49

801 36 17
                                    

Pada malam yang penuh hujan badai dimana kilat terus terlihat dan gemuruh besar selalu terdengar dimana membuat beberapa orang ketakutan meski mereka berada di dalam rumah.

Pohon-pohon bergoyang akibat angin kencang selain itu beberapa pohon yang sudah rapuh atau tidak kokoh, namun karena cuaca buruk dan begitu menakutkan sedikit orang yang perduli dengan hal itu.

Sebaliknya suasana di dalam rumah Ify, Deva dan Ray terlihat tenang, ketiganya saat ini tengah asik bertanding bermain game di ponsel masing-masing.

Tidak ada satu di antara mereka yang mempedulikan cuaca yang mengerikan di luar karena kedap suara yang sangat baik di rumah itu sehingga suara-suara mengerikan dari luar tidak terlalu terdengar oleh mereka.

"Aduh! Aduh kak Ify jangan curang dong." protes Deva yang merasa di curangi oleh Ify.

"Apaan sih Depa, gue gak nyurangin lo." balas Ify seraya tersenyum senang.

"Ayo hajar lagi Ray." suruh Ify pada Ray yang sepertinya satu tim dengan Ray.

"Ayo kak, kita harus menang lagi kali ini." sahut Ray dengan penuh semangat yang membara.

"Kiri-kiri, itu sembunyi dulu di rumput entar pas mereka dateng kita kagetin pakek combo ulti." ucap Ray pada Ify.

"Oke." angguk singkatnya mengikuti skema yang di buat oleh adik pertamanya itu.

Ify lalu mengontrol karakternya menuju rerumputan dengan cepat sebelum di sadari oleh pihak lawan, berdiam sejenak menunggu instruksi selanjutnya dari Ray tidak mempedulikan keberadaan Deva yang sebenarnya adalah salah satu dari empat lawan mereka.

Namun siapa yang perduli, bahkan kalau pun Deva mendengar Ify sangat yakin adik keduanya itu pasti tidak akan memberitahu timnya tentang rencananya justru Deva akan membantunya dengan memancing rekan satu timnya untuk menuju jebakan yang dirinya dan Ray buat.

Benar saja tidak lama Deva berjalan diikuti oleh dua rekan timnya menuju ke tempat Ray dan Ify bersembunyi saat ini, saat merasa jarak lawan sudah pas Ify segera keluar sambil mengeluarkan skil mengunci dari heronya diikuti oleh Ray yang berlaku sebagai assassin yang membunuh lawan.

Ketika semuanya mati Ify segera bersorak senang di sofa, ia tertawa melihat Deva dan rekan satu timnya mati.

"Hahaa.. lagi-lagi." pinta Ify pada Ray.

"Oke, ayo kali ini kita sembunyi di buff merah musuh, gue tebak kali ini marksman mereka mau ambil buff."

Kali ini keduanya cukup menunggu lama karena di mid kedua tim tengah berkumpul saling menyerang dan target mereka ternyata mati karena itu keduanya harus kembali menunggu lagi.

Deva yang selalu bermain sendiri tengah membunuh beberapa prajurit kecil yang ingin menghancurkan tower timnya mengabaikan pertempuran kelompok sebelumnya, karakter yang di gunakan oleh Deva kali ini hanyalah hero support yang tidak terlalu kuat.

"Deva jangan di bersihin, biarin mereka masuk." protes Ify pada Deva yang membersihkan prajurit mereka.

"Kalo gue gak bersihin entar gue di report kak Ify." balas datar Deva menyebabkan Ify tertawa keras.

"Oke deh, terserah lo."

Beberapa saat berlalu akhirnya pertandingan selesai dimana mereka menghabiskan waktu 25 menit dimana tim Deva mengalami kekalahan.

"Uhh, akhirnya selesai juga." kata Ify meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku karena duduk selama 25 menit.

"Gue cukup bosen, ayo kita main yang lain." ajak Ify keluar dari menu permainan setelah mengambil hadiah dari pertandingan lalu memasuki permainan yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam Alyssa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang