03. the other side

137 9 0
                                    

🌠vote juseo🌠

Hari ini tepat jam 08:00 pagi lobi fakultas kedokteran biringkanaya di penuhi ratusan orang yang desak-desakan sedang melihat hasil tes penerimaan mahasiswa baru dipapan informasi.

Tertera nama-nama mereka yang telah berhasil melewati tes pengetahuan umum, tes kesehatan lengkap dan wawancara.

Olivia memicingkan mata berusaha mencari namannya "Nomor 110 Olivia viera razka" terpampang jelas bahwa dia lulus tes.

"ha?" Olivia kaget tidak percaya bagaimana bisa dia lulus tes sedangkan saat tes kemarin dia modal cap cip cup doang.

"woiii gong nama lu" panggil seseorang di samping oliv.

"serius ra?"oliv kembali bertanya memastikan.

"iyalah njing" balas rara mendorong kepala oliv.

Rara sedari tadi menunggu oliv mencari namanya karena nomor urut mereka berjauhan, rara nomor 25 sedangkan Oliv 210.

"yeiiiii trimakasih tuhan" triak oliv langsung memeluk rara dengan erat.

Wajah rara merah padam karena pelukan oliv yang terlalu kencang

"uhuk uhuk leher gue oli London!!!" rara berteriak memukul-mukul pundak Olivia.

"e-eh sory ara ara kimoci" dengan perlahan Olivia melonggarkan pelukan.

Baru lepas dari cekikan maut Olivia berlanjut lagi penderitaanya "aaaaaa tangan guee"pekik rara kesakitan.

Olivia yang kaget menoleh ke tangan rara "tangan lu baek-baek aja tuh" tatapan Olivia turun searah dengan tatapan Rara ke bawah astaga kaki rara keinjek,

Saat menoleh pemilik kaki itu adalah lelaki yang berada tepat di belakang mereka.

Rara berusaha menyadarkan pemilik kaki itu tapi lelaki itu masih tetap staycool dan kembali melihat papan informasi seperti tidak terjadi apa-apa.

Olivia berusaha sabar dan menegur secara baik-baik "bro kaki teman gue"Olivia menunjuk kebawah. Respon lelaki gila itu menoleh sebentar ke Olivia dan kembali lagi melihat papan informasi.

Rahang Olivia mengeras kesabarannya sudah sudah habis, dari tadi rara sudah memohon kesakitan tapi sama aja.

Oke ternyata lelaki ini tidak bisa ditegur secara baik-baik. Sedikit mundur rara menarik roknya keatas dan damn bughhh "akhh" lelaki itu jatuh terlentang.

Seketika kerumunan ludes karena semua orang kaget dan menghindar.

Tidak sampai disitu Olivia mengulung semua rambutnya ke atas dan mendekati lelaki tadi. "maksud lo tadi apa ha? Nginjak kaki teman gue? Gue udah baik-baik ngasih tau tapi lo ga hiraukan"

"makanya jangan lama-lama di situ semua orang pada ngantri mau lihat hasil mereka" Olivia terkekeh yang benar saja lelaki ini sudah jelas-jelas salah tapi untuk bilang maaf saja susah.

Sekali hentakan Olivia menginjak kakinya berulang kali "apa susahnya minta maaf hm?"

"akhh" di barengi pekikan kesakitan.
Beberapa orang ingin menolong lelaki tadi, Olivia menoleh dengan sekali tatapan tajam. "yakin?" membuat mereka mundur satu persatu.

Suasana semakin tidak konsdusif di tambah satpam kampus sedang menuju tempat kejadian, rara langsung menarik tangan Olivia untuk pergi dari sana.

Rara kaget tidak main melihat sisi lain dari Olivia yang dia tau hanya kekonyolan selama 2 Minggu lebih berteman ternyata diam-diam menyembunyikan sosok genderuwo.

Rara scolastika, teman seperjuangan Olivia dari awal pendaftaran sampai mengurus semua perlengakapan untuk tes, mereka baru saja berkenalan sekitar dua minggu tapi sudah sangat akrab.

JAVERO MAXIME - OngoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang