26. Mademoiselle

12.1K 1.2K 392
                                    

"I kinda miss you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I kinda miss you."

Jake mengerjap beberapa kali. Masih tidak percaya dengan apa yang Jean utarakan. Sebenarnya Jean ini kenapa? Kenapa tiba-tiba jadi manis begini?

"Mine is not kinda. I miss you badly. " Jake menatap kedua manik jelaga Jean. Membiarkan dirinya tenggelam lebih dalam, dan tersesat lebih jauh pada gadis di hadapannya ini.

Jake memegang rahang Jean. Matanya yang menyayu menatap ke bibirnya. Jean sadar itu, dia melihat arah pandang Jake yang jelas terarah pada bibirnya.

"J-jake?"

"May i kiss you?"

Uh, Jean benar-benar benci dengan perubahan suara Jake yang tiba-tiba menjadi berat begitu. Apalagi iris matanya sudah menggelap, dan tatapannya terlalu intens bagi Jean.

"Jean, may i?" ulang Jake.

Jean gugup, sangat malah. Mungkin efek karena satu minggu ini mereka jarang bersama. Tapi dia tidak berpikir Jake akan bertindak seperti ini.

"Just a kiss right?"

Jake menggeleng, "Gak janji."

"G-gak boleh!" Jean menggelengkan kepalanya dengan keras. Wajahnya benar-benar terasa panas ditatap Jake sedekat ini.

Jake tentu tidak menyerah semudah itu. Oke, dia akui hari ini memang terasa melelahkan. Tapi dia sudah tidak bisa menahan ketika melihat Jean memakai kaus terlalu oversize miliknya yang menampakkan collarbone Jean dengan jelas. Jangan lupa rambutnya yang dikuncir tinggi, menampilkan leher jenjangnya juga celana pendek sepertengahan paha.

Poin lebihnya lagi kaus itu berwarna putih, sedikit transparan. Kepala Jake terasa pusing bukan kepayang melihatnya.

"Je, shit." Jake mengusap wajahnya kasar. Susah menahan apa yang sedang ingin ia lakukan sekarang.

Jean menelan ludah gugup. Dia bingung harus berkata apa dan harus melakukan apa.

"Pergi."

"Loh, gue masih mau-----"

"Pergi, Je!" Jake menutup matanya dengan tangan kanan.

"Tapi gue gak-----"

Jake memegang rahang Jean, mencium bibirnya lembut. Meraupnya bagai permen termanis yang pernah ia makan. Tangannya bergerak cepat untuk mengambil kedua tangan Jean dan mengalungkannya di lehernya.

Jean masih mencerna keadaan. Gerakan Jake terlalu cepat, dia bahkan tidak menyadari tangannya sudah terkalung sempurna di leher Jake.

Jake menggigit bibir bawah Jean, membuatnya mengerang pelan dan itu adalah akses bagi lidah Jake untuk masuk. Lidahnya bermain, mengajak Jean untuk berperang lidah tapi ciuman Jean sendiri sangat acak-acakan.

DEARLY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang