3 - 4

3K 143 2
                                    


Happy Reading ...

Part 3 – Perselisihan

Ternyata meja yang dipilih adalah meja yang ditempati oleh Sivia dan saat setelah sampai di sana Ify langsung saja menyeringai misterius pada Sivia yang menatap Ify kaget.

"Gue mau duduk disini," ucap Ify berdiri disamping Sivia.

"Baiklah, Sivia bisa kamu pindah!" perintah tegas Bu Renata.

"Loh gak bisa gitu dong buK, saya yang duluan di sini," tolak Sivia setelah menyadarkan dirinya membuat Ify menatap tajam gadis manis itu.

Acha dan Rio melihat itu berdiri pula membantu Sivia, bukan karena mereka tidak menyukai Ify namun mereka tidak menyukai sifat Ify yang sekarang. Namun mereka tidak tau dengan bersikap seperti itu membuat sakit hati Ify semakin menjadi dan membuat dendam dihati gadis dengan surai coklat itu kian menumpuk.

"Bener buK! Sivia yang emang udah duluan duduk di bangku itu. Lagian Ify bisa gak lo milih bangku yang gak ada penghuninya," timpal Acha.

"Lo gak denger tadi! BuK Renata bilang gue boleh milih dimana pun gue pengen duduk jadi gue milih bangku ini, lah kenapa lo yang keberatan toh ini juga bukan bangku lo," sinis Ify membuat Acha mengepalkan tangannya.

"Tapi gak perlu sampai meja Sivia kan," sahut Rio sedikit lembut membuat Acha mendelik sedangkan Ify menatap pemuda tampan yang menatapnya sendu itu dengan sinis.

"Gue tetep maunya meja ini!" keukuh Ify membuat suasana kelas semakin memanas.

"Tap―"

"Cukup Acha! Sivia kamu pindah biarkan Ify duduk di sana! Kalau kalian keberatan pintu terbuka lebar di sebelah Ibu," potong Bu Renata dengan dingin dan tegas.

"Ibu gak adil banget sih! Mentang-mentang dia anak pemilik sekolah ini apa harus diturutin!"

"Kalo ke sekolah cuma mau pamer kekuasaan mending gak usah deh,"

Ucap sinis Sivia membuat Ify yang kini mengepalkan tangannya namun sedetik kemudian ia menyunggingkan senyum palsu dengan iris coklat muda yang penuh akan dendam dan amarah berbalik menatap Sivia.

"Emang kenapa! Ada malasah sama lo, toh Daddy gue yang punya sekolah dan gue anaknya. Terserah gue dong mau ngapain di sini,"

"Gak masalah dong gue nunjukin kekuasaan gue di Sekolah yang gak lama lagi milik gue,"

Balas Ify dengan dagu yang terangkat dengan angkuh, ia sangat benci yang namanya kalah. Ify juga ingin menunjukkan siapa yang berkuasa di sini sekarang.

"Sudah, sudah Sivia lebih baik lo ngalah aja. Duduk aja bersama Acha nanti gue yang duduk dibelakang," lerai Rio membuat Acha mendelik lagi ke arah kekasihnya itu.

Dengan penuh kekesalan Sivia membawa barang-barangnya untuk pindah menuju ke bangku Acha sedangkan Ify hanya menyunggingkan senyuman kemenangan yang kemudian menjadi datar lagi setelah duduk dan menghadap ke depan.

Kemudian mereka kembali hening namun masih terdapat beberapa bisikan dari beberapa murid di sana tentang perdebatan yang dilakukan oleh Ify, Sivia, Acha dan Rio. Mereka ingin tau apa penyebab bubungan persahabatan mereka sehingga menjadi tegang seperti ini karena setau mereka dulu kesembilannya bersahabat dengan erat.

Sedangkan Ify hanya bertindak biasa-biasa saja dengan wajah santainya seolah apa yang terjadi baru saja tak pernah ia alami, Ify juga mengabaikan beberapa tatapan mengarah ke arah dirinya.

'Maafin gue, Fy'.


Part 4 -Kenangan masa lalu


"De kok lo gak pernah bilang sih kalo punya sepupu," penasaran Oik pada saat mereka berada di kantin yang hanya dibalas anggukan Zahra karena diapun juga ikutan penasaran.

"Kalian gak nanya sih," singkat Dea membuat Oik dan Zahra kesal.

"Udah, udah entar lagi ngobrolnya, mendingan kita makan dulu! Kalian mau pesen apa biar gue yang traktir hari ini," sela Ify sambil meletakkan ponselnya di atas meja dibalas anggukan antusias mereka.

"Gue pengen pesen bakso sama pop ice bluberry," pinta Dea, lalu pandangan Ify beralih ke Zahra Oik.

"Kita samain aja ma Dea," serempak mereka berdua.

"Ok tunggu," ujar Ify kemudian berdiri dan bersiap untuk berbalik.

Pranggg...

Tetapi tepat saat Ify berbalik seorang gadis yang membawa nampan makanan berada di belakangnya sehingga membuat mereka tanpa sengaja saling menyenggol yang mengakibatkan nampan makanan yang gadis itu pegang terjatuh dan sedikit membasahi seragam Ify.

"Aiss! Lo punya mata gak sih!" desis tajam Ify membuat gadis itu gugup dan takut.

"M-Ma-Maaf gu―I-If-Ify!" kagetnya saat mendongkakkan wajahny.

"Ciis!" decit Ify sinis.

"Shill loe gak papa kan?" tanya seorang gadis tomboy yang berada di dekat gadis yang bernama Shilla setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Gue gak papa kok Ag," balas Shilla pelan membuat Ify muak dan segera melangkah.

"Lo bertiga besok aja gue teraktir, karena tiba-tiba aja gue gak mood di sini," kesal Ify sambil melirik Shilla, Agni dengan tajam.

Mendengar apa yang dikatakan Ify membuat Dea, Oik dan Zahra segera menyusul gadis dengan iris coklat yang mulai melangkahkan dirinya untuk keluar dari kantin.

"Bilang ke sahabat lo itu, tunggu kejutan dari gue," bisik Ify sinis membuat Shilla menegang.

.

.

.

"Udah lah Shill, lupain aja apa yang dibilang Ify dulu. Mending lo makan, lo sedari tadi keliatan pucet," bujuk Agni khawatir saat mereka berkumpul di kantin setelah adegan Shilla yang tak sengaja menabrak Ify dan juga kata-kata Ify terus saja berputar layaknya kaset rusak.

"Shill lo gak papakan? Muka lo tambah pucet? Gue anter ke UKS iya?" tanya Iel berbondong-bondong.

"Eh Iel kalo nanya tuh satu-satu napa," sambung Rio.

"Gue gak papa kok," jawab Shilla membuat sahabatnya memilih untuk tidak memaksanya lebih lagi.


- Skip time

Kriiggg...

Bel tanda masuk berbunyi dan waktu istirahat selesai, CRAG dan SASA telah berada di kelas saat bel berbunyi, tak lama kemudian Pak. Romi guru matematika kedua terkiller setelah Bu Reynata memasuki kelas dengan aura dingin.

Setelah duduk Pak. Romi sejenak melihat ke arah muridnya dan langsung mengerutkan dahi membuat beberapa dari mereka merasakan teror, mereka tau apa yang membuat ekspresi guru yang tegas akan disiplin itu namun mereka semua tak ada yang berani mengeluarkan suara bahkan suara nafas pun mereka dengan hati-hati mengaturnya.

"Kemana teman-teman kalian yang lain?" tanya Pak Romi saat melihat beberapa bangku kosong yang tak lain milik Ify, Dea, Oik dan Zahra.

.

.

.

Bersambung

See You

Dendam Alyssa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang