38

1.1K 72 3
                                    

Seolah memang mereka terikat takdir, Ify bersama kedua adik kembarnya dan Rio bersama dengan sahabat serta kekasihnya secara kebetulan bertemu di kafe yang sama bahkan meja yang mereka tempati bersebelahan saling memunggungi sehingga tidak ada yang sadar.

Namun Rio dan Alvin pertama kali menyadari keberadaan Ify karena suaranya yang lembut saat memesan walaupun mereka saling membelakangi.

"Kalian berdua mau pesen apa?" tanya Ify pada Ray dan Deva.

"Nasi goreng pedes gak pakek seledri sama jus lemon dingin." jawab Ray sekaligus mewakili Deva.

"Baiklah, Ayam bakar pedes, nasi, sate ayam, nasi goreng tanpa seledri dan jus lemon tiga. Itu saja?" tanya pelayan itu pada Ify, Ray dan Deva.

"Oh iya, sama manisan buah. Gue liat itu menu baru di sini, itu aja." balas Ify ketika melihat papan menu yang terpajang di luar saat mereka akan masuk tadi.

"Baiklah, silahkan menunggu sebentar pesanan anda akan segera du antarkan." kata gadis pelayan itu dengan sopan.

Setelah mengatakan itu gadis pelayan itu segera berjalan menuju dapur untuk memberi koki pesanan mereka.

"Gue mau nanya, apa lo berdua bakal ikut study tour itu?" tanya Ify mulai mengunyah permen karetnya.

"Kalo kak Ify ikut kita juga bakal ikut." jawab Ray.

"Sebenernya gue males banget buat ikut, tapi Dea desak gue buat ikut." kata datar Ify seolah benar-benar sama sekali tidak merasa antusias dengan acara sekolahnya itu.

"Kenapa gak nyoba ikut aja, lagian kita baru pertama kali ini ikut study tour di BU." ujar Ray.

"Bener, lagian kalo gak seru semester berikutnya kita gak usah ikut lagi." timpal Deva yang sedari tadi diam.

"Hm, oke deh dan kita gak perlu bawa banyak barang gue males bawa." setuju Ify.

Tidak lama setelahnya pesanan mereka satu persatu di antarkan oleh pelayan yamg berbeda seperti yang tadi, namun ada sedikit yang sangat tidak di sukai oleh pelayan yang mengatar makanan mereka ini.

Ray dan Deva memang acuh dengan itu namun tidak sama sekali untuk Ify, ia sama sekali tidak menyukai tingkahnya yang secara terang-terangan menggoda kedua adik kembarnya itu dengan kemeja kerja yang ia gunakan sengaja tidak pelayan itu kancing beberapa bagian hingga menampakkan belahan dadanya yang langsung menghadap ke arah Ray dan Deva.

Bukan hanya itu ketika pelayan wanita itu sesekali memanfaatkan sesekali menyentuh lengan atau jari Ray ketika meletakkan makanan pesanan mereka.

Tentu saja membuat Ify merasa sangat geram karena pelayan wanita itu sama sekali tidak melihat statusnya sendiri dan sengaja menggoda Ray dan Deva berharap agar keduanya tertarik padanya sebab sepertinya pelayan wanita itu mengetahui kalau kedua adik kembarnya itu anak dari keluarga kaya.

Sampai ketika pelayan wanita itu sedikit merendahkan tubuhnya seolah-olah hormat namun niatnya terlihat jelas di mata Ify dan karena sejak awal tempramentalnya memang sudah kurang baik Ify berdiri sambil memegang jus lemon dinginnya lalu mengguyur tubuh pelayan wanita itu dari kepala.

"Ahh!" pekiknya karena terkejut akibat rasa dingin tiba-tiba mengguyur tubuhnya.

"Itu pantes buat kelakuan jal**ng lo itu." kata sinis Ify meletakkan dengan keras gelas kosong yang tadinya berisi jus lemon penuh sama sekali belum di sentuh oleh Ify.

"Apa-apan ini, gue sama sekali gak tau salah gue apa dan tiba-tiba lo numpahin jus ke gue." bela pelayan wanita itu.

Seketika meja mereka di penuhi oleh tatapan dari beberapa pelanggan yang ada di sini, ada yang antusias karena mendapatkan tontonan menarik dan ada juga yang kesal karena acara makan mereka menjadi berantakan.

"Apa lo pikir gue gak tau tingkah lo yang terang-terangan ngegoda dan sengaja nyentuh kedua adik gue!" balas Ify masih dengan nada sinis san tatapan merendahkan membuat pelayan wanita itu memerah malu.

"Omong kosong, gue sama sekali gak lakuin itu." sangkalnya keras.

"Lo pikir gue buta, gue heran sama standar tempat ini bisa-bisanya mereka nerima pekerja murahan suka menggoda orang lain kayak lo." semakin marah hati Ify semakin tajam pula kata-katanya walaupun ia sama sekali tidak menampakkan raut kemarahan.

Dari meja samping yang di tempati oleh Rio, Acha dan sahabat-sahabatnya yang kini telah menyadari keberadaan Ify ketika gadis itu berdiri dan menumpahkan jus pada pelayan wanita yang berdiri di sampingnya itu.

Tidak lama ketika Ify dan pelayan wanita itu berdebat seorang laki-laki dengan umur kisaran 30-an datang bersama dua pelayan wanita di belakangnya.

"Maaf, sebenarnya di sini ada apa?" tanyanya ketika telah berada di meja Ify.

Mendengar suara serak namun tenang sedikit mirip dengan suara Papanya dari arah samping Ify mengalihkan tatapannya.

"Saya mau komplain, bagaimana bapak menerima pegawai yang murahan dan suka menggoda orang saat bekerja." kata Ify langsung pada intinya.

"Sebelumnya memang apa yang di lalukan pegawai saya sehingga membuat anda marah?" tanya laki-laki itu masih dengan suara tenang tenang.

"Coba anda lihat pakaianya, gimana mungkin cara berpakaianya berbeda dengan pegawai lainnya terlebih dia juga sengaja menyentuh beberapa kali lengan dan tangan adik saya apakah itu perilaku yang sopan." jelas Ify sini.

"Kalau begitu maaf atas ketidak nyaman anda di tempat kami, kami akan mengurus ini dan sebagai gantinya kami akan mengganti minuman anda yang baru saja tumpah." kata laki-laki itu sama sekali tidak di balas oleh Ify sebaliknya ia kembali duduk seolah tidak ada hal yang terjadi.

Sementara Ray dan Deva yang menjadi topik pembicaraan hanya diam dan duduk dengan santai sama sekali tidak memperdulikan sekitarnya, keduanya membiarkan Ify menyelesaikan semua ini karena mereka tau kalau saudara perempuan mereka itu mampu mengurusnya.

"T-tapi manager , saya sama sekali tidak melakukan itu." sangkal kembali pelayan wanita itu mulai sedikit takut akan di pecat.

"Diam, ikut aku!" perintah laki-laki itu dengan suara dingin berbeda saat ia menanggapi Ify dengan suara tenang tadi.

"Ini gak adil, gue sama sekali gak ngelakuin kayak apa yang dia tuduhin."

"Cukup, aku sudah muak dengan semua keluhan pelanggan yang risih dengan tingkah kamu itu. Mulai sekarang kamu di pecat, jangan kembali lagi ke sini dan cepat pergi!" perintahnya kini dengan suara penuh ketidaksabaran dan kekesalan yang besar.

"Usir dia!" perintah lagi laki-laki itu pada kedua gadis pelayan di belakangnya itu.

"Gak! Gak manager tolong maafin aku, aku tau aku salah tapi jangan pecat aku." kata pelayan wanita itu dengan suara memelas namun di abaikan oleh lali-laki berstatus sebagai manajer tempat makan ini.

"Lepasin gue gak terima ini, gue gak terima!" Ia memekik dengan keras ketika kedua gadis pelayan lainnya mulai menariknya untuk keluar dari sini.

Namun seberapa pun besar tenaganya tentu saja itu semua kalah menghadapi tenaga dua orang gadis yang memiliki bentuk tubuh lebih besar darinya.

Tidak berapa lama akhirnya pelayan wanita itu di dorong dengan kasar ketika mencapai pintu keluar hingga terjatuh di jalan, banyak pasang mata menatapnya membuat pelayan wanita itu malu sekaligus marah.

Dengan kasar ia mulai berdiri dan langsung menatap ke arah Ify dengan penuh kebencian yang sama sekali tidak diperdulikan olehnya kemudian pergi dengan langkah yang di hentak-hentakkan.
.
.
.
Bersambung

See you


Notes : Yuhuu, malem tahun baru tinggal bentar lagi, tapi uang bulanan gue tinggal dikit udah banyak di pakek beli cemilan. Hahaa,, gimana persiapan tahun baru kalian guys?

19.12.27

Dendam Alyssa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang