Epilog

9.1K 1.1K 230
                                    

"Pa-pa!" teriak Joan sambil menarik-narik kaus Jake agar ayahnya itu terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa-pa!" teriak Joan sambil menarik-narik kaus Jake agar ayahnya itu terbangun. Jean sendiri hanya menyaksikan sambil berusaha untuk menahan tawanya.

Joan benar-benar menggemaskan. Pipinya berisi, dengan rona merah di pipinya karena kulitnya yang putih kemerahan. Matanya berwarna biru, kalau kata pengasuh panti sepertinya ayah aslinya orang luar negeri, dan ibunya orang Indonesia. Makanya rambut Joan berwarna hitam.

Dia dinamakan Joanna yang berartikan periang atau pembawa kebahagiaan. Kiera berartikan yang rambutnya gelap, karena rambut Joan benar-benar berwarna hitam legam.

Pengasuh panti bercerita jika dia menemukan Joan di luar pantinya di dalam sebuah kardus saat malam Natal. Jadi dia menamainya Joanna, berharap bayi perempuan ini akan membawa kebahagiaan untuk para penghuni panti saat perayaan natal hari itu.

"Uh-! Pa-paaa!" teriak Joan lebih kencang dari yang tadi. Jake yang tidurnya terusik mengambil bantal untuk menutupi kedua telinganya.

Joan kesal. Bibirnya mengerucut, wajahnya merengut lucu.

"Joan, coba menggambar aja tuh di punggung papa." Jean meletakkan satu set krayon di samping Joan.

Joan itu sangat suka mewarnai, Jean seringkali menemaninya untuk mewarnai pada dinding. Jake yang menyiapkan satu dinding besar untuk Joan lukis sesuka hati dengan tangan mungilnya. Katanya biar saat dewasa nanti ada kenangan tersendiri saat melihat dinding yang berada di dalam ruangan bermain Joan.

Joan menarik kaus Jake dengan susah payah. Pas sekali posisinya Jake sedang tidur tengkurap. Kakinya pun merangkak perlahan-lahan untuk naik ke atas punggung Jake.

Jean diam-diam merekam kejadian itu. Ini tidak bisa dilewatkan, semua momen kebersamaan mereka dengan Joan harus ia rekam.

Joan memegang krayon berwarna merah, lalu mencoretnya asal di atas punggung Jake. Anehnya pria itu masih tidak terbangun. Sepertinya Jake masih kelelahan karena semalam pulang larut.

"Obeyii..!" kata Joan sambil menggambar lingkaran di punggung Jake.

Jean tertawa. "Stroberi Joan, bukan obeyi."

Joan menggeleng keras. "Obeyi!"

Jean iyakan saja karena Joan lucu. Bayi itu kembali menggenggam krayon warna lainnya berwarna biru dan kuning. Kali ini dia mewarnai punggung Jake dengan kasar, sehingga sang ayah akhirnya terbangun juga.

Jake mengerjap beberapa kali. Dahinya mengernyit heran karena merasakan ada beban di punggungnya.

"Je? Joannya angkat nih," pinta Jake. Dia ingin bangun tapi takut Joan malah terjatuh ke belakang.

Jean pun menyudahi rekamannya lalu menggendong Joan agar Jake bisa balik badan dan duduk bersandar di headboard kasur.

Joan tidak rewel, dia nurut saja saat di gendong oleh Jean. Tangan mungilnya menangkup pipi Jean, membuat bercak krayon di pipi sang mama.

DEARLY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang