40

1.1K 79 4
                                    

Pada pertengahan jam sekolah Ify, Ray dan Deva berjalan bersama di koridor sekolah menuju perpustakaan dalam diam tidak ada raut risih atau tegang ketika di bawah tatapan mengejek dan menghina beberapa murid di sekitar ke arah Ify.

Masalah video dan gadis berpita masih menjadi misteri di sekolah itu, namun sudah banyak yang berspekulasi kalau siswi itu adalah Ify walaupun tidak ada bukti pasti karena baru mereka tau kalau bukan hanya Ify yang mengikat rambutnya dengan pita namun ada sekitar lima orang yang sering mengikat rambut mereka seperti Ify dan itu bukan hanya kebetulan tetapi memang sudah kebiasaan mereka.

Sulit memang memutuskan siapa sebenarnya siswi yang masuk ke gudang soal untuk mencuri kunci jawaban hanya dengan dua bukti yaitu pita dan jam tangan, beberapa siswi yang sangat penasaran dengan itu tentu saja mulai mengamati kelima mereka termasuk Ify dan mereka temukan hanya tiga orang yang memakai pita sekaligus memakai jam tangan.

Selain itu identitas ketiga murid itu juga tidak kalah dari Ify walaupun tidak sampai melampauinya, namun beberapa murid biasa akan sangat enggan untuk berurusan dengan ketiganya.

Mereka adalah Chaca seorang putri pengusaha restoran dengan beberapa cabang yang tersebar namun mampu dapat membuat nama keluarganya di kenal beberapa orang, Auli anak adari makeover artis lokal lumayan terkenal dan Eva anak beasiswa namun bukan dari keluarga miskin melainkan ia adalah putri dari seorang pengacara yang serba berkecukupan.

Untuk Eva yang menjadi anak beasiswa membuat beberapa murid sedikit bingung dengan tingkahnya, anak pengacara dan hidup serba berkecukupan untuk apa mengambil jalur beasiswa terlebih itu juga sangat di dukung oleh Ayahnya membuat mereka menatap keluarga Eva aneh.

Ketiganya sama semakali tidak pernah saling bersinggungan atau saling bertemu bahkan tidak saling mengenal akibat perbedaan aktivitas, kelas dan jadwal mereka terlebih untuk Ify yang acuh terhadap sekitarnya.

Namun berbeda dari ketiganya, walaupun tidak menampakkan kesombongan namun mereka enggan bergaul dengan murid biasa yang memiliki standar hidup di bawah mereka.

"Cha, gimana menurut lo sama gosip baru-baru ini?" tanya salah satu teman perkumpulannya.

"Menurut gue yang gimana?" balik tanya Chaca sambil mengepang rambut panjanganya.

"Iya kayak yang ada di video cewek yang nyuri kunci jawaban pakek pita sam jam tangan, nah lo juga pakai kedua itu. Gue cuma mau tau tanggapan lo sama itu." katanya.

"Oh, entahlah toh bukan cuma gue aja yang pakek pita sama jam tangan." balas acuh Chaca.

"Tapi ada yang bilang itu lo." kata temannya itu.

"Itu kan masih apa yang di bilang orang bukan faktanya."

"Hha, lo selalu aja kayak gini gak perduli orang luar lagi bahas apa bahkan walaupun mereka ngebahas lo. Lo masih aja santai." keluh temannya.

"Mau gimana lagi, gue emang gak tau mau nanggepinnya apa." balasnya.

Sama seperti Chaca, Auli dan Siska juga di tanyai oleh teman perkumpulan mereka terkait rumor yang baru ini beredar di sekolah mereka, namun sama seperti Chaca kedua gadis itu juga acuh tidak terlalu memperdulikan apa yang mereka katakan.

Keesokan harinya kembali beberapa gosip yang beredar kalau siswi berpita itu bisa saja di antara kelima siswi yang memiliki kebiasaan mengenakan pita, mereka bukan lagi menduga kalau hanya Ify, Chaca, Auli dan Siska yang mungkin pelakunya melainkan dua siswi yang mereka abaikan hanya karena tidak mengenakan jam tangan seperti ketiga gadis yang mereka duga.

Spekulasi mereka mengatakan bisa saja di antara dia siswi yang mereka kecualikan itu berhenti mengenakan jam tangan karena telah melihat beberapa temuan murid yang menonton agar mereka tidak menjadi orang yang di duga sebagai siswi berpita pencuri jawaban itu.

Selain itu ada juga yang penasaran siapa yang mendapatkan rekaman sekolah dan mempublikasinya di blogger sekolah.

"Gue kesel banget sama mereka yang akhir-akhir ini bicarain lo, Fy." keluh Dea ketika mereka tengah sarapan di kantin.

"Bener, gimana mereka bilang gitu yakin kalo siswi itu adalah lo karena sampe sekarang sekolah belum ngasi tanggepan sama postingan itu karena takut di pecat sama Papa lo." timpal Zahra memutar-mutar rambutnya.

"Eh, kira-kira kalian gak penasaran apa sama siapa yang nyebarin gosip tentang Ify pertama kali. Gue aja baru sadar kalo Ify suka ngiket rambutnya pakek pita tapi kok mereka tau Ify suka lakuin itu." kata Oik di sela makan nasi gorengnya.

"Bodoh, gak ada yang aneh kalik dengan Ify yang tiap hari di perhatiin sama beberapa murid di sini. Gue gak akan ngerasa janggal kalo mereka bilang Ify suka makek pita buat ngiket rambutnya." balas Dea mengejek Oik membuat gadis itu cemberut.

"Lo semua salah, kak Ify sama sekali gak punya kebiasaan ngiket rambutnya pakek pita." timpal Ray santai seketika membuat ketiga gadis di depannya itu terkaget.

"Apa? Lo serius?" tanya serentak Dea, Oik dan Acha.

"Um, kemarin itu kebetulan aja kak Ify ngiket rambutnya pakek pita." jawab Ray.

"Terus gosip yang bilang Ify punya kebiasaan ngiket rambut pakek pita itu ternyata gak bener." kata Dea.

"Iyalah, lagian gue agak curiga kalo ada orang yang punya niat buat ngejebak kak Ify, eh tapi bukan kak Ify juga sih tapi beberapa yang hari itu pakek pita ngiket rambut mereka." jelas Ray membuat ketiga gadis itu mengangguk.

"Bener, tapi dari mana pelaku itu tau kalo hari itu Ify bakalan pakek pita. Ah! Apa dia anak indigo!" pekik tiba-tiba Oik yang di hadiahi pukulan ringan di pundaknya oleh Dea.

"Korban drama lo, mana ada anak indigo. Yang ada cuma anak idiot yang pengen buat Ify di ejek sama murid yang lain." kata Dea kesal.

"Tapi gue kan cuma nebak aja." sungut Oik.

"Tebakan lo terlalu masuk alur sinetron." timpal Zahra semakin membuat bibir temannya itu merenggut.

"Fy kok lo dari tadi diem aja?" tanya Dea bingung melihat Ify yang sedari tadi diam ketika mereka membicarakannya.

"Gue mau nunggu kalian selesai debat." balas datar Ify.

"Nah sekarang kita udah selesai, apa yang mau bilang."

"Gue cuma bilang hari itu gue sebenernya gak ngiket rambut tapi saat gue ke toilet gue risih sama rambut gue nah gue secara gak sengaja nemu pita yang diiket di wastafel jadi iya gue pakek buat ngiket rambut." jelas Ify membuat mereka terdiam.

"Tapi kenapa hari itu gak ada yang sadar kalo lo gak ngiket rambut?" tanya Zahra.

"Karena mereka semua sibuk buat liat hasil ujian mereka." sambung Deva tiba-tiba membuat Dea sontak menoleh ke arah sepupunya yang paling pendiam itu.

"Bener, bahkan gue juga gak merhatiin itu." gumam Dea.

"Jadi ini udah jelas kalo ada yang secara sengaja buat ngejebak Ify, kita harus selidikin ini. Gue gak mau sepupu gue di fitnah kayak gini." kata Dea dengan semangat.

"Emang lo tau mau cari pelakunya kemana?" tanya Ify seketika menyurutkan semangat Dea yang berapi-api.

"Hhaa, gak." balas singkatnya seketika membuat ketiga temannya itu tertawa.

Sementara di meja Ify kini di penuhi canda tawa namun nampak di seberang meja terjauh tatapan tajam penuh kebencian terus mengarah ke arah Ify yang sedikit tertawa, ia dengan erat mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih akibat kerasnnya kepalang tangannya.

.

.

.

Bersambung.

See you.


Notes : Ini yang udah gue janjiin, iya walaupun telah... heee. Belum di edit.


22.01.2020

21:26

Dendam Alyssa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang