04. Video

11.4K 1.9K 149
                                    

/sambil baca audio nya dengerin ya bund/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/sambil baca audio nya dengerin ya bund/













"Jake?" panggil Sunghoon. Yang dipanggil tidak menyahut sama sekali.Jake sedang melamun sejak dia baru selesai mandi karena kehujanan tadi.

Wajahnya terlihat pucat, bibir Jake juga terlihat sedikit gemetar. Giginya bergemeletuk pelan. Sunghoon yakin sahabatnya itu pasti kedinginan tapi dia menahannya.

"Lo kedinginan? Bikin teh sana," suruh Sunghoon. Mereka tadinya ingin kerja kelompok untuk mengerjakan tugas. Harusnya mereka bertiga tapi Sunoo tidak bisa datang karena dia harus mengantar ibunya pergi arisan katanya.

Jake hanya membalas dengan gelengan. Membuat Sunghoon berdecak heran.

"Lo kenapa sih? Abis ujan-ujanan kenapa jadi kaya gini?"

"Jean baik-baik aja, kan?" lirih Jake masih sambil menatap buku paketnya dengan tatapan kosong. Sejenis tatapan sayu karena teringat kenangan masa lalu.

Sunghoon akhirnya mengerti kenapa tingkah Jake seperti ini. Dia juga tahu jika Jake dan Jean putus karena Jake pasti akan bercerita tentang apapun itu pada Sunghoon.

"Kalo lo khawatir telpon aja," usul Sunghoon.

"Gak bisa. Dia bilang dia gak mau gue ganggu dia lagi."

"Terus sekarang lo mau gimana?"

Jake menjambak rambutnya yang masih agak basah itu perlahan. Kesal karena tidak punya keberanian untuk mengejar Jean lagi. Kesal karena se-pengecut itu untuk menjelaskan yang sebenarnya pada Jean.

"Gak tau. Gue juga bingung mau ngapain."

Sunghoon menepuk-nepuk bahu kanan Jake bermaksud menghibur, "Yaudah masalah Jean nanti dulu. Kerjain tugas kita dulu oke? Gue udah ditanyain nyokap pulang jam berapa."

Jake membalas dengan anggukan. Dia meraih pensilnya lalu segera mengerjakan tugas kelompok bersama Sunghoon. Tugasnya sendiri mudah, terbukti satu kelompok hanya berisikan tiga orang. Walaupun tugas ini dikumpulkan minggu depan, karena Jake rajin, dia inginnya hari ini juga dikerjakan agar tidak ada beban.

Tak terasa satu jam pun terlewati. Tugas mereka akhirnya selesai. Sunghoon merapihkan alat-alat tulisnya. Kembali memasukkan alat tempurnya kedalam tas.

"Gue pulang,"

"Hm, ati-ati." Jake tersenyum. Senyum yang sangat ia paksakan. Sunghoon bisa merasakannya.

"Gak usah sok senyum kalo emang lagi gak baik-baik aja."

Jake menunduk. Tidak ingin menatap Sunghoon. Dia malu karena terlihat seperti budak cinta di hadapan Sunghoon.

DEARLY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang