BAB 8

1.3K 216 115
                                    

⛔18+ (Awas kekerasan!)



Renjun selesai sarapan, dia langsung ke kamar. Niatnya mau mengambil foto itu di tasnya, ya dia mau meyakinkan dirinya lagi kalau yang dia liat itu bener - bener temannya Saeron atau bukan.

Sesampai di kamar Renjun langsung mengunci pintu. Dia sengaja tinggalin Saeron di sana, Saeron lagi sama Karina dan Xiyeon.

Renjun belum berani negur orang yang ada di foto ini, karena dia masih belum yakin. Makanya sekarang dia mau ngeliat lagi foto itu. Dia juga belum bilang ke temen - temennya yang lain. Karena dia sendiri belum yakin.

Renjun menuju jendela disana, jendela disana terbuka guna udara segar masuk ke dalam kamar. Dia menatap foto itu yang disorot cahaya matahari pagi.

"Bener kan dugaan gua!" Renjun langsung meremas foto.

"Ini orang kenapa ada di tahun 2020 kalau di tahun 1870 dia itu hidup disana? Gak mungkin reinkarnasi kan?"

Renjun sangat yakin, manusia nggak bakal bisa awet muda sampai satu abad. Dia juga belum sepenuhnya mempercayai konsep reinkarnasi.

Cowok itu menyibakkan rambutnya dan menghela nafas panjang. Selanjutnya dia hanya ingin membawa Saeron pergi dari orang itu. Dia tidak perduli kepada yang lainnya, yang ia khawatirkan hanya Saeron saja. Fikiran Renjun udah kemana - mana, tentang adanya Jin, Hantu bahkan Iblis.

Dan juga kejanggalan dari kematian teman - teman Saeron.

Tetapi, dia sendiri nggak tau cara pergi dari sini itu bagaimana.

"Hai, Huang Renjun! Miss me?"

Suara khas seseorang yang Renjun curigai ternyata ia dengar disaat itu juga. Renjun terperanjat dan tanpa merasa takut atau curiga dia berbalik.

Dia membuka tudung kepalanya dan tersenyum miring. Mata merahnya menembus mata Renjun. Seketika cowok itu meremang dan tubuhnya melemas. Renjun masih mencoba menyadarkan dirinya sendiri jika dia ini adalah manusia. Tetapi dari cahaya merah yang keluar dari matanya, ia yakin bahwa sosok didepannya bukanlah manusia biasa. Bisa jadi memang bukan manusia. Fikirnya begitu.

"Kalau aja, Minjeong gak nemu foto itu. Mungkin dia gak akan mati."

Nafas Renjun tercekat kala dia melangkahkan kakinya mendekati Renjun dengan sebuah palu ditangannya.

"Tadinya, gua targetin Nancy. Tapi Minjeong ngeselin, ya udah gua bunuh dia."

"Lu itu baik! Tapi kenapa jadi begini! Kenapa mengkambing hitamkan orang lain demi diri lu aman?!" Ucap Renjun. Wajahnya udah merah padam.

Dia hanya tertawa meremehkan Renjun. Sesekali dia memainkan palu itu ditangannya dan menatap Renjun lagi, "Kalian harusnya sadar! Didunia ini yang hidup bukan hanya manusia! Bangsa kami juga berhak hidup--"

Dia berada sekitar lima langkah didepan Renjun. Dengan jalan cepat dia sudah berada didepan Renjun dengan berubah wujudnya. Wujud dia yang sebenarnya.

"dengan bantuan kalian.." ucap dia dihadapan Renjun.

"Mau lu apa, setan!"

"Gua manusia, dulu. Tapi gua rela menukarkan semuanya demi hidup selamanya!" Ucap dia.

"Lu harusnya gak ada disini!" Ucap Renjun dan perkataan Renjun membuat dia tertawa lagi.

"Nyesel gua ken--"

Bugh

Dia melayangkan palu itu ke kepala Renjun dan membuat Renjun terjatuh. Renjun masih sadar, dia merasakan cairan merah itu mengalir di pelipisnya dan hal itu membuat Renjun tersenyum sinis.

Who? | 00 - 01l ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang