Prolog

1.7K 166 3
                                    

Jennie menidurkan sebuah boneka yang hampir mirip seperti manusia diatas kasurnya, ia menidurkan boneka itu dengan sangat hati-hati layaknya seorang bayi.

Senyuman mengambang dibibirnya. "Good night my husband." Ucapnya mengecup pipi boneka itu dengan lembut.

Setelahnya, ia beranjak tidur disamping boneka itu. "Hahh~ kenapa hidupku seperti ini. Kenapa aku menikahi sebuah boneka yang sama sekali tidak bisa diajak mengobrol atau melakukan kegiatan. Menyebalkan!" Jennie menyesali keputusannya yang setuju untuk menikahi boneka itu.

Kata Ayahnya ia akan mengetahui sesuatu setelah dirinya menikah dengan boneka porselen itu, tapi apa? Sampai sekarang dia belum mengetahui sesuatu. Boneka itu juga seperti boneka yang lain, diam dengan tatapan kosong.

"Hufff~" Jennie menghela nafas panjang. Matanya mulai terasa berat menandakan bahwa ia sudah mengantuk. Ia menguap sebelum akhirnya masuk kedalam mimpi.

Bermenit-menit berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 21:30 PM. Jennie sepenuhnya sudah terlelap tidur, angin malam memasuki kamar Jennie membuat rambut wanita itu tersapu ringan. Jennie sengaja tidak menutup Jendela kamarnya.

Wajah damai Jennie nampak sangat cantik jika dilihat, dadanya naik turun dengan teratur.

Sekilas bayangan hitam berjalan mendekati Jennie, wanita itu belum mengetahui bahwa dirinya sedang diperhatikan. Bayangan itu semakin mendekati Jennie, dan tubuhnya pun mulai terlihat dari ujung kaki.

Ternyata seorang pria.

Pria itu memakai baju tuksedo sama persis seperti yang dipakai pada boneka porselen yang Jennie nikahi. Lututnya menyentuh ujung kasur, ia berhenti berjalan dan memilih untuk merangkak mendekati Jennie.

Layaknya seorang bayi, ia merangkak perlahan dengan mata yang menatap lekat pada wanita yang berada dihadapan. Wajahnya disejajarkan dengan wajah Jennie, ia mulai merasakan hembusan nafas tenang wanita itu. Bibirnya menarik senyuman tipis.

"Kau lelah baby?" Ucap pria itu. Bibirnya perlahan mendekati bibir Jennie sebelum bibir mereka menyatu.

Awalnya pria itu mencium bibir Jennie dengan lembut tapi lama-kelamaan ia sangat ganas, ia melumat bibir pink wanita itu dengan lapar.

Jennie yang sedang tertidur langsung melenguh heran, matanya perlahan terbuka, bibirnya sedang dimainkan oleh siapa?

Mata kucingnya berpapasan dengan mata biru laut pria itu. Ia kaget, tangannya ingin mendorong dada pria itu tapi saat ia menggerakkan kedua tangannya, itu susah!

Ia beralih menatap kedua tangannya. Pantas saja susah digerakkan ternyata tangannya dicengkram oleh tangan pria itu.

Pria itu mulai melepaskan tautan bibirnya.

"Si-siapa kau?" Tanya Jennie takut.

Pria itu menarik smirknya yang menakutkan. "aku suamimu. Apa kau lupa?"

Mata Jennie terbelalak kaget. Bagaimana bisa? Bukankah yang ia nikahi tadi itu adalah sebuah boneka, bukan manusia.

Lalu kenapa pria ini mengaku bahwa dirinya adalah suami Jennie.

Jennie bingung, apa yang sebenarnya terjadi?

Married With A Porcelain DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang