Suasana kelas 11-2 tampak ramai ketika wali kelas mereka masuk dengan seorang murid baru. Semua tampak memandang kagum atas kehadiran murid laki-laki tersebur, kecuali Haechan yang terlihat terkejut dan Jeno yang tidak tertarik."Selamat pagi anak-anak," sapa wali kelas yang langsung dijawab oleh seluruh murid kelas 11-2. "Setelah dua minggu lalu, teman kita Bae Rona pindah dan membuat kelas kita hanya 29 orang, maka kali ini Bapak membawa murid pindahan. Ganteng, enggak?"
"GANTENG BANGET, PAAAAAAAK!" seru para murid perempuan dan laki-laki manis.
Murid baru itu tampak tersenyum ketika menyadari seseorang duduk dengan wajah terkejutnya. Menggemaskan, pikirnya.
"Soobin. Silakan perkenalkan dirimu."
"Choi Soobin. Pindahan dari Ansan-si." Soobin laki-laki itu memperkenalkan dirinya, tidak lupa membungkukkan badannya.
"Kalau gitu, kamu bisa duduk di samping Junkyu. Junkyu angkat tanganmu," perintahnya yang membuat Junkyu mengangkat tangan. Soobin nampak tersenyum ketika menyadari tempat duduknya tepat di belakang Haechan. "Kamu sudah boleh duduk, Soobin."
Soobin mengangguk. Langkahnya menuju meja di mana ia duduk. Namun terhenti tepat di depan meja Haechan, membuat semua pasang mata menatapnya heran. "Hai, Lee Manis. Senang bertemu denganmu lagi," katanya tersenyum. Berjalan melewati Haechan, tidak lupa mengusap lembut rambut tetangganya.
Seluruh penghuni kelas nampak heboh setelah melihat kejadian si murid baru mengusap lembut rambur Haechan. Sementara itu, Haechan masih terdiam mencerna tindakan yang dilakukan oleh laki-laki bernama Soobin itu.
"Chan. Your pipi is red. Are you demam?" Felix teman sebangkunya meletakkan punggung tangan kanannya di kening teman sebangkunya. Kepalanya miring ke kanan sebelum berkata, "You tidak demam. But, why your pipi red seperti itu?"
Kening Haechan mengerut. "Lo ngomong apa sih, bule ausie?! Enggak paham gue!" sungutnya yang kesal dan merengut melihat ke depan.
"Ada yang bisa menemani Soobin berkeliling saat jam istirahat?" tanya wali kelas 11-2 dan hampir semua anak mengangkat tangan, termasuk Soobin. "Soobin. Kenapa kamu ikut angkat tangan?"
Senyum Soobin mengembang. "Saya boleh minta Lee Manis di depan saya aja untuk menemani saya berkeliling, Pak?"
"Lee Manis? Oh, Donghyuck maksud kamu?" tanya wali kelas kepada Soobin yang dijawab anggukan oleh muridnya itu. "Boleh aja. Tapi, kenapa kamu memanggilnya seperti itu? Donghyuck memang manis, apa kalian saling kenal?"
Haechan semakin merengut. Dilihatnya Soobin yang kini tersenyum ke arahnya.
"Kami berdua tertanggaan, Pak. Jadi, saya pikir lebih baik bersama dengan orang yang dikenal untuk berkeliling. Dan lagi ...," Soobin tersenyum ke arah Haechan setelah menggantungkan kalimatnya, "dia memperkenalkan dirinya sebagai Lee dan karena wajahnya manis, saya memanggilnya dengan Lee Manis."
Haechan memutar matanya malas. Hidih! Sok kegantentan anjir! Gantengan Jeno ke mana-mana!
Wali kelas 11-2 mengangguk mengerti. "Wah. Kalau seperti itu, kamu sepertinya suka sekali dengan Donghyuck, ya?"
Mendengar pertanyaan itu, Soobin mengangguk mantap.
"Banyak sih yang suka, tapi kamu harus ektra kerja keras. Soalnya Donghyuck ini sukanya sama Jeno si peringkat satu di kelas ini."
Jeno mengangkat tangannya. "Tolong jangan bawa nama saya, Pak. Saya tidak suka," katanya dingin dan membuat wali kelasnya menggeleng. Hate relationship sekali mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Beradik Jung (Jaedo, Nohyuck & Jaemren)
Fiksi PenggemarBoys Love Pair: Jaedo, Nohyuck dan Jaemren "Semoga Jeno enggak dapat pacar yang suka ngomong kayak Kak Doyoung." "Semoga Jaemin enggak dapat pacar yang galak kayak Kak Doyoung." "Cukup Kak Jaehyun aja. Kita jangan!" "Adik kurang ajar! Kakak sumpahin...