BAB 16

1.4K 200 52
                                    

Ryujin menangis dalam diam. Karina memeluk Ryujin, bisa Karina rasakan tubuh Ryujin bergetar. Tangannya masih menggenggam cincin yang di kenakan oleh Chaeryeong tadi. Ryujin ngeliat sendiri gimana Minju dicabik-cabik dengan kuku panjangnya Chaeryeong. Sepertinya jika dia enggak di tarik Yeji, dirinya juga jadi korbannya Chaeryeong. Ryujin enggak habis fikir gimana bisa Chaeryeong tampak bahagia saat kukunya bisa menembus leher Minju

"Oh Ryujin!"

Suara Chaeryeong menyapa berbarengan dengan suara petir di jam 7 malam. Mereka udah lebih dari satu jam berada di halaman belakang. Bersembunyi dari Chaeryeong. Langit udah gelap banget ditambah suara petir yang menggelegar. Ini juga udah hampir dua jam anak cowok belum terlihat batang hidungnya dan itu membuat Ryujin tambah khawatir. Firasatnya tiba-tiba enggak enak gitu, enggak tau kenapa.

Dari suaranya Chaeryeong ada di ruang tamu, "Ini kapan di musnahinnya?" Bisik Saeron ke Yeji.

Yeji mengangkat kedua bahunya pertanda dia enggak tau. Kan cincinnya masih di pegang sama Ryujin. Ryujin menghapus air matanya dan menatap Karina. Sepertinya sekarang aja dia bakar ini cincin atau dia hancurkan aja menggunakan palu. Tapi masalahnya dia enggak tau palunya di simpan dimana sama Jeno waktu itu.

Jadi Ryujin merencanakan buat di bakar aja, dan sialnya juga dia enggak pegang korek api. Hilang gitu aja itu korek enggak tau dimana. Bisa-bisanya Ryujin seceroboh ini, benda sepenting itu bisa hilang begitu aja. Padahal tadi Ryujin simpan di kantong.

"Kita ke dapur!" Bisik Ryujin yang masih terisak. Asli sedih banget, dia ngeliat Minju di cabik-cabik didepan matanya sendiri. Ryujin juga udah baca-baca kitab Injil tapi Chaeryeong enggak pergi-pergi atau merasa panas. Aneh.

Suara tawa melengking milik Chaeryeong semakin nyaring saat mereka didepan pintu. Ditambah lampu disana belum ada yang menyala, Saeron mengumpat dalam hati kenapa listrik belum nyala-nyala disaat seperti ini. Kesan horror semakin terasa, angin dingin bertiup dari belakang Saeron dan masuk ke dalam rumah. Kalau Ryujin sih liatnya ada sesosok wanita, bergaun putih ya seperti gaun pengantin gitu. Sangat cantik.

Sosok itu berhenti tepat di ambang pintu, lalu perlahan kepalanya memutar dan menatap Ryujin. Ryujin menatap wanita itu, karena wanita itu seolah-olah berbicara kepada Ryujin. Yeji tiba-tiba merinding ngeliat Ryujin ngomong, "Enggak bisa."

Ryujin sadar kalau teman-temannya kini menatapnya heran, "Oh--itu kayaknya pengantin yang waktu itu nikah ditempat ini." Jelas Ryujin.

Karina mendekat, "Apa katanya?"

Ryujin menghela nafas panjang, "Dia mau masuk ke gua. Ya gak gua izinin lah." Bulu kuduk Karina meremang.

Banyak makhluk lain yang ingin masuk ke dirinya tetapi Ryujin enggak mengizinkan itu, Ryujin kan lagi sibuk. Kalau tubuhnya di masuki roh, yang ada Chaeryeong yang akan mengambil alih. Apalagi cincin itu ada di Ryujin kan, roh bisa mempunyai rencana lain. Bisa jadi kan roh itu ingin hidup kembali dengan cara meminjam raga Ryujin? Apalagi yang mati disini itu enggak wajar  banget dan siapa tau mereka masih dendam.

"Ya-yaudah deh ayo cepet han--"

"Oh kalian disini?!" Pekik Chaeryeong, dan dia ketawa lagi.

Berisik banget mana melengking gitu. Kalau Saeron punya keberanian, dia mau menyumpal mulut Chaeryeong deh serius. Berisik banget, mana nyeremin. Ini mereka berempat seketika kaku saat melihat Chaeryeong udah berantakan banget. Matanya memerah, wajahnya gelap, kukunya memanjang dan giginya bertaring.
Bajunya pun kini Chaeryeong mengenakan gaun berwarna merah darah.

"Kenapa pada diem?" Tanya Chaeryeong dengan tatapan tajam ke arah mereka.

Ryujin terperanjat, "M-mau lu apa? Bisa gak ganggu kita?"

Who? | 00 - 01l ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang