29. Belajar

7.8K 1.1K 164
                                    

"Oh my fucking God, i hate physics!" teriak Jean emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oh my fucking God, i hate physics!" teriak Jean emosi. Tangannya refleks untuk membanting pulpen yang sedang ia pegang.

Jake tertawa, sampai terbahak malah karena melihat Jean kesusahan dalam menyelesaikan soal fisika buatannya.

"Its easy, baby. Yang mana yang gak ngerti, hmm?" Jake menaikkan sebelah alisnya dengan tangan yang menumpu wajahnya.

Ya, mereka sedang belajar bersama. Padahal ini masih jam delapan pagi dan merupakan waktu libur. Tapi Jake membangunkannya dan menyuruhnya belajar.

Semua itu berawal dari Jean yang membiarkan buku fisika nya terbuka lebar di meja belajarnya. Jake yang terkejut melihat nilainya kurang dari rata-rata dengan heboh membangunkannya. Dan disinilah ia sekarang, terjebak di kamar Jake dan duduk tegap di kursi belajarnya.

Lagipula untuk ujian nasional yang diujikan matematika, bukan fisika. Saat ujian peminatan nanti Jean juga memilih biologi. Jadi dia berpikir, 'untuk apa belajar fisika?'

"Gak ngerti semuaaa, gue bodoh. Gue gak mau belajar fisika!"

"Gini deh. Kalo kamu bisa selesain tiap satu soal yang udah aku kasih, aku bakal kasih makanan. Tapi kalo kamu salah jawabnya, aku bakal cium kamu." Jake menyeringai kecil melihat wajah Jean yang mulai memerah.

"Mana bisaa, nggak ada! Itu bukan belajar namanya."

"Adain lah,"

"Jake gue tusuk ya lo," ancam Jean dengan pulpen yang baru saja ia banting tadi.

"Fisika itu gampang, kamu nya aja yang gak mau belajar. Kimia juga gitu. Kamu pasti ngandelin biologi doang kan?"

Jean tertohok. Ya benar sih, dia hanya suka biologi dan hanya paham biologi. Tiap kelas fisika dan kimia dia selalu melirik buku tulis Jake untuk mengetahui jawaban dari soal yang diberikan oleh guru.

"Y-ya iya sih, tapi kan gue emang gak pinter kaya lo."

Jake tersenyum. Tangannya menepuk-nepuk kepala Jean."Kamu pinter, tiap orang kan punya bidangnya masing-masing. Nah, sekarang waktunya belajar fisika."

Jean cemberut, wajahnya berubah masam. Baru saja dia senang karena dipuji oleh Jake tapi kenapa akhirannya harus ada kata-kata 'belajar fisika'?

"Mana yang kamu gak ngerti?" Jake menarik kursinya mendekat pada Jean agar bisa melihat buku Jean dengan jelas.

"Ini tuh kamu tinggal ikutin rumus yang udah aku tulis di pojok sini. Sengaja aku tulis biar kamu gak lupa."

Jake menjelaskan panjang lebar tentang magnetik, disusul oleh rumus persamaan gelombang yang ia tulis dengan rapih di buku tulis Jean.

"Jake, gue nyerah." pasrah Jean.

"Makanya dengerin penjelasan aku," Jake mencubit hidung Jean gemas. Sedikit kesal karena gadis itu tidak ingin belajar apa yang menurutnya tidak menyenangkan.

DEARLY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang