-Part 22

152 27 8
                                    

Sore hari.

Ketika senja memancarkan keindahannya, sebagian orang ada yang sedang berjalan-jalan, ada yang sedang mengobrol, ada yang masih fokus dengan pekerjaannya dan ada yang sedang melakukan aktivitas lainnya. Namun Yoongi mempunyai cara uniknya sendiri untuk menikmati senja hari ini. Ia mengunjungi satu per satu makam yang menjadi tujuan utamanya.

Pada makam terakhir, ia menghabiskan banyak waktu untuk duduk mematung. Matanya tidak luput dari pemandangan batu nisan dan rumput hijau. Yoongi sedang tidak ingin menangis saat ini, ia malah mengucapkan banyak kata terima kasih dari dalam benaknya.

Bunga yang kemarin-kemarin ia letakkan rupanya sudah mengering dan kini tergantikan oleh bunga baru. Suasana yang sunyi membuat hati Yoongi tenang. Kehangatan yang masih di rasakan pada sore hari itu sangat menyentuh emosionalnya. Sebenarnya duduk di depan makam pada sore hari bagaikan khayalan. Ia kira ini semua mustahil untuk terjadi.

Ini baru di mulai. "Maafkan aku jika suatu hari nanti aku secara sengaja ataupun tidak sudah melukai putrimu. Aku tahu, mungkin akan banyak hal yang terjadi ke depannya, oleh karena itu aku meminta izin dan doamu." Tutur Yoongi rendah. Sudah berapa kali ia begini. Perasaannya tercampur aduk, dan di antara itu bimbang adalah perasaan utama yang sedang ia rasakan. Apakah ke depannya akan terjadi sesuatu yang besar?

Apapun itu selagi Jennie tidak ikut campur, itu tidak masalah.


Dari kejauhan dia melihat Jennie seperti menunggu sesuatu, secara bersamaan juga dia melihat adiknya sedang aba-aba mendekati wanita itu. Dengan gesit, dia menghampiri wanita itu terlebih dahulu agar adiknya tadi mengurungkan niat.

"Menunggu jemputan?" Dia segera bertanya membuat lamunan wanita yang sedang di sampingnya membuyar dan kini menoleh.

Jennie sontak membungkuk sejenak. Tentu saja ia sangat terkejut karena dalam waktu yang cepat tiba-tiba pria itu sudah ada di sampingnya. "Pak Taehyung sejak kapan ada di sini?" Alih-alih berbasa-basi, Jennie justru lupa pertanyaan Taehyung di awal tadi.

"Baru saja, saya baru keluar dari kantor dan ini ingin menuju parkiran, butuh tumpangan?" tanya Taehyung sekali lagi menyiratkan maksudnya lebih jelas. Ekor matanya melirik ke posisi di mana Jungkook tadi sedang berjalan, tidak ada, sepertinya pria itu sudah pergi.

"Tidak perlu, saya sudah ada janji dengan seseorang jadi dia akan menjemput saya di sini." Tolak langsung Jennie tanpa berpikir.

Wajah Taehyung terlihat sedikit kecewa. "Ah baiklah, kalau butuh sesuatu bilang saja ke saya dan tolong untuk waktu dekat ini jauhi Jeon Jungkook." Di perkataan terakhirnya Taehyung sedikit berbisik sembari mendekatkan dirinya. Anggukan antusias dia peroleh cepat dari Jennie, melihat itu membuat dia senang.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi dahulu, sampai bertemu lagi." Lanjutnya yang kali ini sambil melangkahkan kakinya.

Sekali lagi Jennie menunduk. "Sampai bertemu lagi, Pak." Balas Jennie setelah Taehyung sudah beberapa langkah jauh darinya.

"Oh iya, terima kasih juga untuk kerja kerasnya hari ini." Taehyung sempat menoleh dengan senyum khasnya.

Hal yang jarang Jennie lihat itu membuat bibir Jennie spontan ikut tersenyum. Perhatiannya masih belum luput dari Taehyung sampai ia tidak menyadari kehadiran seseorang yang sedang menajamkan matanya dari dalam mobil.

Merasa wanita yang dituju belum juga sadar, Yoongi terpaksa membunyikan klakson dan akhirnya wanita itu menoleh. Dengan polosnya wanita itu berjalan mendekat, dan dengan cepat juga wanita itu segera masuk ke dalam mobil tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

Married With A Porcelain DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang