4. YAHYA (B)

4.2K 347 42
                                    

Makasih banyak bagi temen2 yang masih mau baca, kasih komen, vote, kritik dan saran membangun, makasiiiii banyak ya. Yahya seneng ini #halahhhh.....

Karena banyak yang Inbox, Yahya sama Ina ada apa dulunya. Sabar ya, ntar terjawab satu-satu seiring bab berlalu. Halah. xD

Moga2 kalian suka saja sama cerita saya. Moga gak tambah gaje, kesian ntar Yahya diprotes orang se-ER WE.

Maapken kalo masih banyak typo, kesalahan a,b,c, sampai Z moga2 kalian suka.

HUG N KISS

*******************************************

       “ Mataku nggak jereng kan Ya. Kok bisa-bisanya sih Ina sama Mas Argas? Mereka pacaran?” tanya Alga penasaran. Sambil menegak isi gelas cocktail berwarna hijau muda.

       “ Waduh! Kalau saingannya Mas Argas lewat deh saya. Secara Mas Argas lebih-lebih ketimbang kita bertiga sejak dulu” ujar Shirev. Suaranya memelas, begitu juga ekspresinya.

       “ Ada apaan sih sama kalian, gaya kalian macam penggemar stres idolanya udah nikah aja?!” kataku gusar.

       Alga dan Shirev saling bertukar pandang lalu menatapku kembali. Alga menarik nafas panjang dan dalam sebelum bicara. “ Jujur Ya, sebenarnya kita berdua waktu SMU udah naksir sama Ina”

       Brushhh!!!

      Mocktail pink jambu didalam mulutku langsung tersembur keluar.  “ Apa kalian bilang? Nggak salah ini kupingku?”

       “ Tuh kan, reaksimu begitu sih makanya kita berdua nggak mau ngomong dan lebih memilih memendam perasaan kami” kata Shirev. Kali ini memainkan dasinya mirip anak kecil sedang merajuk.

       Astagaaaa….serius jadi mereka.

       “ Lagian kami pikir kamu juga suka Ina” tambah Alga sambil manggut-manggut.

        “ Hahaha” cuma itu yang bisa kukatakan. Meletakkan gelas lalu mengambil tissue buat membersihkan jasku. “ Apanya yang menarik dari perempuan itu sih?!” gumamku kesal.

        “ Ya elah Yahya Bin Cahyaaa…Orang nggak bisa melihat juga bakal merasakan kalau dia perempuan yang baik. Udah gitu cakep, bodynya oke banget, pinter, dan paling penting punya prinsip. Jarang loh ada gadis di sekolah kita dulu berkarakter kuat seperti Ina”  Shirev menjawabku. Dan Alga manggut-manggut setuju lagi.

      Sial! Apa gumamanku tadi terlalu keras ya sampai mereka berdua dengar?

      “ Buatku dia biasa saja” jawabku sok cuek. Mengembalikan fokusku ke depan.

      “ Masa sih. Kalau emang biasa kok tadi kayaknya kamu menghampiri Ina dan mau menyapa dia sih?” tanya Alga. Wajahnya menggodaku.  Shirev cekikikan disamping Alga.

      Kamvret nih anak. Teman siapa sih sebenarnya.

        “ Oh…itu tadi aku mau nyapa Ortunya Ina. Ortu kami ternyata bersahabat baik jadi wajarlah kalau Ina diundang ke acara ini” kilahku. Berusaha terdengar biasa.

        “ Hemm, tapi bisa jadi kalau Ina dan Mas Argas….”

        “ Sudah cukup! Bisa nggak sih berhenti muji-muji Kakakku. Nggak usah segitunya juga kali! Lagian kalau Ina lebih suka sama Argas karena dia lebih hebat apa untungnya buat kalian?!” emosiku meledak.

       Alga dan Shirev melongo beberapa saat, hingga tawa mereka meledak diudara.

      “ Buakakakakakakka. Yahya, kamu nggak berubah ya. Ekspresif banget dari dulu! Kalau emang suka sama Ina ngaku aja kenapa” celetuk Alga.

Lamarlah Daku, Kau KutangkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang