14. Allergies or butterflies

29 1 0
                                    


Happy reading, I hope you guys like this chapter💖

Javero hanya terkekeh kemudian menoleh pada Rara dan Rizqi.

"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya javero seraya mengangkat dagunya.

Rara dan Rizqi menjawab dengan gelengan tapi tetap wajah mereka masih terlihat tak menyangka.

"Sejak kapan mereka officially?" Bisik Rizqi pada telinga sang kekasih namun hanya mendapatkan jawaban endikan bahu karena Rara juga sedang di landa kebingungan.

Javero yang mendengar bisikan itu kemudian beralih menatap jam pada pergelangan tangan "lima belas menit yang lalu, tepat jam 3 lewat 25 menit tanggal 10 bulan Agustus 2023 tanggal jadian kita"

"Kalian keluar sekarang! Kecuali Rara" tegas Olivia memotong ucapan javero kemudian berbaring membelakangi mereka bertiga.

Selang beberapa menit bunyi hentakan kaki keluar kamar kemudian pintu di tutup secara perlahan, setelah mendengar pergerakan itu Olivia merasa mereka sudah pergi sesuai perintah.

"Ra, minta tolong dong lo coba deh cek online food nasi goreng yang gak pedes" pinta Olivia dengan mata yang masih terpejam.

"Emangnya yang di samping lo gak mau dimakan?" Ucap seseorang dari arah sofa yang berada di belakang Olivia tepat di samping pintu kamar.

Olivia membelalakkan matanya seraya menautkan kedua alisnya kemudian berbalik kebelakang.

Disudut sana terdapat javero yang sedang duduk menatap Olivia dari kejauhan.

"Gue nanya kenapa gak dijawab?" ucap javero dengan suara yang lembut

Bukannya mendapat jawaban atas pertanyaannya olivia malah membalikkan pertanyaan "Gue nyuruh keluar kenapa gak keluar?"

Javero mendecih "Bawel banget, Gue pacar lo baru juga jadian udah lupa"

"pusing dengerin hayalan lo yang gak jelas, mending Lo keluar sekarang deh! Geli banget gue dengernya" Ucap olivia dengan emosi yang sangat besar rasanya ingin meninju wajah javero yang membuatnya sangat kesal hari ini tapi sayangnya kondisi tubuhnya yang tidak stabil membuatnya mengurungkan niat itu.

Olivia berdehem menahan tenggorokannya yang semakin perih.

Javero mengabaikan ucapan Olivia dan fokus mengotak-atik ponselnya.

"Lo mau keluar atau gue yang keluar!?" Olivia menopang tubuhnya kemudian menurunkan kedua kaki dari kasur untuk siap berdiri namun fokusnya teralihkan ketika mendengar suara wanita lembut yang terdengar dari ponsel javero.

Olivia mengerutkan keningnya.

"Halo ibu mertua," ucap javero dengan senyuman hangat sesekali melirik melihat ekspresi olivia.

Wanita itu terkekeh "Iya nak, Olivia udah baikan belum?"

"Javero udah bikinin nasi goreng tapi dia malah mau pesen di ojol tan, jadi demamnya masih tinggi soalnya belum minum obat sama sekali" keluh javero.

Olivia membelalakkan matanya "gue bunuh lo!" Ucap Olivia penuh penekanan.

Javero hanya terkekeh.

"Nak javero bisa minta tolong kasih ponsel ke Olivia sebentar?"

"Iya Tante" javero berjalan kearah Olivia dan memberikan ponsel pada olivia.

Olivia menggertakan giginya terlihat kesal kemudian meraih ponsel itu dengan sangat kasar.

"Bocor banget Lo!" Bentak olivia pelan.

"Oliv, dengerin suara mamah gak?" Tanya Andini.

Entah sejak kapan javero dekat dengan Andini yang notabenenya adalah ibu kandung Olivia hingga javero berani memanggil Andini dengan sebutan ibu mertua bahkan memperlakukan Olivia layaknya pacar tanpa ada rasa malu pada andini.

JAVERO MAXIME - OngoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang