"Eumm Mandy...kupikir kau tahu persis apa yang akan terjadi jika kau salah mengurutkan komposisi ramuan-"
"-kau nyaris membacakan soalnya Al," Lisa menyela.
Hanya terdengar helaan nafas berat Alena setelahnya. Terlalu percaya diri sudah membaca banyak halaman buku pemberian Draco ternyata berefek buruk dilapangan. Alena berani bersumpah pernah membaca halaman tentang kesalahan yang sering dilakukan peracik berujung menyebabkan kegagalan pada ramuan, kemana lenyapnya kemampuan mengingat itu sekarang?
Tidak. Dewi Fortuna pasti sedang berpihak padanya siang ini. Pemandangan rambut pirang itu terlalu berharga untuk disia-siakan. Tak salah ia mencurigai Draco mungkin punya kelas tambahan dengan Snape secara rahasia.
Hal itu jelas masuk akal bila memperhatikan nilai bagusnya di setiap pelajaran ramuan. Jelas sangat licik jika memang terjadi, tapi kesempatan ini tidak boleh digunakan untuk pertanyaan konyol.
Alena mengendap dibalik meja mengincar tempat kosong disekitar Draco. Ia tak punya waktu lama sampai Snape akan menyadari dasi birunya ada diantara para Slytherin.
"Drake, beritahu aku jawaban essay nomor 7!" Al berbisik di bahu Draco menyembunyikan kepalanya dari pandangan Snape.
"Kau bisa melakukannya lebih ramah." Suara Draco tidak bersahabat.
"Drake, aku hanya perlu jawaban untuk segera pergi. Berikan saja" Alena menarik perkamen Draco kasar lalu menyalin nya.
"no attitude?" Draco mengoceh. Namun tetap membiarkan Alena menyalin jawabannya.
"Al kau tahu? Aku berani bertaruh kau tidak punya pasangan untuk ke acara Yuleball nanti," senyum remehnya terukir.
"Hanya belum," bantahnya pelan. Sejujurnya Alena belum memikirkannya. Atau mungkin ada baiknya melarikan diri, bukankah itu saat yang bagus?
"Kau pikir akan ada yang menerima ajakan pembual sepertimu?" celetuknya kejam.
Draco menarik garis bibirnya singkat. "Berani bertaruh tidak akan ada yang mengajakmu?"
Alena melirik tajam, "bagaimana kalau kita taruhan kau akan mengajak Pansy saat acara dansa Yule ball?"
Untungnya Alena telah menyelesaikan essay saat Snape berjalan mendekat kearah mereka. Kini ia dengan lantang menyerahkan tugasnya.
"Apakah kau salah memakai seragam atau kau lupa dimana meja Ravenclaw seharusnya, miss Lestrange?" tanya Snape datar seperti caranya memandang.
"Aku hanya tersesat Professor. Dan maafkan bila itu mengganggu pemandangan mu." Alena lalu berbalik jalan keluar aula.
Alangkah lebih mudah baginya menghiraukan Snape daripada perkataan Draco barusan. Haruskah ia berusaha mencari pasangan? Karena wanita biasanya hanya memilih, tidak mencari.
●○●○●○●○●
Seluruh penghuni Ravenclaw dikumpulkan oleh Professor Flitwick untuk kelas dadakan di sebuah ruangan bawah tangga menara Utara. Ada baiknya jika diadakan lebih awal, jadi Alena tak perlu repot menghadapi essay dikelas Snape tadi.
"....ini jadi kelas tetap hingga Natal,akan ada penambahan kelas dansa di schedule kalian. Dua jam setiap hari sabtu dan minggu"
Suara bisik bisik ramai terdengar. Pengadaan kelas dihari libur adalah keputusan yang tidak disarankan, namun mengingat ini hanya kelas dansa mungkin para murid lebih bisa menoleransi. Itulah mengapa tidak ada desah kecewa yang terdengar.
Murid Beuxbatons justru terlihat lebih tenang. Jarang dari mereka memberi komentar pada setiap keputusan profesor.
"Dan sekarang aku meminta secara sukarela sepasang laki-laki dan perempuan sebagai partner dansa untuk contoh pertama bagi yang lainnya. Adakah yang bersedia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's me,not another | slow-up
FanficHari itu Adam mengirimkan surat pada Madame Maxime selaku kepala sekolah Beauxbatons agar Alena diberi izin pulang demi membahas suatu urusan. Urusan yang sama sekali tidak ingin dibahas Alena. ".....Aku tidak tahu menahu soal Sirius Black, aku tida...