09. Rapat Keluarga

10.1K 1.6K 203
                                    

Jean sudah rapih dengan gaun selutut berwarna baby pink yang membuatnya tampak manis karena gaun itu sangat serasi dengan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean sudah rapih dengan gaun selutut berwarna baby pink yang membuatnya tampak manis karena gaun itu sangat serasi dengan dirinya. Rambutnya dikuncir model high ponytail, namun tetap menyisakan sedikit rambut pada sisi wajahnya.

"Ma, ngapain sih pake baju ribet-ribet begini? Mama mau aku ikut ke kondangan?" tanya Jean heran. Tapi ibunya tidak membalas, masih sibuk memberikan lip tint pada bibir anaknya.

"Iya, ada yang mau nikah." balas ibunya singkat sambil tersenyum menatap Jean.

"Anak mama udah gede aja," celetuknya.

Jean terkekeh,"Ya masa aku kecil terus?"

Sang ibu tiba-tiba saja memeluknya sambil mengusap kepala Jean dengan lembut. Jean sendiri membalas pelukan ibunya. Dia sangat merindukan pelukan hangat ibunya, dia ingin sekali orangtuanya bisa bersama seperti dulu lagi. Dia merindukan saat-saat masih tinggal dengan kedua orangtuanya. Tidak seperti sekarang yang hanya bersama ayah super sibuknya.

"Maafin mama, ya. Mama jarang kesini semenjak dipindah tugas. Padahal mama kangen banget sama kamu, tapi gak bisa gitu aja ninggalin kerjaan."

Jean mengerti. Sangat mengerti jika ibunya adalah wanita karir. "Gapapa, ma. Jean ngerti kok."

"Ekhem, mau sampe kapan pelukannya?" suara ayah menginterupsi. Pria itu menatap mantan istrinya dan anak semata wayangnya di depan pintu kamar sambil tersenyum jahil.

Ya, walau orangtuanya bercerai keduanya masih sangat dekat. Seperti sahabat malah. Jean jadi bersyukur setidaknya tidak ada masalah diantara keduanya. Mereka memang bercerai dengan baik-baik. Walau keadaan Jean dengan perceraian itu tidak baik-baik saja.

"Udah yuk, turun. Nanti mama malah nangis kalo meluk aku terus."

Ibunya tertawa, lalu melepaskan pelukannya. Jean bangkit dari duduknya.

"Sini tangan kamu," pinta ibunya. Jean pun menggandeng tangan sang ibu.

Ayahnya sudah turun lebih dulu. Jean dan ibunya perlahan-lahan menuruni tangga. Dan ketika ia mendongak, betapa terkejutnya ia saat melihat keluarga Jake sudah berada di ruang tamu. Apalagi mereka semua menatapnya dengan senyuman manis tapi terlihat mencurigakan.

Jake juga menatapnya dari sana, membuat jantungnya berdegup sangat kencang saat Jake bergumam, "Cantik."

Jujur, Jake terpana. Baginya Jean sudah cantik. Tapi gaun itu membuatnya lebih manis. Seperti menunjukkan sisi lain dari Jean.

Tapi tunggu, Jean tidak bisa mencerna keadaan yang sedang terjadi. Kenapa ada keluarga Jake disini? Apa mungkin keluarganya dan keluarga Jake akan pergi ke kondangan bersama? Bisa jadi sih, tapi Jean tidak merasakan hal itu benar adanya.

"Ma, ini ngapain rame-rame begini? Formal semua lagi," bisik Jean pada ibunya sambil menuruni tangga. Ibunya tidak membalas, hanya menatapnya dengan seulas senyum meneduhkan yang berhasil membuatnya tenang.

Jean akhirnya duduk diantara ayah dan ibunya. Dihadapannya ada Jake dengan setelan jas hitam yang membuatnya terlihat berkali-kali lipat lebih tampan. Tapi Jean tidak ingin mengakuinya kali ini.

Dia lebih memilih menunduk. Merasa malu karena Jake menatapnya intens.

"Langsung saja ya, adanya rapat malam ini ingin membicarakan tentang pernikahan Jake Sim dengan Jeanna Jung." ucapan ayah Jake membuat mata Jean melotot. Begitu pula dengan Jake yang menatap ayahnya tidak terima.

"Nikah?!" seru Jake. Dia menatap ayahnya menuntut penjelasan. Jake sama sekali tidak mengira kedatangannya ke rumah Jean ternyata untuk sebuah acara perjodohan.

"Ini ada apaansih?" timpal Jean. Sama, dia juga menatap ayah dan ibunya bergantian. Tidak mengerti dengan situasi saat ini.

"Pernikahan ini dilangsungkan karena kalian sudah berbuat sesuatu waktu itu. Ingat?"

Jake dan Jean tampak berpikir, lalu keduanya mengucap dengan bersamaan,"Jangan bilang yang itu?"

Ayah Jean mengangguk, "Iya. Itu kalian sudah paham."

"T-tapi pa, Jean kan udah bilang------"

"Pernikahan ini harus secepatnya dilaksanakan. Karena Jake, kamu sudah berbuat tidak senonoh pada Jean." Ayah Jake menatap anaknya tajam. Yang ditatap menunduk patuh.

"Yah, aku kan udah jelasin kalo------"

"Tapi ada buktinya, Jake. Percuma kalau sudah dijelaskan, kami lebih memilih percaya dengan bukti."

"Ma, tunggu dulu. Aku sama Jake masih sekolah, kenapa harus nikah segala?" Jean menginterupsi.

"Kamu tau kalau masih sekolah, tapi kenapa ngelakuin itu?" balas ibunya dengan wajah datar tapi tersirat kesedihan disana.

"Masa mama gak percaya sama aku? Aku gak mungkin kaya gitu, ma." Jean membela dirinya.

"Bener kata Jean, kita gak ngelakuin apa-apa. Bunda percaya sama aku kan?" Jake memegang tangan ibunya meminta kepercayaan tapi ibunya sendiri memalingkan wajah.

"Tanggung jawab, Jake. Ayah sama bunda gak pernah ngajarin kamu buat kaya gitu."

Jake maupun Jean menghembuskan napas kasar. Pikiran orangtuanya itu kenapa sih? Mereka kan hanya tindih-tindihan. Oke, posisi itu memang ambigu dan menciptakan berbagai spekulasi negatif tapi kan tetap saja mereka tidak melakukan apa-apa.

Walau Jake akui saat itu ia memang ingin mencium Jean, tapi kan itu belum kejadian.

"Masalah sekolah, empat bulan lagi kalian lulus SMA. Jadi kami ingin kalian menikah satu minggu lagi."

"HAH?! SATU MINGGU?!" histeris Jake dan Jean bersamaan.

"Yakali kita nikah seminggu lagi?"

"Pa, aku gak mau nikah!"

Jake maupun Jean protes. Tapi tetap saja keputusan orangtua yang menentukan.

"Oke, kita sudah menetapkan tanggalnya. Saya dan istri saya akan mengurus segala keperluan pernikahan. Wedding organizer, catering, dan gaun bisa langsung lewat butik istri saya." jelas ayah Jake.

"Kami yang akan menanggung semua biaya pernikahan Jake dan Jean."

Ayah Jake dan Ayah Jean bersalaman. Begitu pula dengan ibu Jake dan ibu Jean.

Sedangkan Jake dan Jean menatap satu sama lain dengan tatapan frustasi, putus asa lebih tepatnya.

"Gara-gara lo nih, Jake!" gerutu Jean tanpa suara tapi Jake bisa membaca pergerakan bibirnya.

Beginilah keputusannya. Entah apa yang akan terjadi pada Jake dan Jean selanjutnya.

Jean tidak menyangka semua ini akan terjadi.




Jean tidak menyangka semua ini akan terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


























TRIPLE UPDATE !

DEARLY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang