PASCA STRESS MIKIRIN BEBAN IDUP

40 31 6
                                    

Haiii udah up nih!
Jangan lupa tinggalin jejak biar semangat nulisnya nih

Pukul setengah 8 Senja, Fajar dan Faja sudah berada di dalam mobil untuk mengantarkan Faja terlebih dahulu ke sekolah baru mereka.

Sejauh ini setelah kejadian kemarin, Senja tiba-tiba saja menjadi banyak diam dan banyak melamun. Tidak lupa ia sering berhisteris tanpa sebab membuat Faja dan Fajar kembali was was. Semalam pun ketika Faja berada bersama Senja, tanpa pengetahuan Faja Senja sudah mulai melukai dirinya sendiri pukul 1 malam dini hari.

Dan sekarang ini, Senja juga sedang dalam keadaan melamun. Sudah beberapa kali Fajar memperingatkan untuk Senja selalu berada di alam sadar namun saking lelahnya ia memberi peringatan tetap saja Senja mengulanginya, tidak ada dari Fajar dan Faja yang berani menganggu karena takut Senja akan meledak kapan saja seperti kemarin.

Tiba tiba sengatan kecil kembali menyerangnya tanpa mengena waktu dan tempat, sebisa mungkin Senja berusaha menahan ringisannya dengan menggigit kencang bibir dalamnya agar Fajar dapat mengemudi dengan fokus.

ZRATS

"Kenapa kamu melakukannya?"

Seorang laki laki yang tampak berusia 32 tahun tampak tertunduk malu, "Maaf ayah, aku hanya tidak bisa menahannya lagi,"

Brak

"APA APAAN INI? TANPA SADAR kamu menjatuhkan martabat ayah sebagai kepala keluarga, mereka melihat ayah sebagai orangtua yang gagal mendidik anak mereka," Ujar orangtua itu yang tadi menyentak namun karena merasa sesak yang sudah merembet ke seluruh jiwanya membuat nadanya memelan.

"Aku memiliki perasaan yang sangat dalam ke dia Ayah," Bela orang itu.

"Tidak selagi kamu mau berpisah dengannya,"

Laki laki itu memandang ayahnya kecewa, "Aku kecewa dengan Ayah, tidak bisakah Ayah sesekali menghargai keputusanku sekali saja?" Tanyanya.

"SEKALI TIDAK YA TIDAK!"

"Yasudah kalau itu mau Ayah, aku akan pergi dengan dia,"

"ASAL KAMU TAU NAK KAU AKAN MENYESALINYA KELAK KALAU KAU MASIH BERSIKUKUH MEMBAWANYA!"

"Aku tidak peduli,"

"SELAMANYA AKU TIDAK AKAN MENGAKUIMU SEBAGAI ANAKKU!"

ZRATS

"KYAAAAAA!" TERIAK Senja saat kembali ke alam sadar, membuat Fajar dengan siap mengerem mobilnya mendadak.

CITTT

Mendengar teriakan seketika dari Senja, Fajar segera terbelalak kaget dan memegang kedua lengan atas Senja tanpa sadar, "Kenapa Ca? Makanya kurang kurangin ngelamun," Peringatan Fajar melihat Senja cemas.

"Tadi Fa! Gue liat ada anak sama ayahnya berantem! Lo liat kan?!" Ujar Senja dengan nada terburu buru, berusaha meyakinkan Fajar tentang apa yang ia lihat.

"Lo liat kan Fa?! Mereka sama sama bertengkar, gu-"

Merasa sikap Senja yang sudah mulai kelewatan, Fajar sebisa mungkin menahan sabarnya yang hampir menipis. Namun kali ini saat mendapat serbuan pernyataan membuat Fajar sedikit pusing mendengarnya.

"CUKUP CA CUKUP! LO CUMAN HALUSINASI!" Gertak Fajar membuat Senja terdiam. Kini resah Senja berubah dengan ketakutan membuat badanya bergetar ketakutan melihat Fajar yang amarahnya memuncak.

"Ca? Ke-kenapa lo jadi takut sama gue?" Tanya Fajar melihat tubuh Senja bergetar ketakutan.

"Kak sadar kak! Kak Senja kenapa jadi gini?"

LAUTAN LASHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang