Kaki jenjangnya masih setia bertumpu pada tembok kamar. Badannya tergeletak diatas kasur empuk milik Slytherin. Sudah lima belas menit lamanya Alena bertahan dengan posisi tersebut sembari mebalik halaman buku ditangannya.
"Gak pegal?" tanya Draco memecah hening.
Alena berpaling dari bukunya mencari keberadaan Draco. "Engga," jawabnya.
Draco di sofa sebrang menggeleng pelan sebagai respon. Ia sendiri cukup jengah melihat Alena yang kini sepenuhnya berubah menjadi 'kutu buku Ravenclaw'.
Seakan tak melihat keberadaan Draco, Alena tak pernah berhenti membaca buku bukunya sejak berjam-jam lalu ia dibawa paksa ke dorm para ular kelas empat.
"Sucks," umpat Al lagi. Setelah kesekian kali semenjak buku ditangannya adalah tentang ramuan.
"Sejak kapan mengumpat jadi kebiasaan mu?" omel Draco, sebab terusik oleh umpatan yang sejak tadi Al lontarkan.
"Entahlah, kurasa aku baru memulainya."
"Never, Alena. Aku tidak menyukainya."
Al menurunkan buku beserta kaki nya, menoleh sepenuhnya pada Draco. "Sejak kapan pula aku hanya akan melakukan hal hal yang kau suka?"
"Sejak semenit yang lalu" balasnya.
"Fuck off, Malfoy." Alena kembali membuka buku dan menaikan kembali kakinya bersandar pada dinding.
"You did it again"
"I know right!"
Draco menutup buku bacaannya kasar,"Sudah kuduga, kau berpacaran dengan codet sialan itu."
Alena memasang wajah bingung, kali ini ia benar-benar meletakkan bukunya. "What are you talking about?"
Sama halnya Draco yang juga meletak asal bacaannya di atas nakas lalu bangkit berdiri.
"Aku tahu kau menyukainya sejak liburan Natal tahun lalu. Entahlah apa yang membuatnya begitu menarik dan kapan persisnya kalian berhubungan, tapi aku tidak akan pernah membiarkan kau bersamanya sepanjang tahun ini." ucapnya marah.
Alena sudah berganti posisi duduk di tepian ranjang, mencerna baik baik kalimat brutal Draco yang entah atas dasar apa ia mengatakannya.
"He's not my boyfriend! You idiot."
"Again." Draco mengingatkan perihal umpatan Al.
"Sebenarnya apa yang membuat mu begitu-marah? Entah cemburu? Sepertinya kau anti sekali dengan anak berkacamata bulat itu. Draco kau itu ber-le-bih-an," balas Al.
"Dan kau lebih banyak membelanya belakangan ini," ucapnya lurus.
"Karena dia layak," bela Al.
"Oh lantas aku tidak?"
"Honestly, what is wrong with you?"
"No! What is wrong with you, Lestrange!"
Alena bungkam, ia terkejut. Satu dari sejuta hal yang dibencinya dari Draco adalah memanggilnya dengan nama belakang.
"What?! Kau yang mulai memanggilku 'Malfoy', dan kau juga membela Potter, dan menghindari pertanyaan ku perihal hubungan kalian, dan apalagi yang kau sembunyikan, huh?" tanya nya geram bertubi-tubi.
"Nothing! Itu semua hanya khayalan mu!" bentak Al.
"Oo yea? Then, tell me who's your crush. Kau tidak mungkin menyembunyikan hal begini dariku, bukan?"
Alena kembali dibuat bungkam. Sialnya dia sedang tak menyukai siapapun saat ini. "A-aku"
"Apa? Kau kenapa? Skakmat?" sarkas Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's me,not another | slow-up
FanficHari itu Adam mengirimkan surat pada Madame Maxime selaku kepala sekolah Beauxbatons agar Alena diberi izin pulang demi membahas suatu urusan. Urusan yang sama sekali tidak ingin dibahas Alena. ".....Aku tidak tahu menahu soal Sirius Black, aku tida...