-Part 25

225 26 6
                                    

"Jika terjadi sesuatu nanti, aku ingin kau tetap tersenyum seperti ini." Tanpa sadar Yoongi mengelus rambut Jennie secara perlahan, lampu merah kala ini membuat perhatiannya tertuju pada Jennie.

Jennie reflek menoleh sembari tersenyum tipis. "Kenapa?" celetuknya menyadari mimik wajah Yoongi agak berbeda dari sebelumnya.

Pria itu hanya membalas senyumannya, kemudian kembali mengendarai mobilnya saat terdengar klakson dari arah lain. Jelas gelagatnya tadi membuat Jennie curiga sekaligus cemas. Akhir-akhir ini Yoongi terlihat berbeda, apa yang sebenarnya pria itu sedang lakukan?

"Sudah sampai."

Terlalu fokus pada pemikirannya sampai Jennie tidak sadar kalau perjalanan itu sudah berakhir. Ia menoleh ke samping, benar, ia sudah sampai di apartemennya. Namun ia tidak langsung keluar dari mobil, ia melirik Yoongi dengan wajah lesu. "Kau beneran akan pergi lagi?"

Yoongi malah mendaratkan kecupan ringan di dahi Jennie, bermaksud menenangkan wanita itu untuk sesaat. "Aku tidak akan lama, sebelum tengah malam aku sudah pulang." Ucapnya lirih.

Ucapannya tadi membuat Jennie mengerti, "baiklah." Jennie membuka pintu mobil, melangkah sedikit menjauh dari mobil itu.

"Jika aku lama, jangan menungguku, tidurlah lebih dulu, mengerti?"

Jennie hanya bisa mengangguk dari kejauhan sebelum kaca mobil itu perlahan menutup lalu beberapa saat kemudian mobil itu melaju kembali memecah keheningan.

Dengan tidak bersemangat, Jennie masuk ke dalam apartemennya. Suasana terasa sangat berbeda, mengingatkan ia pada kehidupannya sebelum ada yang menemani. Jennie melempar tas nya ke sembarang arah, menjatuhkan tubuhnya dengan kasar ke atas sofa lalu menghela sesaat.

Rasanya ia ingin langsung tidur, namun riasan wajahnya yang belum di bersihkan membuatnya tidak nyaman. Jennie bangkit, mengikat seluruh rambutnya ke belakang kemudian beranjak masuk ke dalam kamarnya, saat ini ia hanya ingin membersihkan tubuh, rasanya sangat lengket.

Beberapa saat berlalu.

Saat tubuhnya sedang nyaman berendam di air hangat, tiba-tiba telinganya mendengar bunyi pintu terbuka dari arah luar. Matanya sontak ikut terbuka, ia langsung keluar dari rendaman air itu lalu mengambil bathrobe-nya yang segera ia pakaikan di tubuh. Ternyata Yoongi pulang lebih cepat dari dugaannya, ia juga belum menyiapkan apapun di dapur tadi.

Saat langkahnya sudah berada dekat di ruang tamu, ia terdiam sejenak, tubuhnya mematung diam. Di hadapannya ternyata bukan sosok Yoongi yang ia lihat, melainkan sosok ibu tirinya yang sedang menaruh kantong plastik belanjaan di atas meja.

"Ada urusan apa kau kemari?" nada dingin Jennie membuat wanita itu langsung menoleh.

"Aigo, kau habis mandi malam malam begini? Sana pakai dulu pakaianmu, kau bisa masuk angin." Ujarnya tanpa membalas pertanyaan Jennie tadi.

Wanita paruh baya itu terlihat berjalan ke dapur, membuka lemari pendingin dan beberapa laci persediaan di sana. Melihatnya saja membuat Jennie pusing.

"Katakan saja apa tujuanmu ke sini, jangan membuang-buang waktu, aku ingin istirahat." Tegas Jennie, ekor matanya terus memperhatikan wanita itu.

Wanita itu terdiam, berbalik membalas tatapan Jennie dengan wajah tidak senang. "Kau ini memang tidak bisa di ajak basa basi ya."


Yoongi bergegas membuka pintu. Mencari keberadaan Jennie yang ternyata sedang menyiapkan makanan di dapur sana. Dia segera mendekati wanita itu, hingga tatapan mereka bertemu dan tanpa mengucapkan satu kata pun tangannya menarik tubuh wanita itu untuk masuk ke dalam pelukannya.

Jennie terlihat kebingungan, namun ia sama sekali tidak memberontak.

"Aku tadi tidak sengaja berpapasan dengan Ibu tirimu di jalan, apa kau tidak apa-apa? Apa yang dia katakan padamu malam malam begini?" Rentetan pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya, kedua tangannya memegang dagu Jennie bermaksud agar wanita itu menatapnya.

Jennie malah tersenyum lirih, memperlihatkan sebagian giginya, ia menyukai sikap pria itu. "Aku tidak apa-apa, tidak ada hal serius yang tadi di omongkan." Jawabnya santai. Kedua tangannya masih memeluk tubuh Yoongi dengan erat.

"Syukurlah." Yoongi memeluk kembali Jennie dengan erat.

"Kau sendiri bagaimana? sudah selesai dengan kesibukanmu?" celetuk Jennie.

"Sudah," Yoongi melepas dekapannya, melihat tubuh Jennie dari bawah hingga atas, dia baru sadar kalau Jennie masih memakai jubah mandi, "baru selesai mandi?"

Jennie mengangguk kecil. "Kau mau makan? aku baru saja selesai masak, tadi aku hampir lupa untuk menyiapkannya." Tawar Jennie membuat bola mata Yoongi melirik sekilas ke atas meja.

"Kau lapar?" Yoongi bertanya balik yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari Jennie. "Kalau begitu aku ingin makan yang tidak ada di meja." Tangan Yoongi menarik tubuh belakang Jennie agar wanita itu semakin dekat dengannya.

"Hentikan, kau harus membersihkan tubuh dulu, lagipula kau belum makan." Jennie berusaha menghindar saat Yoongi mulai menciumi nya secara bertubi-tubi di seluruh area wajah.

"Jadi kau tidak mau?" Yoongi nampak kecewa.

Hal itu membuat Jennie mau tak mau mengalungkan kedua tangannya di leher Yoongi sebelum keduanya menyatukan bibir memecah keheningan saat ini. Yoongi mengangkat tubuh Jennie sejenak untuk di dudukkan ke atas meja yang kosong. Dia melepas penyatuan bibirnya, sekarang berfokus untuk melepas pakaian atasnya.

Jennie terdiam, namun pemandangan itu membuat dirinya terkesima untuk kesekian kalinya. Dengan lahap Yoongi menyatukan bibirnya lagi. Salah satu tangan Jennie bergerak meraba tubuh pria itu dengan lembut, membuat Yoongi semakin merasakan sensasi aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya.

Hanya terdengar suara penyatuan bibir di ruangan itu. Setelah di rasa puas, Yoongi beralih menuju leher Jennie, tangannya yang tadi terdiam menopang tubuh kini ikut teralihkan mencari sumber pengait dari jubah yang sedang di pakai Jennie.

Jennie tersentak saat lutut Yoongi mengenai area sensitifnya. "Ja-jangan di sini Yoon." Ucapnya tepat di dekat telinga Yoongi bersamaan dengan suara napasnya yang sudah tidak bisa di kontrol lagi.

Mengerti dengan apa yang wanitanya inginkan. Yoongi menggendong kembali Jennie, kali ini membawanya ke ruangan yang lebih luas dan terang. Yoongi membaringkan tubuh Jennie yang sudah memanas di atas kasur, sementara dirinya dengan cekatan membuka ikat pinggang yang terasa menyiksa. Jennie membuka ikatan rambutnya, saat Yoongi sudah selesai dengan urusannya, dia terlihat sangat kagum dengan wajah Jennie yang kali ini terlihat sangat menggoda.

Jennie berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah, dengan lembut kedua tangannya menyambut tubuh Yoongi saat pria itu mendekat. Pria itu mendekat ke telinga nya, membisikkan sesuatu yang membuatnya semakin senang. "Aku mencintaimu, sampai kapan pun itu."

Dan mereka berdua tidak keberatan jika malam ini akan terasa melelahkan.


Suara getaran yang dia rasakan terasa sangat mengusik tidurnya. Yoongi terbangun, menyadari Jennie yang masih terlelap di pelukannya membuatnya sedikit kesulitan untuk beranjak. Dengan perlahan dia melepaskan diri dari Jennie kemudian mencari sumber getaran yang daritadi tidak kunjung berhenti. Ternyata itu ponselnya.

Di layar itu terlihat nama kontak ayah mertuanya, Yoongi segera memakai jubah mandi yang semalam Jennie pakai lalu berjalan menjauh dari Jennie. Setelah dirasa sudah aman untuk melakukan obrolan, Yoongi menjawab panggilan suara itu dengan segera.

-•Bersambung•-

[31.10.23]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married With A Porcelain DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang