"Kau menolak, Namun aku takkan berhenti- Karena pada akhirnya, Kamu yang akan jatuh pada ku, walau dengan keras kau menolak"
⚠️ Perhatian⚠️
Akan ada perlakuan tidak disenonoh, kekerasan dan tindakan kriminal.
Nama Javero melambangkan ambisi yang membaja. Jika nama seseorang Javero, ia adalah orang yang tak henti-hentinya berupaya meraih apa yang diinginkan dalam hidup. Orang ini mencari pasangan yang sepadan secara intelektual atau yang lebih pintar lagi.
(Dari google)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Olivia ternyata berasal dari bahasa Latin yang berarti pohon zaitun. Bentuk ini merupakan alternatif feminin untuk nama anak laki-laki Oliver yang berarti sama. Baik Olivia maupun Oliver melambangkan kesuburan, kemakmuran, dan keindahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌠vote juseo🌠
Suasana kamar bernuansa hijau yang biasanya rapi kini tampak seperti habis dilanda angin puting beliung. Sandal, sepatu, dan baju tersebar tak beraturan di lantai. Olivia mengusap tengkuknya sambil mengeluh, “Capeknya tuh bukan main…”
Empat kotak besar berwarna hijau sudah hampir penuh dengan barang-barangnya, tapi entah kenapa masih saja ada ‘barang-barang penting’ yang belum masuk koper.
“Lanjutin aja, Sayang. Nanti juga selesai. Kalau ngeluh terus, malah makin kerasa capeknya,” ujar Andini dengan suara selembut tisu wajah premium.
Olivia Viera Razka, putri dari pasangan Razka dan Andini, baru saja menamatkan SMA dan kini bersiap melanjutkan kuliah di luar kota. Mendengar nasihat ibunya, ia hanya bisa melirik tempat tidur kesayangannya dengan tatapan mellow. Sedikit lagi ia akan meninggalkan ‘singgasana’ tercinta yang pasti akan dirindukannya nanti.
Dengan sedikit gelengan kepala untuk menepis galau, Olivia bertanya sambil tetap mengangkat baju yang sudah dilipat rapi oleh ibunya, “Mah, nanti Oliv tinggal di mana?”
“Di rumah Tante Inggrit itu, lho. Yang kosong itu,” jawab Andini sambil tetap melipat baju dengan kecepatan dan presisi level emak-emak profesional.
“Hmmm…” respon Olivia sambil mengangguk pelan.
“Tapi kamu gak sendirian tinggal di sana—” baru saja Andini melanjutkan, Olivia sudah langsung waspada.
“Hah? I didn't hear it wrong, right?” alisnya terangkat seperti detektif mencium kecurigaan.
“Iya, kamu gak salah dengar,” jawab Andini kalem, tapi efeknya ke Olivia seperti dilempar drama Korea episode terakhir.
Olivia langsung meremas baju yang ada di tangannya. “Oliv kan udah bilang, risih banget tinggal sama orang yang gak dikenal! Kok mamah sama papah sepihak sih? Ini namanya kudeta keputusan!”
Andini tetap sabar, walau nada suaranya mulai ada bumbu ketegasan. “Sayang, ini bukan keputusan sepihak. Kita udah mikir jauh-jauh hari. Ini demi jaga-jaga, buat melindungi kamu. Kamu anak terakhir kami, dan cukup ya kehilangan satu anak di masa lalu…”
Ucapan itu langsung bikin ego Olivia ambyar. Matanya sedikit memerah, lalu menggenggam tangan ibunya. “M-mah… Maafin Oliv…”
Tapi karena drama belum cukup satu babak, Olivia memutuskan episode selanjutnya akan dia lanjutkan dengan papahnya. Dia masih kesal—sebulan lalu janji apartemen sudah dikantongi, kok tiba-tiba dibatalkan sepihak?
Ternyata, keputusan itu bukan ujuk-ujuk. Pak Razka sudah berdiskusi dengan semua pihak: istri, adik, bahkan suami sang adik—dan keputusan finalnya: tidak boleh tinggal sendiri.
Menurut Pak Razka, tinggal bersama dua keponakan Tante Inggrit yang juga mahasiswa baru akan lebih aman. Walau tidak tahu banyak soal latar belakang dua 'bodyguard dadakan' itu, Pak Razka merasa yakin: “Mereka gak bakal macem-macem kok, orang masih keluarga juga.”