16. Perihal Kunciran

10.2K 1.3K 112
                                    

Tok tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tok tok

"Masuk aja!" balas Jean saat pintu kamarnya diketuk. Pintunya pun terbuka, menampakkan Jake disana.

Jean menoleh,"Kenapa?"

Jake menggeleng kecil dengan senyuman di wajahnya. Dia mendekati Jean yang sedang menidurkan badannya diatas kasur. Lalu ikut tertidur di sebelahnya, membuat Jean bergeser agar tidak terlalu dekat dengan Jake.

Tadi setelah sarapan mereka memang langsung masuk kamar masing-masing.

"Bosen gak?" tanya Jake.

"Banget. Rumah lo sepi, sama kaya dulu. Bedanya dulu masih ada Bang Josh yang berisik. Sekarang udah nggak lagi."

Jake terkekeh. Rumahnya terasa begitu sepi dan sunyi memang, dia juga setuju dengan ucapan Jean.

"Mau jalan?"

"Males."

"Dasar, malesan. Rebahan terus kerjanya."

Jean mendengus,"Bukan males, ini hemat energi namanya."

"Aku bosen, ayo jalan aja." Jake menarik paksa tubuh Jean agar gadis itu cepat terbangun dari kasurnya.

Mau tidak mau Jean bangkit, walau tentunya sambil menggerutu. "Iya-iya sabar dong, gak usah narik segala."

Jean berjalan ke depan meja rias. Menyisir rambutnya lalu menguncirnya dengan model high ponytail. Tapi tiba-tiba saja Jake melepaskan kuncirannya. Membuat rambut panjangnya kembali tergerai sampai menyentuh punggung.

"Jake, apasih?!" protes Jean kesal. Dia ingin merebut kuncirannya dari tangan Jake tapi lelaki itu memasukkan kuncirannya ke dalam saku celana.

"Jangan nguncir rambut ketinggian." katanya.

Jean mengernyit,"Ya kenapa? Gak jelas banget. Siniin," pinta Jean lagi. 

Jake menahan tangannya, menatap Jean. "'Cause guys like girls with high ponytail."

Jean terdiam sebentar. Jadi maksudnya Jake sedang bertindak posesif sekarang? Tapi kenapa malah terlihat lucu di matanya?

Jean tertawa, "Lucu banget."

Jake malah mengernyit tidak mengerti. Perasaan tadi dia bersikap serius, tapi kenapa Jean malah menertawainya?

"Apa yang lucu?"

Jean menghentikan tawanya, menatap Jake balik. Lalu dengan lembut mengacak surai cokelat milik Jake yang terlihat lucu itu.

"Lo."

Jake memalingkan wajahnya. Telinganya memerah. Lalu cara bicaranya menjadi gagap seketika.

Jean yakin dia sedang malu. Jake itu paling tidak bisa menyembunyikan apa yang ia rasa.

"A-aku tunggu dibawah."

Jake dengan gugup keluar dari kamar Jean agak terburu-buru. Meninggalkan Jean yang kembali menertawainya karena Jake yang salah tingkah akibat ulahnya.


DEARLY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang