BAB 14

1K 194 32
                                    

"Iblis itu butuh wadah untuk meninggalkan tempat ini!" Jelas Chenle.

"Maksud lo?!" Pekik Karina.

Chenle datang ke kamar Karina tiba-tiba bicara seperti itu membuat semua orang disana kebingungan. Jeno udah kembali ke kamarnya. Jeno udah tau rencana Chenle, nanti akan dia beri tahu ke Yeonjun dan Yeji.

Chenle baru kefikiran apa hubungan mereka berdua dengan barang itu. Rumah ini bukanlah satu-satunya yang menjadi pusara bagi Hyunjin dan Chaeryeong. Ini hanyalah cangkang, isinya ada di cincin dan kaling itu. Dimana kedua benda itu adalah wadah untuk menampung nyawa yang udah mereka ambil.

Jika rumah ini di hancurkan, masih ada isinya. Jadi percuma saja.

Lagi pula iblis itu memang membutuhkan wadah untuk keluar dari kurungan mereka, salah satunya ya kedua benda itu. Jadi mau enggak mau mereka harus menghancurkan cincin itu, terutama permata hitam yang melekat dengan bensa itu. Karena kedua permata itu udah di mantrai untuk menampung nyawa-nyawa yang Hyunjin dan Chaeryeong bunuh.

"Gimana caranya?" Tanya Saeron.

"Lu udah fikirin kan kalau ambil kalung dari Hyunjin, dia bakalan gimana?" Tanya Beomgyu.

Chenle mengangguk. Dia udah benar-benar memikirkan hal ini matang-matang. Jika dirinya harus terbunuh, ya enggak apa-apa asalkan rencana ini berhasil. Kalung itu harus di musnahkan, dengan kata lain harus dirusak. Permata di kalung dan cincin itu harus hancur, karena disana tersimpan nyawa-nyawa dari manusia yang Chaeryeong dan Hyunjin bunuh.

"Udah. Let's we try it! Saeron sama Karina nanti coba ajak ngobrol Chaeryeong ya!" Ucap Chenle.

Karina sama Saeron saling tatap kemudian detik selanjutnya dia mengangguk.

Karina tau betul apa yang direncanakan Chenle itu berisiko baik bagi dirinya atau pun bagi yang lain. Tugas dia cuma mancing Chaeryeong buat sibuk selanjutnya itu pekerjaan Minju sama Ryujin aja. Semoga aja dengan cara ini Chaeryeong bisa pingsan, ya meski harus ada sedikit kekerasan. Dan semoga aja itu mempan. Karena obat tidur Saeron enggak ada reaksi apa-apa.

Untuk penangkapan Hyunjin itu urusan para anak cowok. Mungkin akan sedikit lebih sadis dari mereka. Dan semoga aja mereka selamat, enggak ada yang luka ataupun mati. Meski itu mustahil  tapi Karina berharap mereka baik-baik aja.


°♧♧°




Saeron dan Karina lagi di kamar atas, tentunya dikamar Chaeryeong yang dulu. Ada Chaeryeong lagi tiduran sambil main game di ponselnya. Anak laki-laki lagi keluar sama Hyunjin, kecuali Chenle. Saeron gak habis fikir sama Chenle sih, kenapa bisa nempatin mereka berdua didalam situasi seperti ini. Sialan emang, fikirnya.

Saeron dan Karina saling lirik-lirik buat memberikan kode-kode selanjutnya. Tapi Saeron fikir ini belum waktu yang tepat, karena Chaeryeong masih tiduran. Saeron menelan ludahnya kasar, dia benar-benar bingung sekaligus takut sekarang. Karina apalagi.

"Ah mati--kan beneran mati!" Sewot Chaeryeong dan langsung melempar ponselnya ke sebelahnya.

"Bete gue!" Keluhnya. Lalu Chaeryeong bangun dari tidurnya dan kebetulan posisi tidur dia itu dekat pintu masuk.

Secara tiba-tiba lampu disana mati begitu aja, padahal langit udah mulai menggelap. Entah mereka yang lambat menjalankan misi atau waktu yang terlalu cepat. Jantung Karina semakin berdetak hebat kala lampu tiba-tiba mati dan pencahayaan mulai meremang disana. Ditambah mereka sedang bersama Chaeryeong.

Who? | 00 - 01l ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang