-Part 21

156 38 11
                                    

"Kau akan ke mana selama aku kerja?"

"Entahlah, mungkin ke pemakaman, atau ke bar." Celetuk Yoongi dengan nada bergurau membuat wanita di sampingnya langsung menepuk kesal.

Alis Jennie mengernyit, "tidak usah bercanda. Aku akan mengusirmu jika kau ketahuan begit-"

Belum menghabiskan ucapannya, Yoongi dengan cepat mengecup bibir wanita itu. Untungnya mereka berada di dalam parkiran yang masih sepi sehingga kemungkinan tidak ada yang melihat dari depan.

"Aku tidak akan macam-macam, jadi tenang saja." Yoongi tersenyum remeh. Menggemaskan, melihat pipi Jennie yang tiba-tiba memerah begitu rasanya ingin langsung melahap. "Sudah sana masuk, nanti kau bisa telat." Lanjutnya.

Jennie langsung merespon, tangannya mulai merapikan sejenak. Sebelum tangannya yang lain membuka pintu mobil dan berjalan keluar, ia membalas kecupan Yoongi dengan kecupan kecil di pipi. Lihat, Yoongi juga sangat menggemaskan saat semburan warna merah itu terlihat di kedua pipinya.

"Sampai jumpa nanti, jangan lupa menjemputku." Jennie mengingatkan setelah berada di luar mobil.

"Jika aku belum datang jangan menerima tumpangan dari siapapun."

Jennie membentuk jarinya, memberikan isyarat 'oke' ke arah Yoongi lalu berlari kecil masuk ke dalam bangunan besar di dekatnya. Yoongi tersenyum senang, beberapa detik kemudian melajukan mobilnya ke jalanan besar.

Apa yang ia lakukan untuk menjadi awalan?

Yoongi menoleh ke kaca, melihat wajahnya dengan senang, "ternyata wajahku saat dewasa tetap terlihat tampan."


Lalisa menyadari hari ini tingkah Jennie sedikit berbeda. Pas di saat wanita melewatinya, ia langsung menyeletuk ringan, "suasana hatimu sedang senang ya?"

Setelah duduk di kursinya, Jennie menoleh tanpa memudarkan senyuman yang terbentuk. "Kelihatan sekali ya? ya lumayan, ada hal positif yang terjadi makanya aku senang." Jawab Jennie.

"Apa ada kaitannya dengan gosip yang sedang menyebar?"

"Gosip? gosip apa?" Jennie mengernyit bingung.

Lalisa ikut mengernyit mendengar ucapan Jennie tadi, "kau tidak tahu? gosip tentang dirimu dan Pak Jungkook. Anak dari tim lain sedang membicarakannya, katanya kemarin kau habis di antar, beneran?"

"Ah itu, itu memang benar tapi tidak ada sesuatu yang terjadi."

"Hebat!"

"Memangnya kenapa? itu normalkan?"

Gadis itu menggeleng lalu mendekatkan jaraknya dengan Jennie. "Kudengar Pak Jungkook itu sangat jauh dengan para wanita, karyawan wanita di sini berlomba-lomba menarik perhatiannya saat dia ada, namun anehnya dia tidak merespon sedikit pun. Di luar kantor pun aku dengar tidak jauh beda. Sampai ada yang bilang kalau dia itu.. gay, tapi itu juga masih belum benar, kau hati-hati saja kalau dia mengantarmu lagi nanti."Tutur Lisa di tutup dengan ekspresi muka menakuti.

Mendengar itu Jennie sedikit kaget. Ia tidak tahu sejauh itu mengenai atasannya. "Aku baru tahu dia memiliki karakter seperti itu, untung saja nanti pulang aku akan dijemput."

"Dijemput dengan siapa? aku pikir kita bisa pulang bersama hari ini."

Jennie tersenyum lebar, "aku dijemput suamiku, jadi sepertinya tidak bisa."

"Ah kau ini, aku jadi iri."

Brakk..

Tumpukan beberapa dokumen tergeletak di meja Lalisa, seseorang menaruh kasar hingga membuat kedua wanita yang sedang mengobrol itu kaget.

Married With A Porcelain DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang