Haechan berlari ketika melihat sahabatnya yang terpisah kelas dengannya. Tidak biasanya sahabatnya itu menunggu di depan sekolah ketika jam pulang telah berbunyi. Karena biasanya, laki-laki bertubuh mungil itu akan segera pulang dengan menaiki bus umum."Huang Renjun!" panggilnya yang membuat Renjun melihat ke arahnya, begitupun dengan laki-laki pendek di sebelahnya.
"Woah! Kakak Gendut!" Chenle tampak berbinar melihat Haechan.
Renjun yang mendengar panggilan dari adiknya untuk Haechan hanya mengatap bingung. Sejak kapan dia kenal dengan Haechan? Apalagi hari pertamanya saja sudah kenal dengan Jaemin.
"Gue enggak gendut!" Haechan bertolak pinggang. "Adik lo kenapa nyebelin banget sih, Njun?!"
"Chenle bilang kenyataan kok. Pipi Kak Gendut chubby gitu, terus badannya lebih berisi dari Chenle sama Kak Renjun. Lihat ini," katanya berjalan mendekat dan memposisikan dirinya disamping Haechan. "Kak Renjun lihat. Gendutan dia dibandingin Chenle, 'kan?"
Renjun rasanya ingin memijat kedua pelipisnya. Haechan itu berisik dan sekarang ditambah dengan kehadiran Chenle yang mana semakin menjadi berisik.
"Njun!"
"Kak Renjun!"
Renjun menghela napasnya. "Udah ... udah. Chenle. Kamu jangan gitu. Itu namanya body shamming. Panggik pakai nama ya."
Chenle mengangguk. "Iya!"
"Kenapa, Chan?" tanya Renjun kemudian.
"Gue mau minta penjelasan. Kok lo enggak ada ngomong kalau punya adik yang super duper nyebelin begini?" tanya balik Haechan yang menunjuk Chenle.
"Nanti gue ceritain. Tapi enggak sekarang. Gue mau pulang dulu sama adek gue. Jemputan gue udah dateng," kata Renjun yang menunjuk mobil sedan berwarna hitam.
Kedatangan mobil sedan berwarna hitam itu menjadi pusat perhatian beberapa murid. Dan ini membuat Renjun tidak nyaman.
"Masuk, Chenle," perintah Renjun. "Gue balik dulu ya. Nanti gue chat lo."
Sepeninggalan Renjun, Haechan mendengus. "Kenapa harus di-chat sih?! Kan gue maunya sekarang ih!"
Haechan berjalan menuju taman yang tidak jauh dari sekolahnya. Hari ini hatinya sangat senang dan ingin memberi makan burung-burung yamg berada di taman.
"Pantes Jeno ganteng banget. Kakaknya aja ganteng gitu. Haduh! Kalau seumuran mau Haechan gebet deh," katanya mengingat kakaknya Jeno di kelas tadi.
Kedua pipi Haechan merona. "Kenapa sih Haechan bayangin yang tadi itu Jeno? Pasti so sweet banget ih kalau beneran!"
Haechan memegang kedua pipinya dan menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. "Aaaaaaaa .... Jadi pengen kan Jeno kayak gitu ke Haechan!"
Mengabaikan beberapa pasang mata yang kini menatapnya. Haechan kembali berjalan dengan bergumam lucu. Menggumamkan imajinasinya mengenai Jeno dan dirinya.
"Makanan buatan pacarnya kakaknya Jeno enak banget. Pantes Jeno selalu nolak makanan Haechan," katanya menunduk. "Haechan harus minta diajarin masak sama Mama akhir pekan ini! Ya walaupun masakan Mama enggak seenaknya makanan tadi sih."
Sementara itu di mobil, Renjun memperhatikan Chenle yang sedang melihat ke arah jalan. "Chenle kenalan sama siapa aja hari ini selain teman sekelas?"
"Kakak Gendut, Kakak Ganteng Pertama sama Kakak Ganteng Kedua," jawab Chenle yang tidak menyebutkan nama-nama mereka.
"Kakak Gendut itu namanya Haechan, Chenle. Kakak kan tadi udah bilang sebut nama," tegur Renjun lagi yang diangguki oleh Chenle. "Terus Kakak Ganteng Pertama sama Kakak Ganteng Kedua siapa namanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Beradik Jung (Jaedo, Nohyuck & Jaemren)
FanfictionBoys Love Pair: Jaedo, Nohyuck dan Jaemren "Semoga Jeno enggak dapat pacar yang suka ngomong kayak Kak Doyoung." "Semoga Jaemin enggak dapat pacar yang galak kayak Kak Doyoung." "Cukup Kak Jaehyun aja. Kita jangan!" "Adik kurang ajar! Kakak sumpahin...