Alena merebahkan tubuhnya di atas kasur, menghela napas panjang. Tak ada orang di rumah, hanya ia dan Zoya. Ia tak menyukai suasana begini, terlampau sepi untuk sebuah mansion yang luas.
Pernah terpikir perihal alasan orang tuanya memilih mansion untuk keluarga kecil mereka, Alena tidak punya saudara alias anak tunggal. Sedangkan keluarga besarnya tingal terpisah. Menurutnya berlebihan menempati sebuah mansion untuk tiga orang (empat ama peri rumah) selain terlalu sepi suasana malamnya lebih mencekam.
Waktu berlalu terlalu cepat. Matahari telah menunjukkan sinar oranye di ufuk barat saat Al terbangun dari tidurnya.
"Aku tidur lama sekali ya" Alena mengucek matanya bergantian, kebiasaannya saat bangun tidur tak berubah.
Perutnya keroncongan menuntun langkah langkah gontainya ke dapur. Memborong troli berjalan di kereta hanya mampu mengganjal perutnya hingga sore hari karena sekarang ia kembali kelaparan.
Al memeriksa lemari dapur dan menemukan banyak cemilan ringan seperti biasa. Ia menarik keluar dengan sihir beberapa kotak biskuit dan sebotol susu menata nya di atas meja makan.
Ia tengah menikmati makanannya saat Heather mendarat di bahunya dengan sepucuk surat di paruh.
"Dari siapa sweetie?" Al mengambil alih surat dari paruh Heather.
"Ah, ada dua ya" Ia kemudian membaca nama pengirimnya.
"Aww, lihat Heather, Draco mengirimkan surat" ucapnya penuh haru, "sejak kapan dia romantis begini denganku hm? Perasaan kemarin dia bilang menyukai Hermione" ceritanya pada Heather yang lebih tertarik pada sereal miliknya di meja.
Al beralih pada surat kedua. Dari ibunya.
"Mungkin aku bisa menduga isinya, apa kira-kira? Telat pulang atau tidak sama sekali?" ia menoleh pada Heather meminta pendapat, "apa pendapat mu?"
Heather mengepakan sayapnya, mengayunkan beberapa kali yang bagi Al itu berarti, "yang pertama? Baiklah aku memilih pilihan kedua. Mari kita lihat siapa yang menang" ia membuka amplop khas rumah sakit tersebut dan membacakan apa yang dilihatnya.
"Alena sayang, ayahmu akan pulang terlambat malam ini dan aku mungkin akan menginap sampai besok pagi. Katakan pada Zoya menu favoritmu honey, jangan sampai telat makan. With my love. Your mom. Rhea. Lestrange."
"Wah Heather kita berdua menang" umumnya sembari mengusap lembut puncak kepala Heather.
Barulah ia menyadari kalau sejak tadi Heather melirik mangkuk sereal nya. "Kau mau?"
Al menggeser mangkuknya mengizinkan Heather mencicipi isinya. Heather melompat ke atas meja, sembari Al kembali mengusap lembut bulu bulu halusnya. "Kau kelaparan ya? Musim dingin membuat perutmu kosong lebih cepat bukan? Habiskan semuanya, aku tidak mungkin menghabiskan bila bersisa"
Tangannya bergerak membuka kotak biskuit lain. Mencomot satu isinya lalu beralih pada surat Draco.
"Menurut mu kalau yang ini apa isinya?" Al bertanya lagi meski tanpa mendapat jawaban.
Ia membuka amplop mewah khas keluarga Malfoy itu, membaca isinya.
" 'Happy Christmas Al. Aku pikir kau lupa menagih kado dari ku. Kau biasa melakukannya setiap tahun, saat kau tidak menagih tadi aku kehilangan kelakuanmu seperti tahun tahun sebelumnya walau sebenarnya itu menyebalkan'. Dasar aneh, dia bilang menyebalkan tapi kehilangan juga. 'Mungkin akan kuberikan sendiri saat pesta Natal di Manor nanti. Kau tidak bisa tak datang Al, kami mengundang seluruh keluarga pureblood termasuk Lestrange. Itu dulu kabar dari ku, jika kau punya perasaan kabarkan aku secepatnya jika tidak aku akan mengirimkan howler sebagai oleh-oleh. From your most handsome best friend ever' huuweekkk" kalimat terakhir terlalu menjijikan untuk dibaca oleh Al walau benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's me,not another | slow-up
FanficHari itu Adam mengirimkan surat pada Madame Maxime selaku kepala sekolah Beauxbatons agar Alena diberi izin pulang demi membahas suatu urusan. Urusan yang sama sekali tidak ingin dibahas Alena. ".....Aku tidak tahu menahu soal Sirius Black, aku tida...