01. Dinner

19.9K 2.2K 238
                                    

Jean tersenyum kecil membaca pesan dari Jake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean tersenyum kecil membaca pesan dari Jake. Katanya lelaki itu akan datang pada pukul tujuh malam nanti. Jadi sekarang ia sedang bersiap-siap untuk menyiapkan makan malam. Menu nya tidak sulit. Hanya mashed potato dan chicken cordon bleau.

Jean sendiri tinggal bersama ayahnya. Kedua orangtuanya bercerai ketika umurnya masih dua belas tahun. Beruntung disitu ada Jake yang setia menemaninya. Mereka berdua memang berteman sejak kecil.

Tadi Jean mendapat pesan jika ayahnya akan lembur malam ini. Jadi dia mengirim pesan pada Jake untuk datang ke rumahnya karena ia takut sendirian di rumah.

Jean mengelap meja makan, lalu menghidangkan masakannya dan meletakkan berbagai alat makan di samping piring. Ia menatanya dengan rapih. Berharap Jake akan memuji tentang rasa masakan yang ia buat.

Sambil menunggu kedatangan Jake, Jean membuka galeri pada layar ponselnya. Isinya penuh dengan foto Jake dan itu membuat Jane menganga tidak percaya.

"Kok bisa isinya foto dia semua?"

Ah ya, Jean baru ingat jika tempo hari Jake meminjam ponselnya untuk bermain game karena kuota ponselnya habis. Ternyata pacarnya itu bukan hanya bermain game tapi juga memenuhi galeri nya.

"Hhh, dasar." Jean geleng-geleng kepala. Tertawa kecil melihat foto-foto Jake. Tampak konyol walau Jean akui dia memang manis saat tersenyum.

Dia jadi ingat saat Jake menyatakan perasaannya waktu itu. Lelaki itu tidak mempersiapkan apapun. Bahkan dia tidak membawa bunga, cokelat, dan teman-temannya. Dia juga tidak merangkai puisi dan menyatakan perasaan di lapangan basket. Hanya ada mereka berdua.

Saat itu Jake sedang ada di kamar Jean. Mereka menonton film bersama. Dan tiba-tiba Jean mendapat pesan dari Sunghoon. Disitu Jake cemburu dan spontan mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya pada Jean.

Dengan kata-kata yang memperlihatkan jika ia marah, Jake berucap, "Really, Jean. I don't like him. You guys don't get along."

Jean yang bingung membalas dengan, "Why? I mean, he's good. Sunghoon baik kok. Ganteng juga."

Mendengar itu Jake memunggungi Jean. Merasa kesal karena Jean memuji laki-laki lain di hadapannya.

"Jean, don't you know that i like you? I've liked you for years. Lo gak sadar gue suka sama lo? Atau emang lo cuma nganggep gue temen?"

Nah, itulah kilas balik tentang mereka secara singkat. Karena sekarang Jake sudah tiba di rumah Jean.

"Jeaannn?! I'm coming!" seru Jake dari luar. Jean pun bangkit dari duduknya dan membukakan pintu. Tampak Jake dengan jeans hitam dan hoodie abu-abu.

"Masuk, gue udah bikin dinner buat kita."

Mata Jake berbinar, "Really?"

Jean mengangguk, "Iya, gue udah masak. Makanya cepet masuk. Keburu dingin nanti."

"Oke. Nih, gue bawa martabak."

"Makasih," Jean menerimanya. "Udah lepas sepatunya. Taro aja di ujung situ."

Jake melepas sepatunya. Langsung masuk ke rumah Jean dan pergi ke dapur untuk melihat masakan apa yang Jean buat untuknya.

"Wow, you're good at cooking."

"I'm good at everything, you know?"

Jake terkekeh, "Iya deh, pacarnya Jake emang hebat."

Kedua nya pun duduk berhadapan. Setelah membaca doa barulah menyantap makan malam.

Jean menatap Jake dengan gugup. Memperhatikan reaksi lelaki itu ketika menyantap masakan buatannya. Dia takut jika rasanya tidak enak.

"How is it?" tanya Jean takut-takut.

Jake mengangguk, lalu menjentikkan jarinya, "The best dinner that i've ever had. Ini enak banget, Je. Kapan-kapan masakin gue lagi, ya?"

Jean tersenyum puas. Kupu-kupu berterbangan di perutnya saat Jake memujinya dengan tatapan tulusnya.

"Oke. Besok mau gue bawain bekel?"

"Boleh, yang banyak tapi."

"Iyaaa,"

Mereka pun melanjutkan acara makan malam. Diakhiri dengan mencuci piring berdua. Jean yang menyabuni sedangkan Jake yang membilas.

"Nah, sekarang kita mau ngapain?" tanya Jake sambil merangkul Jean dan berjalan ke ruang keluarga. Mereka duduk di sofa. Dan Jake menyandarkan kepalanya pada bahu Jean.

"Jake, beraaattt," rengek Jean karena tidak suka jika Jake menyandarkan kepalanya pada bahunya.

"Sebentar," bisik Jake. Kali ini dia merapat pada Jean lalu memeluk tubuh Jean dari samping selama tiga detik.

"Udah." Jake cengengesan. Menatap Jean dengan senyum dan tatapan teduhnya yang membuat jantung Jean berdetak lebih cepat.

"Ish, j-jangan deket-deket!" Jean menjauhkan dirinya dari Jake. Tapi lelaki itu malah mendekat lagi ke arahnya. Seolah tidak ingin jauh-jauh dari Jean.

"Jake, itu masih luas disana! Lo gak liat gue udah di ujung sofa kaya gini? Geseran!"

"Nope."

Jake sedang menggodanya. Jean tahu itu. Sorot mata jenaka nya terlihat jelas.

"J-jake astaga deket banget. Gue jatoh nanti!"

"Makanya lo geseran kesini."

"G-gak mau,"

Jake berdecak. Akhirnya dia mengangkat tubuh Jean untuk duduk di sisi kanannya yang masih luas.

"Udah, kan?"

Wajah Jean terasa sangat panas saat Jake mengangkat tubuhnya dengan memegang pinggangnya tadi. Dia yakin wajahnya pasti sangat merah sekarang.

"You're turning red. Kepanasan?"

Iya, gue panas gara-gara tingkah lo. Jake sialan, batin Jean.







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Night updates make me feel good.

DEARLY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang