9. All Too Well?

344 63 2
                                        

"Sungchan!"

Chenle terus berlari mengejar Sungchan dan pria bambies itu berjalan menuju parkiran.

Grep

"Sungchan!"

"Lepas!"

"Sungchan dengarkan aku!"

"APA LAGI?!"

Chenle terkejut saat Sungchan berteriak marah kearahnya, tetapi pria cantik memutuskan untuk meneruskan ucapannya.

"Sungchan-ah. Aku minta maaf karena aku sudah melanggar peraturan yang kita buat. Aku ... aku ..."

"Sudah berapa lama?"

"Huh?"

"Sudah berapa lama kalian berpacaran?"

"Su-sudah enam bulan."

Sungchan memejamkan matanya saat mendengar jawaban Chenle.

"Sungchan aku minta maaf. Aku menyukai Jisung saat aku pertama kali melihatnya. Aku ... aku tidak bisa menahan perasaanku. Jadi akuㅡ"

"Cukup!"

"Cukup Chenle aku lelah. Aku pulang duluan."

Blam

Brrmm

Mata Chenle berkaca-kaca saat mobil hitam Sungchan mulai menjauh dari area kampus.

"Chenle."

Chenle membalikkan badannya menghadap ke arah Jisung.

"Jisung-ah kenapa kau mengatakan yang sebenarnya?" Jisung sudah menduga Chenle akan melemparkan pertanyaan itu.

Sedikit menarik napasnya Jisung pun mulai menjelaskan, "Kita sudah tertangkap basah, Chenle. Percuma jika kita terus menyembunyikannya. Lagipula kita hanya perlu menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada Sungchan. Dan jika dia tidak mau mengerti, itu artinya dia egois karena terus memaksakan perjanjian konyol itu. Aku yakin dia akan menerima semuanya dengan cepat. Kita hanya perlu bicara dengannya."

Chenle menggigit bibir bawahnya mencegah isakannya keluar. tapi percuma ia tidak bisa menahan perasaannya, alhasil Chenle hanya bisa menangis sambil menunduk.

"Hiks ... hiks."

Jisung yang melihat sang kekasih mulai menangis berinisiatif untuk memeluk pujaan hatinya itu. Namun, baru menyentuh pundak mungil itu Chenle langsung menepisnya.

"Kita bicara lagi nanti."

Grep

Jisung menahan tangan Chenle yang akan pergi. "Kau mau kemana?"

"Aku mau pulang. Aku lelah."

"Biar aku antar."

"Tidak usah, aku bisa menggunakan taksi. Selamat malam."

Jisung mengeraskan rahangnya menahan perasaan untuk mencegah kekasihnya pergi, namun ia tidak ingin egois. Mungkin kekasihnya butuh waktu untuk menenangkan diri. Jisung maklumi itu.

***

Pria itu menghentikan mobilnya di dekat sungai Han, lalu ia keluar dari mobilnya dan duduk dikursi taman yang ada disana.

Pria itu menghela nafas sambil memejamkan kedua matanya.

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

"Sungchan!"

Let Me ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang