02.

172 10 0
                                    

🌠vote juseo🌠

Setelah kondisi kembali kondusif Olivia kembali memulai percakapan dengan Andini “mamah kan bisa nyuruh papah beli apartemen baru aja terus mamah ikut aku deh tinggal bareng disana jadi ada yang ngejagain aku” senyum olivia dengan mengangkat kedua alisnya berulangkali menunggu persetujuan andini.

Andini yang mendengar saran dari Olivia membuat kesabarannya hampir habis, tapi dia berusaha untuk tidak emosi duluan.

Karena Olivia adalah tipe anak-anak yang kalau dikasari dia bakal makin menjadi-jadi, sungguh anak ini copyan papahnya dari segi wajah nilai plus tapi karakter minus.

Andini menghembuskan nafas berat mendekati anaknya lalu menggegam kedua tangan Olivia “sayang, mamah tidak bisa semudah itu ninggalin papah kamu, mamah juga harus Menuhin kebutuhan papah kamu disini” tapi tetap saja raut wajah Olivia tidak terima “ok sekarang mamah ikut kamu tapi emang kamu mau? Perempuan lain yang ambil posisi mamah dimasa lalu terulang kembali?”

Olivia diam seketika bingung harus bagaimana betul juga kata mamah, Olivia tidak boleh egois hanya karena dia tidak ingin tinggal dengan keponakan pamannya.

Apalagi tampang ayahnya yang ganteng dan kaya raya seperti itu banyak diincar pelakor-pelakor haus.

Olivia berdehem diselingi anggukan kecil "yaudah untuk kali ini Oliv mengalah".

Andini tersenyum lebar.

Baru kali ini Olivia meminta sesuatu dan tidak dijabah oleh kedua orang tuanya. Akhh Olivia sangat kesal.

Setelah diam-diaman beberapa saat Olivia angkat suara membasmi keheningan“cewe apa cowo?”Tanya oliv penasaran.

“keponakan paman kamu dua orang cowok, kamu gak boleh macam-macam di sana mamah udah bilang sama mereka untuk jagain kamu” jelas andini penuh penekanan.

Olivia melotot “lahhh parah dong mah klo cowo”

“mereka anak baik-baik kok beda sama papah dan paman prawira--

Olivia terkekeh melihat mamah nya lagi dalam mode seperti ini, seringkali menjatuhkan papah dan paman prawira yang notebanenya mantan berandalan kelas kakap.

Setiap kumpul keluarga Mamah dan tante inggrit selalu  mengutarakan penyesalan masing-masing, mereka heran kenapa mereka sebodoh itu mau menerima dua orang berandalan yang dulunya tidak terlihat memiliki masa depan.

Untung saja kelebihan mereka ada pada wajah dan harta tapi kelakuan lucnutnya adalah kekurangan masing-masing yang harus di terima Andini dan inggrit selama bertahun-tahun.

Entahlah selalu menyesal tapi tetap saja bucinnya nonstop mengalahkan anak muda.

--Katanya paman mu mereka pintar banget sering bawa nama baik sekolah”

dari tadi hanya kebaikan mereka yang andini ceritakan kepada Olivia tanpa tau yang sebenarnya.

saking kelebihan baik, mereka selalu membawa nama baik plus nama buruk sekolah.

“selesain beres-beresnya mamah mau istirahat”

“Iya-iya mah”dengan nada melas khas Olivia.

Andini berdiri langsung meninggalkan oliv.

Olivia heran dengan keputusan mamah dan papahnya kenapa semudah itu percaya dengan dua orang asing untuk menjaga dirinya.

seringkali di gadang-gadang sebagai sepupu tapi untuk menjelaskan dari silsilah keluarga mereka sama sekali tidak memiliki hubungan darah yang sama dengan Olivia dan parahnya mereka belum pernah bertemu.

“its okay Olivia lo harus sabar dan mengalah untuk kali ini" gumam Olivia mengelus dadanya menenangkan diri.

JAVERO MAXIME - OngoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang