya.

"Kenapa gaada orang?" tanya Michaela pelan.

"Gue juga ga yakin. Apa mungkin mereka berencana menjebak kita." membuat mereka terdiam sebentar

"Aa, CCTV. Kita harus ke ruang CCTV! Kita harus cek apa yang terjadi kali ini. Gue juga harus retas mereka." sambung Tiger setelah melihat CCTV diatas mereka.

Baru menemukan ruang CCTV, sekelompok orang yang berjaga ditempat itu langsung sigap menghalang mereka.

Namun kali ini, jumlahnya tak terlalu banyak, hanya 2 orang. Michaela dan Tiger nampak semangat menghadapi ketika musuh mulai mengeluarkan benda tajam.

Tak tanggung tanggung Michaela dan Tiger dapat mengalahkan 2 orang itu dengan sangat mudahnya.

Tak sampai 5 menit mereka langsung memasuki ruang CCTV setelah penjaga itu berjatuhan didepan pintu.

"Apa? Mereka baru keluar dari sini! Dan tujuannya? HAH? Ke perusahaan papah gue!!" kata Tiger sambil menatap monitor setelah tangannyamengetik cepat di keyboard.

"Kita harus cegah! Coba lo kirim pesan ke perusahaan lo! Kasi peringatan ada bahaya!" sahut Michaela cepat.

"Mereka ga bakal percaya kalo cuma gue kirim pesan. La, sini. Gue harus kasih rekaman ke mereka. Rekaman video. Dan sekarang lo harus disebelah gue bantu gue meyakinkan mereka"

"Aa? Maksudnya?" Michaela tak paham.

"Halo! Halo! Tiger! Tiger! 02! (Kode perusahaan Tiger) 02! Brian Triswardana, Michaela Annastasia disini! Perusahaan! Perusahaan dalam bahaya! Sedang ada penyusup menuju ke perusahaan! Penyusup menuju ke perusahaan!

Saya ulangi penyusup menuju ke perusahaan! La, sekarang pencet tombol disisi atas bolpoin ini" kata Tiger merekam video melalu monitor CCTV lalu mengirimkan ke perusahaannya, sambil memberikan alat perekam suara berbentuk bolpoin itu pada Michaela. Michaela langsung menerima dan menekan tombol itu cepat.

Brakkkk!









...
to be continue

HACK an HACKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang