11. Holiday

254 38 9
                                    

"Dimana Alena?"

"Disana." Adam mengikuti arah pandangan Rhea yang menatap kagum pada gadis cantik di atas sana.

"I'm ready," ujarnya, tepat setelah berada dihadapan orang tua nya.

"Nice. Ayo kita keluar." Al mengikuti langkah orang tua nya persis dibelakang mereka.

(Imagine. Ini pakaian Alena)

Mereka menumpangi sebuah kereta kuda sebagai transportasi menuju Malfoy manor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka menumpangi sebuah kereta kuda sebagai transportasi menuju Malfoy manor. Hubungan kedua keluarga selalu baik-baik jika tidak mengungkit masa lalu.

Itu adalah masa lalu Adam yang tak pernah ingin Al jelaskan pada teman barunya.

Seorang Death Eater.

Penghianatan yang dilakukan Adam pada Battle of Hogwarts sebelumnya menjadi alasan ia tak pernah benar-benar akur dengan mr. Malfoy -yang mengaku di imperio saat sidang di kementerian-. Keras kepala keduanya yang kukuh mempertahankan pendapat masing-masing agaknya berefek kecanggungan setiap kali ada pertemuan antara Lestrange dan Malfoy.

Meski hal tersebut hanya berlaku untuk keduanya.

Tidak pada Rhea dan Narcissa atau Draco dan Alena.

Terlihat banyak kereta kuda lainnya berjejer di sepanjang gerbang. Kereta yang ditumpangi Al berhenti tepat didepan pintu masuk manor, setelah ketiganya turun kereta lanjut berjalan menuju tempat tunggu.

Sedikit gugup selalu singgah ketika ia dihadapkan pada pintu masuk manor. Saat seharusnya ia terbiasa. Melewati pintu masuk Al dapat melihat setidaknya puluhan orang beragam usia berdiri disekitar meja, dengan minuman digenggaman, membicarakan sesuatu yang terdengar seperti gumaman olehnya.

"Kita berpisah disini Al" kata Rhea memberitahu. Menyadarkan Al dari lamunan menerka-nerka keberadaan Draco. Hanya melalui pria itu Al bisa tahu apa yang harus dilakukannya selama pesta. Ia tak terlalu menyukai keramaian.

"Yes, mom." setelah menggandeng kan lengannya pada lengan Adam, pasangan itu berjalan menjauh meninggalkan Alena.

"That's cute, isn't it?" cibir Al memandangi kepergian keduanya. Katakan dia iri, Alena bahkan belum mempunyai seseorang untuk sekedar membuatnya salah tingkah ketika bertemu.

"Where are you mr. Draco?" gumamnya pelan. Ia menilik satu per satu tamu undangan berharap salah satu pemilik rambut pirang diantara kerumunan tersebut adalah orang yang akan menjadi partnernya selama acara.

Alena melangkah masuk, semakin jauh semakin banyak orang-orang yang ia temui. Kepalanya menoleh kesana kemari, tidak harus Draco paling tidak seseorang yang dikenalnya. Selain ayah dan ibunya tentu saja.

"Hai, Al." suara seorang gadis menghentikan kegiatan mencarinya.

"Pans?" Al kaget menatap Pansy menepuk bahunya dari samping. Ia terlihat cantik dibalut gaun hijau tua dengan kalung dan anting juga sedikit riasan diwajah.

It's me,not another | slow-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang