HACK an HACKER

HaH08

~Jangan lupa Vote
❤️~

Balutan celana jeans biru dengan kaos hitam polos membuat Michaela tampak natural cantiknya. Ditambah kuncir kudanya berlapis topi, kacamata, nampak cocok dengan sepatu boot hitamnya.

Sedangkan Tiger memakai celana jeans hitam dengan baju putih, tertutup sweater biru gelap lengkap dengan kacamatanya.

Mereka menaiki Honda 2000 berwarna abu-abu gelap, milik Michaela lengkap dengan GPS dilaptop Tiger.

Michaela yang menyetir, sedangkan Tiger duduk disebelahnya, melacak perangkat dengan memangku laptopnya.

"Lo udah siap? Here we go." tanya Michaela pada Tiger yang mengangguk, kemudian memulai perjalanannya.

Tak lama setelah memulai perjalanan, Tiger mulai mengarahkan dimana tempat-tempat yang sudah terlacak. Hampir 30 menit mereka didalam mobil.

"Pertama. Kafe Sweet Bread. Baju item polos, celana coklat formal dan Parka warna coklat." Kata Tiger.

Mulai melancarkan pencariannya, Michaela turun dari mobil dan memasuki kafe tersebut. Baru saja membuka pintu, ia sudah dapat mengunci targetnya.

Ia berlagak bertanya pada barista, lalu bertanya tentang alamat supaya ia bisa leluasa menengok kesegala arah.

Kacamata yang digunakan Michaela bukan kacamata biasa. Ia bisa memotret target hanya dengan kedipan matanya, dan sudah dihubungkan ke perangkat, lalu akan tersimpan otomatis ke laptop Tiger.

Sesudah mengucap terimakasih, Michaela mengakhiri misi untuk target pertamanya, lalu segera masuk kemobilnya.

"Huh, gimana dapet kan? Jelas ngga?" tanya Michaela sembari masuk dan menutup mobilnya.

"Wow. Jelas banget, semudah itu lo dapetin? Bahkan lo ga harus duduk didepannya, dan ga sampe 5 menit. Damn." ucap Tiger dibuat terkesan.

"Hahaha, it's easy. Udah lo cari identitasnya?" tanya Michaela lagi.

"Udah beres, lengkap semuanya." jawab Tiger.

"First target, Done. Let's go." kata Michaela sambil kembali mengemudikan mobilnya.
"Target Kedua dimana?"

"Taman Kota. Sweater abu-abu. Celana hitam panjang. Pake kacamata. Tas punggung hitam." kata Tiger sambil menatap laptopnya.

Taman kota sudah didepan mata, Michaela melanjutkan aksinya.

Kali ini ia mendekati anak kecil dan mengajaknya berkeliling.

Ketika ia hampir berada didepan target yang menatap laptopnya, ia menjatuhkan mainan yang dipegang oleh perempuan kecil itu. Sehingga, mudah ia melancarkan aksinya memotret target, jelas dan sempurna, kemudian meninggalkannya.

"Adek, jangan main sama orang yang ngga kamu kenal ya. Mama kamu mana?" tanya Michaela sambil melihat seorang ibu yang ditunjuk perempuan kecil tersebut.

"Permisi ibu, maaf tadi anaknya jalan kesana sendirian. Saya takut kalau anaknya hilang, makanya saya suruh kembali sama ibunya."

"Wah iya mbak. Terimakasih. Saya juga nyariin tadi. Makasi banyak mbak." kata ibu tersebut.

Michaela yang jarang tersenyum mendadak tersenyum tak henti-henti saat bertemu ibu dan anak tersebut. Kemudian tersenyum untuk pamit kepada mereka.

Senyumnya perlahan hilang saat memasuki mobil, Ia hanya menyeringai sambil melepas kacamata.

"Wahh. Hebat banget memang. Gabisa berkata-kata lagi gue." kata Tiger dibalas dengan seringai Michaela.

"Target kedua, Done."

Sudah menyelesaikan target ketiga, keempat, kelima, keenam dengan sempurna dan berbagai cara, Michaela dan Tiger beralih ke target terakhir, yang ketujuh.

"Ini lokasinya susah. Dia di rumah sakit, susah banget nemuinnya." kata Tiger.

"Mana coba gue liat. Kaos item, celana item, Parka item, sepatu kulit item. Wow, lumayan juga. Oke bakal gue cari. Kali ini kita harus komunikasi. Kita telefonan aja." kata Michaela kemudian memasang earphone ke telinganya dan melancarkan aksinya.

Tanpa berlama-lama Michaela memasuki rumah sakit itu.

Saat itu ia memakai jaket berwarna putih luarnya untuk menutupi kabel earphone sebaik mungkin. Mulai dengan menyusuri rumah sakit gigi, ia tak menemukan targetnya.

Namun, ketika ia berada kursi diruang tunggu, matanya terpaku pada satu pria ditengah kursi itu. Ruang semegah itu hanya ada satu pria dengan setelah serba hitam.

"Tiger. Tes tes. Belom lo matiin kan?." tanya Michaela berbicara pelan pada Tiger ditelfonnya.

"Tes tes gue denger La. Posisi lo diruang tunggu kan?"

"Iya. Pastiin GPS gue tetep idup, ini gue mau mendekat ke target." kata Michaela sambil melangkah maju perlahan dari sudut ruangan.

Tak disangka pria itu berdiri dan menengok ke arah Michaela, yang jelas Michaela sedang memperhatikan pria itu.

Bukannya ia pergi, ia malah kembali duduk ditempatnya.

Michaela yang langsung menyadari hal itu langsung berusaha menghindari kontak mata dengannya, lalu menengok ke arah berlawanan.
"Huh, hampir aja."

"Kenapa La?" tanya Tiger.

"Sial! hampir aja ketahuan. Kayanya gue gabisa lanjut. Karena dia udah tau tampilan gue. Sekarang giliran lo" kata Michaela lalu kembali ke mobil.

"Hah? Kenapa harus gue? Gue gabisa. Gue ga pandai kalo harus diantara kerumunan banyak orang." Tiger yang merasa tak sanggup. Tak lama kemudian Michaela masuk kemobil.

"Lo harus bisa. Kita udah sampe sini. Kita gaboleh buang buang waktu. Kita tetep komunikasi lewat telefon. Gue dari sini bisa mantau lo, tenang aja." kata Michaela meyakinkan Tiger.

"Lo janji? Gue takut di kerumunan orang"

"It's oke. Gue mantau lo. Sekarang lo pake Jaket ini. Balik jaketnya." kata Michaela sambil membalik jaket 2 sisi itu lalu menyodorkannya pada Tiger.

"Oke." kata Tiger gelisah sambil memakai jaket berwarna hitam itu kebadannya.

Giliran Tiger sekarang untuk memantau dan memotret target. Tubuh tingginya memudahkan ia melihat target.

Tak bersusah payah kemudian ia mulai berjalan kedepan target.

Ia mendapatkan visualnya, persis saat target juga menatapnya. Cemas ia rasakan saat itu, tangannya bergetar dan jalannya cepat bagai dikejar hantu.

"Yap! Perfect!" kata Michaela didalam mobil karena laptop sudah mendapatkan visual target, namun tak lama Tiger berkata padanya kalau target mengikutinya.

"Michaela! Tes! Jawab! Gue diikutin target. Sekarang gue lagi jalan cepet ke lorong arah UGD" kata Tiger dengan nafas terengah-engah.

"HAH?" tanya Michaela panik.

...
to be continue