4. Hogsmeade

624 61 6
                                    

Mandy berdiri diambang pintu menunggu Alena yang masih berkutat dengan tali sepatunya.

"Done." Alena menghampiri Mandy, mereka berjalan terus keluar asrama. Lisa sudah berada diluar, melihat desa Hogsmeade dari atas menara.

"Aku sudah menunggu hari ini sejak awal liburan," ucap Lisa kegirangan.

Tentu saja, Alena melihatnya sudah membongkari lemari sejak subuh. Senyuman tak pudar di setiap keadaan.

Bahkan saat Alena menyela antrian mandi.

"Tidakkah Hogsmeade sama saja dengan Diagon alley?"

"Jelas berbeda," jawab Mandy. "Diagon Alley membosankan, sedangkan Hogsmeade ada banyak toko-toko keren," lanjutnya sambil tetap memperhatikan jalan.

Sampai di bawah mereka terus berjalan hingga ke halaman depan. Professor McGonagall sudah menunggu, anak anak lain juga sudah disana. Setelahnya Alena menyerahkan formulir pada Professor dan bergabung dengan yang lain.

Professor McGonagall menyampaikan sepatah kata.

"Ingat, kunjungan ke Hogsmeade ini adalah hak istimewa. Jika perilaku kalian tampak buruk bagi sekolah dengan cara apapun hak istimewa itu tidak akan diberikan lagi."

"Yang punya izin, ikuti aku." Flich menuntun rombongan murid.

Sayang sekali Harry tidak bisa ikut.

Perjalanan menuju Hogsmeade tidak memakan banyak waktu. Alena ingat ia pernah melewati jalan ini sebelumnya. Saat kereta tanpa awak mengantar mereka dari stasiun, tapi cuaca hujan saat itu membatasi pemandangannya.

Hingga mereka mendekati wilayah Hogsmeade, semua orang tampak takjub melihat pemandangan sekitar. Toko-toko yang hanya menampilkan sedikit bagiannya dari sini membuat mereka makin penasaran.

Semakin banyak mereka melangkah masuk ke desa sebanyak itu juga orang-orang perlahan bubar dari rombongan. Melihat keadaan sudah di luar pengarahan, Alena menanyakan tempat mana yang akan mereka kunjungi pertama kali.

"Kita kesana dulu," Lisa menunjuk salah satu toko di depan sana.

Setelah berjalan lebih dekat barulah tampak kalau itu Honeydukes shop. Dinding kaca transparan yang menjadi pembatas cukup menginformasikan keadaan didalam toko yang ramai didominasi murid Hogwarts. Tapi hal tersebut tidak sedikitpun menyurutkan niat Lisa untuk masuk, Alena dan Mandy mengikuti dari belakang.

Pandangan Alena melucuti setiap sudut toko. Tampak unik dan ramai, mau itu permennya atau desain tokonya. Belum pernah rasanya ia melihat melihat toko seseru ini, dirinya lebih sering melihat sesuatu yang di tata dan terbentuk indah.

"Woah.."

Lisa terhipnotis oleh setiap produk yang terpajang. Sedangkan Mandy sudah berada disisi lain toko. 

Alena mulanya hanya mengikuti Lisa, tertarik menelusuri lebih jauh tabung kaca yang terletak di tengah ruangan.

Ia mendekati benda yang sebagian besar terbuat dari kaca bening itu, menampilkan atraksi menarik.

"Brilliant!" suara pujian menginterupsi, menyadarkan Alena ada seseorang tak jauh di sebelahnya.

Laki-laki itu masih mengagumi pemandangan didepannya.

Alena memandangi wajah pria ini dengan seksama. Agaknya ia tidak begitu asing, seperti cukup sering nampak sebelumnya.

"Kau dari Ravenclaw, bukan?" celetuk Alena.

Pria yang ditegur mengalihkan pandangan nya mengamati Alena sesaat.

Ia tersenyum singkat. "Benar. Tahun keempat."

It's me,not another | slow-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang