25. Jake's Secret

9K 1.2K 104
                                    

Satu minggu berlalu dengan sangat cepat seolah hanya angin lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu berlalu dengan sangat cepat seolah hanya angin lalu. Selama itu pula Jake dan Jean menjalani hari sendiri-sendiri. Mereka bersama hanya ketika berangkat sekolah. Pulang sekolah Jean akan sendirian karena Jake harus mengikuti bimbingan belajar di tempat les. Berbeda dengan Jean yang memilih untuk les privat. Ya kau tahu lah, introvert seperti Jean sulit berbaur di tempat baru.

Jujur saja Jean merindukan Jake. Lelaki itu pulang jam delapan malam tiap harinya dan setiap Jean ingin sekedar mengobrol dengannya, Jake sudah menampakkan raut wajah lelahnya. Jadi dia hanya bisa kembali masuk ke kamar karena tidak ingin mengganggu waktu istirahat Jake.

"Hufftt.." Jean meregangkan tubuhnya, saat guru lesnya yakni Yoongi telah pergi menggunakan mobilnya. Akhirnya les hari ini selesai juga setelah dia mengalami banyak kendala dengan hitung-hitungan.

Berbanding terbalik dengan Jake. Jika lelaki itu memiliki otak berisikan angka yang berserakan, Jean memiliki otak dengan sejuta huruf yang dapat ia rangkai dengan mudah. Yang satu pintar menghitung dan yang satu pintar dalam hal bahasa.

Jean menutup pintu rumah. Berjalan dengan lesu ke kamar sambil sesekali menguap karena mengantuk.

"Pulangnya masih lama ya?" gumam Jean saat tidak sengaja menatap jam. Baru jam tujuh malam. Masih ada satu jam lagi untuk Jake bisa pulang dari tempat les nya.

Sejak Jean memberitahu dia akan pergi ke Kanada, Jake benar-benar menjadi terlalu manis tiap harinya. Bahkan dia juga yang memaksa Jean untuk mengganti peraturan yang mereka sepakati. Katanya sebentar lagi Jean pergi, jadi Jake ingin melakukan apapun dengan bebas tanpa ada larangan.

Jean memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Jake. Ruangan itu bahkan tidak pantas disebut sebagai kamar lagi. Terlalu berantakan, melebihi kapal pecah yang biasa orang-orang katakan.

Ada banyak sampah kertas, bahkan halaman buku paket yang dirobek. Jean yakin kondisi mental Jake sedang tidak baik sekarang. Lelaki itu terlalu memaksakan diri.

Dengan telaten dia membereskan kamar Jake. Mulai dari mengembalikan buku-buku ke rak, menyapu, mengepel, dan membereskan kasur Jake. Sampai matanya menangkap buku dengan sampul kulit berwarna cokelat mengkilap.

Jean menelan ludah, melirik antara pintu kamar dan rak buku dimana buku sampul kulit itu ia temukan. Dia penasaran, kenapa letaknya ada di dalam begitu? Terlihat seperti Jake menyembunyikan buku itu dari siapapun.

Ingin sekali dia membukanya tapi ragu. Namun akhirnya tangan Jean bergerak sendiri untuk mengambil buku itu. Dia membuka halaman pertama,

December, 18th 2019.

Fears are calling me.

Jean terus saja membaliknya sampai dimana ada kertas yang sedikit kusut. Isinya,

December, 25th 2019

Monsters. They're no longer a 'father' and a 'mother'.

Jean mengernyit tidak mengerti. Dia masih belum mencerna apa saja yang Jake tulis disini.

DEARLY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang