Haiii jangan lupa vote ya,⭐
Makasih udah mau baca sama votenyaaa^^Senja melempar tasnya ke tempat tidurnya dan menghempaskan tubuhnya untuk merilekskan tubuhnya. Ia perlu mengusir rasa kesalnya, kenapa? Sudah ditinggal di pinggir jalan lalu harus menjemput Faja yang dimana letak sekolahnya berjarak 20 km dan membutuhkan waktu setengah jam.
Saat tasnya terlempar, sesuatu ikut terlempar dan jatuh bersamaan. Mendengar suara aneh, Senja yang penasaran menghampiri kotak kecil itu dan segera mengambilnya.
Tanpa pikir pajang dibukanya kotak itu dan alangkah terkejutnya ia saat melihat sebuah buku harian dan satu foto usang yang dimana kondisi benda tersebut sudah terlihat usang dimakan waktu.
Neta yang iseng membalik foto itu, matanya tidak sengaja menangkap sebuah tulisan. Tertulis di foto itu dengan kalimat
'Ketika dia insan berbeda bersatu untuk memiliki tujuan yang sama'
Keningnya berkerut bingung mencerna kalimat itu, saat melihat lamat lamat foto usang itu terdapat sepasang kekasih dengan raut wajah tanpa senyum. Tidak menaruh perasaan aneh ataupun curiga, ia mulai membuka buku harian usang itu.
23 Februari 1833
Seorang anak perempuan terlahir di hari yang sangat membahagiakan ini, seperti malaikat tanpa sayap. Mata yang tajam dan sulit untuk diam sudah sangat mirip dengan ibunya. Mungkin kami akan sepenuhnya menjadi keluarga bahagia dengan kedua anak kami.
Merasa tidak asing dengan tanggal, bulan dan tahun "Mirip banget sama tanggal lahir gue gak sih?" Tanyanya pada diri sendiri.
TOK
TOK
TOK"Kak Senja?!" Panggil Faja membuat Senja terjengkit kaget. Dengan cepat ia mengemasi buku dan foto itu yang berserakan lalu menyimpannya di bawah meja.
"Apa Cil?" Tanya Senja dengan kikuk karena suara Faja yang tiba tiba. Melihat gerak gerik Senja yang mencurigakan, Faja menyipitkan matanya berlagak seperti sedang memeriksa sesuatu.
"Hayo lagi ngapain? telepin sama pacarnya ya?" Tuduh Faja mengintip belakang Senja yang memiliki celah kecil.
Bisa gawat jika Faja melihat kamarnya yang berantakan yang nanti bisa saja Faja memberitahu Fajar. Ngomong ngomong tentang Fajar, kenapa ia belum pulang daritadi? Ia belum dengar deru suara motornya.
"Cil, woi!" Bisik Senja membuat Faja yang sibuk mengintip segera menoleh ke arah Senja.
Faja mengerjapkan matanya polos membuat Senja gemas, "Apa kak?"
Senja melirik kanan kirinya, siapa tau orang yang ia tanyai susah di rumah. Bisa berantakan nanti karena ia sedang dongkol dengan orang yang namanya Fajar.
"Fajar dimana Cil? Perasaan gue gak liat daritadi," Tanya pelan Senja membuat Faja mengangguk paham maksud Senja.
Saat ingin membuka mulut untuk menjawab, tiba tiba saja derap langkah terdengar seperti akan menghampiri mereka, "Gue disini, kenapa? Kangen lo?" Sahut Fajar dengan seringai jahilnya. Baru pertama kali Senja lihat senyuman itu ah bukan, lebih tepatnya seringai mengejek. Ya walaupun membuatnya terkesan dengan seringai itu tidak membuat kesalnya meredam, malah kesalnya semakin memuncak melihat Fajar.
"GR LO! NYEBELIN, NGESELIN, JELEK!" Dumel Senja kepada Fajar lalu segera menutup kencang pintunya. Persetan jika pintu itu rusak, harga dirinya harus ia selamatkan dulu.
"Kak Fajar," Panggil Faja seraya menarik ujung seragam Fajar.
"Kak Senja marah ya? Kok tumben kayak gitu?" Tanya Faja yang belum tau kondisi saat ini karena mereka yang sedang berperang dingin, atau hanya Fajar saja yang menganggapnya seperti itu ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUTAN LASHIT
Teen FictionSinopsis- Didalam kehampaan yang menyelimutinya, tak ada sesuatu yang dapat dicapai olehnya. Mereka hanya dapat melihat kekosongan hitam tidak berarti sedang menutup kedua matanya erat seakan akan enggan menunjukkan betapa indahnya dunia yang sedang...