29

2.2K 103 26
                                    

Happy Reading

Mendengar suara berat dari arah belakang membuat mereka berbalik dan melihat seorang siswa tengah berdiri dengan wajah datar melihat ke arah mereka mengenakan kaca mata, Ify sejenak memutar bola matanya bosan ketika melihat sebuah lambang yang ia ketahui di jahit dengan rapi di lengan baju kiri siswa itu.

"Huh!" keluh Oik dengan keras dengan wajah terganggu.

"Kalian melanggar peraturan sekolah lagi, apa kalian gak bosen di hukum." katanya sambil berjalan menuju ke arah mereka masih dengan wajah datar.

"Dan lo pak Ketua Disiplin gak bosen apa ganggu acara kesenengan orang." balas datar Dea memutar-mutar rambut coklat panjangnya.

"Selama itu urusan sekolah, gue bakalan terus terlibat dan ngasi sangsi ke mereka yang melanggarnya." kata siswa laki-laki itu sambil kini tatapannya jatuh ke arah Ify.

"Sebara kali pun lo bakalan ngasi kita hukuman toh kita juga gak bakalan kerjain, gak bosen apa lo ngasi hukuman yang sia-sia." sahut Zahra melipat tangannya di dada sambil menendang-nendang pelang punggung Zevana yang masih terduduk di lantai.

"Apa sebegitu sibuknya nyokap lo buat nyari uang sampe gak sempat ngajarin lo kesopanan." ejek pemuda itu namun di abaikan oleh Zevana seolah ia telah terbiasa mendengar hal itu sebaliknya Oik yang mengerutkan dahinya kesal.

"Gue gak tau selain jadi ketua disiplin lo juga jadi anjing pelacak." balas Oik.

"Gue kayaknya baru aja ngeliat Dayat makan di kantin sama Ririn deh, apa cowok lo itu udah bosen sama lo dan nyari yang lebih cantik."

" Peduli banget lo sama orang, jangan sampai lo duain cewek lo ini." balas Oik sambil menunjuk Zevana dengan kakinya.

Namun sepertinya pemuda itu sama sekali tak terlihat merasa kesal dengan apa yang di katakan oleh Oik, sebaliknya pemuda itu mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dari saku celananya kemudian mulai menulis.

"Gue udah tau kelian bertiga, tapi kayaknya lo punya dua anggota tambahan." katanya sambil melirik ke arah Ify dan Ray yang sedari tadi terlihat tidak berminat untuk mengintrupsi pembicaraan mereka.

"Heh! Ternyata rumor yang bilang lo serba tau itu gak bener sama sekali, buktinya anak pemilik sekolah ini aja lo gak tau." ejek Dea dengan senyum sinis.

Pemuda itu sekali lagi tidak membalas ejekan Dea melainkan ia mulai berjalan ke arah tempat di mana Ify berdiri dengan wajah datarnya sambil menoleh ke arah lapangan tempat di mana beberapa murid berjalan bersama berpura-pura tidak menyadari pemuda itu berjalan ke arahnya.

"Kak Ify, kita ada janji sama Deva setelah ini buat ke kantin." kata Ray pada Ify membuat gadis itu mengalihkan tatapannya menuju Ray.

"Um." singkat Ify sambil mulai bersiap berjalan bersama Ray.

"Tunggu, gue perlu tau nama lo karena lo melanggar peraturan sekolah." kata pemuda itu menghentikan langkah Ify.

"Apa untungnya gue kasi tau nama gue ke lo, lagian lo gak sepenting itu sampe gue mau ngasi tau nama gue." balas acuh Ify.

"Gak perduli itu penting atau siapa gue, karena lo ngelanggar peraturan di lingkungan sekolah dan masih berstatus murid di sini gue selaku ketua disiplin wajib mencatat dan ngehukum lo."

"Gue gak butuh hukuman dari lo."

Setelah mengatakan itu Ify berlalu meninggalkan pemuda itu tanpa berniat untuk berbicara lebih dengannya, ia sama sekali tak perduli dengan semua itu. Wajar mereka memberinya kesenangan karena selain itu siapa yang meminta mereka harus lemah dan mau saja di kerjai tanpa ada niat untuk melawan lalu mengapa dirinya harus di salahkan.

Dendam Alyssa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang