"Mom, jangan buka jendelanya..." suaranya parau, tangannya mengucek sebelah matanya."Alena." Ucap sang Ibu berkacak pinggang dengan nada tidak ramah.
"Aku harap kau tidak lupa jadwal keberangkatanmu ke Hogwarts hari ini."
Alena mengumpat dalam hati.
Terlalu dini rasanya bersiap siap di jam tujuh pagi. Kalau ia tidak salah mengingat, kereta itu berangkat tepat pukul sebelas nanti. Tidak salah rasanya menghabiskan lebih banyak waktu bersama kasurnya saat ini.
"Mom, kau bisa bangunkan aku jam sembilan nanti. Masih terlalu pagi sekarang." Alena kembali menutup seluruh tubuhnya dengan selimut menghindari cahaya matahari disekitar.
"Tidak. Dua jam tidak cukup untuk persiapan tinggal di Hogwarts selama satu semester. Jadi sekarang.." Ibu menarik selimut Alena, "..bangunlah."
Alena akhirnya menyerah. Dengan terpaksa ia meninggalkan kasurnya. Setengah tidur berjalan keluar kamar, matanya masih tertutup saat langkahnya mencapai ambang pintu. Pikirannya mencari alasan bagaimana caranya agar ia kembali ke kasur.
"Mom, mestinya aku bisa tidur lebih lama. Murid baru disana pasti di perlakukan istimewa," Alena berhenti diambang pintu kamarnya.
"Diperlakukan istimewa?"
"Benar!" katanya semangat. "Draco pernah cerita pengalaman ayahnya kedatangan murid baru. Mereka di sortir paling akhir setelah murid-murid tahun pertama."
"Lalu?"
"Lalu aku tidak harus buru-buru dan bangun sepagi ini," jawabnya asal.
Rhea menatap Alena sekilas. "Kalau begitu coba bujuk masinis keretanya supaya kau bisa berangkat lebih lama dari yang lain".
"yeah, bangun pagi selalu menyebalkan" gumamnya.
Rhea mengawasi Alena memastikan gadis itu tidak putar balik. Tuan putri Lestrange yang satu ini dijuluki putri tidur oleh ibunya sendiri.
"Lagipula aku tak pernah setuju pindah ke Hogwarts," keluhnya sebal saat Rhea duduk di kursinya.
Peri rumah mereka menuangkan segelas susu untuk Alena.
"Kita sudah bahas ini, Alena." kata Rhea lembut.
Alena menghela napas berat. Sangat rancu mengingat alasannya 'karena salah satu tahanan Azkaban berhasil kabur kemarin'. Pikirnya, apa hubungannya? Alena dipindahkan dari Prancis ke Inggris karena tahanan yang kabur?
"Where's dad anyway?"
Biasanya Rhea akan mengejek Alena dengan 'Putri tidur ayah sudah bangun'.
Dan ayahnya Adam dengan bijak akan membela 'Namanya juga seorang putri, yakan Na?'
Alena celingukan kesana kemari diatas kursinya.
Berselang detik Alena mendapati ayahnya datang dari lorong dengan tas kerja ditangan kanannya.
"Pagi Alena," sapa Adam mengelus kepala putrinya lembut.
"Pagi ayah," jawab Alena.
Melupakan kejengkelannya soal Hogwarts, mereka mulai menyantap sarapan dengan tenang.
●○●○●○●○
Alena berada di stasiun King's Cross platform 9¾ tepat pukul sepuluh lewat tiga puluh menit. Stasiun dipenuhi oleh para orang tua yang akan membiarkan kereta membawa anak mereka pergi. Ucapan perpisahan terdengar di setiap sudut.
Tidak terkecuali ibunya yang untuk kesekian kalinya berkata, "Ingat Alena.."
"..tidak boleh berbicara kasta darah pada siapapun, kalian semua sama sama penyihir remaja yang akan belajar ke Hogwarts hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's me,not another | slow-up
FanfictionHari itu Adam mengirimkan surat pada Madame Maxime selaku kepala sekolah Beauxbatons agar Alena diberi izin pulang demi membahas suatu urusan. Urusan yang sama sekali tidak ingin dibahas Alena. ".....Aku tidak tahu menahu soal Sirius Black, aku tida...